Pukul 03.55
"YANG GAK BANGUN GUE SIRAM PAKAI AIR PANAS!"
Ceklek!
"Krkkkk... Krkkkk..."
Athalas menendang kaki Bagas yang tengah tertidur pulas. Suara gertakan gigi itu berasal dari Bagas dan Aron. Dilihatnya Bagas yang sudah mulai bergerak, menggaruk-garuk perutnya. "Ham, lo bangunin dah mereka. Terserah mau diapain kek, lah! Lo tendang, injek, sumbat hidungnya juga gue gak peduli. Asalkan jangan lo bikin mati aja," ujar Athalas pada Abraham disebelah.
Athalas keluar dari kamar kebencian dan langsung menuju kamar yang paling pojok a.k.a kamar zombie. Athalas mendelik karena saat Athalas membuka pintu kamar itu, mereka semua sudah bangun dan sedang bermain ponsel. Hal ini sangat patut dibanggakan.
"Lo pada bangun dari jam berapa?"
"Setengah empat." jawab Zafran.
"Kesambet setan apa?"
Thander tertawa, "Kurang hebat apa penghuni kamar ini?" tanyanya dengan percaya diri. "EMANG KAMAR SEBELAH YANG SUSAH BANGET DIBANGUNIN!" teriak Thander sampai terdengar oleh penghuni kamar sebelah.
"HALAH BACOT!" teriak Bagas dari ruang tamu.
"Biasanya kan alarm di handphone lo semua berasa gak guna. Terus bangunnya pake apaan?" tanya Athalas penasaran.
Pano tersenyum puas dan mengambil suatu benda di atas nakas—jam weker digital yang baru dibeli Pano dua hari yang lalu saat pergi ke mall. "Pake ini donggggg," ucap Pano sombong.
Athalas tertawa, "Bagus, berarti mulai sekarang gue, Abraham sama Chuang gak perlu bangunin lo semua."
"Udah cepet mandi terus pada makan. Jangan sampe pingsan aja lo nanti pas tanding bikin malu! Noh, si Alpret sama Aron lagi bikin makanan di dapur," ujar Athalas lagi.
"Hah? Sumpah lo, Las?" ujar Thander kaget. "Si bangsat pasti masaknya cuman telor mata sapi sama indomie," dumel Thander yang langsung pergi menuju dapur. "Gue gak mau makan itu lagi. Gue bosen. Gue mau sesuatu yang baru," gerutunya di sepanjang jalan.
"BIASANYA JUGA MAKAN NASI PAKE KERUPUK!" sarkas Athalas galak.
***
"Udah hadir semua, kan? Gak ada yang ketinggalan?"
Rezon begitu sibuk menghitung jumlah anggotanya. Jumlah mereka tidak banyak karena anggota cadangan pun diisi oleh mereka sendiri. Misalnya anggota cadangan tim basket merupakan anggota tim voli, begitu juga sebaliknya. Jika kemarin dikatakan hanya memakan gaji buta, tetapi di hari ini lah, Rezon akan menjadi pelatih yang sebenarnya. Pelatih yang bertekad membawa kemenangan di tim nya.
Para anggota tim menggunakan seragam tim nya sedangkan Neska mengenakan baju Winda yang baru diberikan tadi pagi. Sekarang sudah pukul tujuh dan waktunya untuk berangkat. Satu persatu dari mereka masuk ke dalam bus milik sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Athalas
Teen Fiction"Cantik doang nggak akan gue kejar. Lo menarik baru gue kejar." Athalas Ganendra, cowok super duper cuek mampus dengan segudang prestasi di SMA Tunas Bangsa. Mulai dari akademis sampai non akademis pun disikat habis olehnya. Lelaki idaman yang tidak...