36. Pangkat

1.4K 77 2
                                    

[Happy 7k pembaca]

***

"Kita berdua di mobil aku."

Sebuah bola voli jatuh tepat di hadapannya. Satu detik kemudian, barulah Neska tersadar dari lamunannya. Syenn datang dan langsung mendorong Neska hingga mundur beberapa langkah, "MATA LO DIMANA?! LO SENGAJA YA BIAR KITA KALAH?!" bentak Syenn.

Ngeselin! Karena ucapan Athalas tadi Neska jadi tidak bisa fokus. Maksutnya apa coba dia bilang gitu?! Neska berkali-kali minta maaf pada Syenn dan teman-temannya karena itu murni kesalahannya sendiri. Syenn makin dibuat kesal karena Rezon tampak tidak peduli. Biasanya, siapapun yang melakukan kesalahan akan dimarahi habis-habisan, tetapi kenapa Neska tidak?

"Kalau lo berniat buat kita kalah mendingan lo gak usah ikut main!" bentak Kamila kasar.

"Dari set pertama udah berapa kali lo ngelakuin kesalahan? Poin kita gak bertambah karena kesalahan yang lo buat dari awal." ujar Gebbi menambahkan.

Aleta berdiri di samping Gebbi, "Kayaknya dari awal lo emang niat mau bikin tim kita kalah. Lo lihat papan skor. Dua angka lagi mereka menang."

"Gue kasih tau sama lo ya, Nes. Dari kemarin gue sabar banget kalau lo deketin Athalas terus. Itu semua bukan karena gue udah rela biarin lo kecentilan sama Athalas tapi karena gue gak mau mood gue jadi rusak di pertandingan," ujar Syenn.

"Iya, maaf. Gue tadi lagi mikirin sesuatu. Gue bakalan main yang bagus."

Neska menoleh ke Athalas yang tengah melihat ke arahnya juga. Tatapan laki-laki itu terlihat kesal. Neska mendengus. Ini karena kamu tau!

***

Pertandingan akhirnya di menangkan oleh tim Syenn dan Neska dengan tiga set. Neska memperbaiki kesalahannya di set terakhir. Entah kenapa, Neska sama sekali tidak senang. Mungkin karena ia sudah tau bahwa setelah ini mereka akan melawan SMA Angkasa di pertandingan final.

Setelah bersalaman dengan lawannya, Neska pergi menghampiri teman-temannya yang duduk di tribun. Athalas dan yang lainnya sudah tidak ada disana. Neska bertanya, "Pada kemana semua?"

"Pas lo masuk ke set ketiga, mereka semua pergi ke lapangan basket," jawab Kalin.

"Hasna kemana?" tanyanya lagi.

"Biasa, nontonin pertandingan Alpret di lapangan outdoor."

"Sendirian?"

"Iya, katanya gapapa kalau dia sendirian,"

"Atuh, mau gimana? Para doi kita aja tandingnya di lapangan indoor. Kan cuman voli cowok sama basket cewek doang yang diluar," ujar Maura.

Neska manggut-manggut paham. Mereka bertiga berjalan ke lapangan basket yang tak jauh dari tempat mereka saat ini. Saat memasuki area pertandingan basket putra, mereka dibuat terkejut karena ramai sekali disana. Sumpek. Itu yang mereka rasakan.

Panitia acara terlihat sibuk berlarian kesana kemari. Neska memimpin jalan dan membelah keramaian. Raut wajah ketiga perempuan itu langsung kecewa karena ternyata pertandingannya sudah berakhir. Athalas dan kawan-kawannya juga sudah pergi dari sana.

"Yah! Udah kelar," celetuk Maura.

"Ck! Terus mereka semua pada dimana sekarang?" tanya Kalin kecewa. "Kenapa bisa cepet banget? Terus siapa yang menang?" tanyanya lagi.

Neska sepaham dengan Kalin. Ia juga bingung kenapa pertandingan itu bisa cepet selesai. Lalu siapa yang menang? Itu yang Neska ingin cari tau.

"Anak SMA Bintang emang selalu suka cari masalah ya."

AthalasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang