55. Dia Yang Memiliki Kuasa

1.8K 101 38
                                    

"Darimana saja kamu? Apa kamu lupa kalau malam ini—"

"Anda gak perlu tau,"

"ATHALAS!!!" teriak Arya.

"Sudah, Pa. Kamu tidak boleh marah-marah. Athalas baru aja pulang sekolah," ucap Clara menenangkan.

Arya mendengus. "Duduk kamu, Athalas,"

Athalas melirik Clara yang menatap dirinya dengan wajah memohon. Tatapan itu membuat hati Athalas luluh. Ia menuruti perintah ayahnya dan duduk disofa ruang tamu. Athalas sudah tau apa yang akan dibicarakan ayahnya ini.

"Nanti malam bersiaplah untuk datang ke acara ulang tahunnya. Jangan buat keributan kali ini Athalas," ujar Arya.

Kepalan tangan Athalas semakin kuat. Ia meremas celana sekolahnya. "Papa..." panggil Athalas. "Sebenarnya... APA YANG PAPA MAU DARI ATHALAS?!" teriaknya lalu mengambil sebuah guci mahal yang dibeli keluarganya saat berlibur di Dubai dan melemparnya ke lantai. Guci itu pecah bersamaan dengan teriakan Clara yang terkejut.

"ATHALAS—" ucapan Arya terhenti. Pria itu memegang dadanya yang terasa nyeri. Ia perlahan mundur dan duduk kembali di sofa. Arya berusaha mengatur pernapasannya.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya Clara pada Arya. "Kamu masih tidak boleh berbicara dengan nada yang keras."

Athalas mengernyit mendengar ucapan Clara. "Athalas gak butuh papa. Athalas udah biasa hidup sama Mama dan Kyla," setelah itu ia mengambil tasnya dan pergi masuk ke kamarnya meninggalkan Arya dan Clara yang masih berdiam diri di ruang tamu.

"Kamu harus membujuk Athalas agar anak itu mau datang nanti malam, Ma," ucap Arya.

"Aku sudah bilang kita tidak perlu melibatkan dia. Aku sungguh tidak masalah jika harus kehilangan—"

"Ma, kamu tenang saja. Aku akan mendapatkan kembali perusahaan kita. Hanya perusahaan yang bisa kita jadikan warisan kelak untuk Athalas dan Kyla agar mereka bisa hidup berkecukupan."

"Tapi..."

"Setidaknya sampai mereka menikah dan Athalas akan mendapatkan kembali apa yang seharusnya jadi miliknya. Perusahaan keluargamu itu sangat berharga."

"Baiklah, aku akan mencoba membujuknya,"

***

Neska?! Ba-bagaimana dia bisa ada disini?!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Neska?! Ba-bagaimana dia bisa ada disini?!

"Neska?! Lo ngapain— Oh! Jangan bilang kalau Raveen's Cake milik keluarga lo?" tanya perempuan itu.

Neska masih terdiam menatapi Athalas. Begitu sebaliknya dengan cowok itu yang ikut terdiam. Kedua mata mereka saling menatap satu sama lain tetapi enggan untuk membuka suara. Hatinya kembali sakit melihat Athalas bersama dengan perempuan itu. Syenna Rosalie, putri dari pria berkacamata yang bernama Irwan Bhakara Rosalie.

"Kalian sudah datang ya. Sini duduk," ucap Irwan lembut pada Athalas dan Syenn.

Pandangan Neska kosong. Ia berbalik, "Saya pikir tugas saya sudah selesai—"

AthalasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang