22. Ambisi Untuk Menang

1.6K 76 28
                                    

[HAPPY 2K PEMBACA]
༼ つ ◕‿◕ ༽つ
🅷🅰🅿🅿🆈 🆁🅴🅰🅳🅸🅽🅶!

°°°

Pelajaran kembali berlangsung. Neska sangat gelisah selama pelajaran. Apapun yang diterangkan oleh guru berbaju batik itu sama sekali tidak bisa masuk ke otak Neska. Pikirannya dibuat kacau. Ia memang salah merendahkan tim Syenn didepan Athalas dan teman-temannya. Seharusnya ia tau bahwa Athalas akan membela perempuan itu.

"Nes, lo kenapa, sih?" bisik Maura.

Neska tidak menggubris. Tangannya masih sibuk memijit keningnya. Ia sangat pusing. "Nes! Lo diliatin terus dari tadi sama Pak Juki." bisik Maura sekali lagi

"ADUH BERISIK BANGET!"

Deg! Mampus. Neska kelepasan.

"Gobloknya keluar kan, si Neska." gerutu Maura.

"Ada apa, Neska? Kenapa kamu teriak-teriak?"

Neska gelagapan sampai keringat dingin. "Maaf, Pak. Saya sedikit pusing."

"Oh pusing? Kalau begitu silahkan maju kedepan dan kerjakan dua soal yang ada di papan tulis." ujar Pak Juki. "Kalau kamu bisa mengerjakan dengan benar, saya beri izin kamu pergi ke UKS untuk beristirahat."

Sungguh ini peluang Neska untuk kabur dari pelajaran. Walau harus mengerjakan soal terlebih dahulu. Tetapi karena soalnya mudah, ia bisa mengerjakan dengan cepat. "Oke, kamu boleh pergi ke UKS."

Neska menoleh menatap tiga teman-temannya yang sangat iri. "Bye!" ucapnya tak bersuara lalu keluar dari kelas. Ia tidak tau harus kemana jadi mending pergi ke UKS saja tidur dan menenangkan pikirannya.

Saat ia membuka pintu UKS sudah dikejutkan dengan seorang lelaki yang terbaring santai sambil bermain handphone. Neska menghela napasnya malas. "Kak Rezon ngapain disini? Bukannya kakak harus ngelatih?"

"Sstttt! Tutup pintunya. Jangan sampai ada orang yang lihat." bisik Rezon. Benar-benar makan gaji buta.

Neska menutup pintu UKS dan ikut berbaring di tempat tidur sebelah. Baru saja ingin memejamkan matanya, Rezon malah mengajak ngobrol. "Sorry, gue gak bilang dulu kalau tandingnya di sekolah lama lo."

"Gak apa-apa. Mungkin lebih baik gue gak tau sampe hari H."

"Nes, gue milih lo bukan sengaja buat ketemuin lo sama mantan tim lo. Tapi karena cuman satu-satunya lo yang bisa bantuin timnya Syenn. Lo pinter cari strategi, berbakat, taktik permainan lo semuanya bagus dan gue tau banget hal itu."

"Iya, paham."

"Ngomong-ngomong, lo lagi deket sama Athalas, Darel tau gak?"

"Kak Darel gak tau sama sekali kalau gue lagi deket sama cowok. Emangnya kenapa?" tanya Neska.

Rezon manggut-manggut. "Ya gak apa-apa, sih."

"Udah sana ngelatih. Makan gaji buta banget lo!" usir Neska.

"Ya Tuhan! Lo orang kedua yang ngatain gue makan gaji buta. Gue capek ngelatih mereka lagipula mereka udah bisa latihan sendiri. Gue aja bingung mau ngajarin apaan."

"Berisik! Ngoceh mulu. Gue mau tidur. Pergi sana!"

***

"Bang Rezon kemana? Kabur lagi tuh orang?" dumel Thander.

"Udah gue bilang dia mah makan gaji buta." jelas Chuang.

"Apa gue lulus jadi pelatih disini aja ye? Biar makan gaji buta juga. Lumayan tau." celetuk Emil.

AthalasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang