Extra part kali ini menceritakan semasa Neska masih bersekolah di SMA Angkasa (sekolah lamanya)
Lebih tepatnya dua hari sebelum kesalahan fatal yang mengharuskan dirinya untuk pindah sekolah
Artinya disini Neska belom kenal Athalas maupun Cavella. Bahkan, Maura pun udah pindah sekolah
HERE WE GO!🔥
SELAMAT MEMBACA🪅
***
"Pada dasarnya ucapan seorang sahabat benar adanya. Hanya saja terkadang telinga seakan-akan tuli."
"DOR!"
"Ih bikin kaget aja! Kenapa sih ngagetin mulu?"
"Abisnya lo gemesin. Gue gak kuat liatnya," ucap Vian seraya mencubit pipi chubby gadis itu.
"Gakuku. Ganana," seru Arga lebay.
"Nes, bagi yak! Gue males pesen. Lama nunggungnya," celetuk Zidhan lalu menusuk bakso milik Neska dengan garpu tanpa menunggu persetujuan yang empunya.
"Bagi minuman lo dong, Nes. Haus gue ngoceh mulu daritadi abis presentasi pelajaran Pak Yono," ucap Regan yang langsung menyeruput es teh.
"Ck! Lo semua kebiasaan dah. Itu kan makanan Neska," tegur Vian.
"Gapapa, Vian."
Zidhan langsung menjulurkan lidah, "Wleee! Neska aja gak masalah."
Dalam sekejap meja kantin yang berada di pojokan itu sudah terisi dengan kehadiran Vian, Chiko, Zidhan, Arga dan Regan. Meja yang menjadi milik aeros dan tidak ada satupun yang berani duduk disana.
Sebelumnya Vian tidak pernah melarang siapapun untuk duduk dimeja itu. Hanya saja, pernah ada sekumpulan siswa yang duduk disana dan malah menggoda Neska sampai membuat gadis itu tidak nyaman. Neska memang suka duduk disana karena tempat itu dekat dengan kipas angin.
Sepele. Tetapi tetap saja Vian tidak suka. Sampai akhirnya laki-laki yang menjabat sebagai ketua Aeros menerbitkan larangan. Barang siapa yang menduduki kursi tersebut, maka akan berurusan dengan Yovian Ainslie.
Sepenting itu Neska dimata Vian.
"Kalau misalnya suatu saat gue nggak bareng lagi sama kalian, kalian bakalan sedih nggak sih?" tanyanya tiba-tiba.
Mereka semua langsung menoleh ke arah Neska. Menatap sahabatnya itu dengan pandangan bertanya-tanya.
"Ngomong apaan sih?" dumel Vian.
"Nanya aja. Emang gak boleh?"
Vian terdiam sedangkan Neska menunggu jawaban yang lain.
"Sedih lah, Nes. Kita aja kemana-mana sama lo terus," ujar Arga.
"Iya bener. Kita aja sedih apalagi Vian," celetuk Chiko diikuti anggukan Regan dan Zidhan. "Bisa busuk mulutnya nggak ngomong sama lo."
Vian masih diam menunduk, enggan menoleh. Cowok itu sibuk berkutat dengan ponselnya.
"Sorry telat guys."
Neska menoleh ke arah datangnya suara, ternyata Galang baru saja datang dengan seorang perempuan.
"Aku gabung boleh ya?" tanya perempuan disebelah Galang.
Bagaimanapun mereka tau bahwa Neska membenci perempuan itu, begitu juga Aeros.
"Nggak. Nggak ada tempat buat lo. Disini cuman sisa 1 tempat," jawab Arga.
"Kok gitu sih? Itu masih bisa dua orang loh, Ga." Jawab Lora.
KAMU SEDANG MEMBACA
Athalas
Fiksi Remaja"Cantik doang nggak akan gue kejar. Lo menarik baru gue kejar." Athalas Ganendra, cowok super duper cuek mampus dengan segudang prestasi di SMA Tunas Bangsa. Mulai dari akademis sampai non akademis pun disikat habis olehnya. Lelaki idaman yang tidak...