20. Bianglala

2.1K 98 14
                                    

༼ つ ◕‿◕ ༽つ
🅷🅰🅿🅿🆈 🆁🅴🅰🅳🅸🅽🅶!

°°°

Sore itu, markas sangat sepi hanya ada beberapa orang saja disana. Setelah selesai latihan, mereka berpencar—ada yang kerja kelompok, pergi ke acara keluarga sampai ada yang disuruh mamanya pulang karena terlalu sering pulang malam.

Athalas duduk manis sambil bermain PS5 dengan Abraham sedangkan Thander dan Emil sedang menonton The Penthouse Season 2 yang baru saja update. Emil sudah teracuni oleh Thander yang selalu marah-marah saat menonton drama Korea itu.

Bagas baru saja keluar dari kamar mandi, "Gue bingung dari kecil sampe sekarang, kenapa gue gak pernah keserupan ya? Apa jangan-jangan gu--"

"Lo setannya." potong Pano.

"Sialan!" Bagas melemparkan handuk tepat di wajah Pano. Cowok itu marah dan akhirnya mereka berantem lagi. Mereka berdua bagaikan Tom&Jerry.

"Chuang pergi kemana, dah? Akhir-akhir ini perasaan ngilang mulu walaupun cuman sebentar." tanya Athalas di sela permainannya dengan Abraham yang semakin sengit. Mereka berdua sedang bermain game yang dimainkan Athalas bersama Neska sebelumnya.

"Lagi ada urusan katanya tapi gak tau dah urusan apaan, dia gak bilang." jawab Thander.

"Lo kalah mulu, Ham! Males gue." omel Athalas.

"Dikacangin gue sial." ucap Thander pelan.

"Jih bangke!" Abraham melempar joystiknya ke Pano. "Nih, lo aja yang lawan Athalas. Kalah mulu gue."

Pano bertukar tempat dengan Abraham. Tidak lama kemudian, Athalas kembali mendumel karena Pano kalah melawannya. Pano emosi, kenapa Athalas harus marah? Kan dia yang menang.

"Lo kenapa, sih? Lo yang menang kok lo yang marah!" gerutu Pano.

Athalas berdecak. "Ck! Thander, sini lo!"

"Bentar, tanggung."

"Cepet!"

"Sabar anjing! Nanggung!"

Athalas mendengar suara ingus yang ditarik ulur. Ia menoleh ke Thander. Athalas sangat ingin memukul kepala sahabatnya itu. Thander menangis tersedu-sedu sambil mempelototi layar MacBook. "Hiks... Hikss..."

Pano, Abraham dan Bagas sampai menggeleng-geleng heran melihatnya. Thander menangis sedangkan Emil memasang wajah serius sampai dahinya mengkerut, bola matanya membulat.

"Lo gak berhenti nangis. Sumpah gue keluarin lo dari Cavella, anjing!" bentak Athalas.

"Panik gak? Panik gak? Panik gak? Panik lah! Masa enggak." celetuk Bagas.

Thander menatap Athalas. Ia masih sesegukkan. "Logan meledak, Las. HUAAAAAAAA!"

"Logan siapa lagi, anjir." ucap Pano pelan.

"Itu yang di film The Penthouse." jawab Abraham.

"Hah? Lo nonton juga?"

"Gak, Kalin yang suka nonton itu."

"Goblok! Udah putus kok masih chattan."

"Iri aje lo."

Athalas menyugar rambutnya. Ia berdiri dan mengambil jaketnya lalu pergi dari markas secepat mungkin sebelum ia berniat menghabisi Thander.

***

"Ra, tadi gue ketemu Kak Rezon disekolah."

"Rezon?"

AthalasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang