41. Teropong Bintang

1.6K 75 13
                                    

"Males pulang kenapa?"

"Gak ada orang dirumah. Eden lagi camping di sekolah dan orangtuaku gak pulang lagi hari ini. Aku sendirian dirumah,"

Athalas berdecih, "Kode?"

"Kode?" tanya balik Neska. Mereka berdua sedang ada di dalam mobil.

TUK! TUK! TUK! Syenn mengetuk kaca jendela mobil dari luar. "Las, kamu bisa anter aku pulang gak? Soalnya supir aku lagi cuti."

Mendengar ucapan Syenn, Neska langsung memalingkan wajahnya ke arah lain. "Gak bisa, gue udah ada janji sama Neska. Ya kan, sayang?" jawab Athalas melirik Neska sambil tersenyum.

Neska melotot-tak bisa menjawab apa-apa. Syenn kesal dengan jawaban Athalas. Terutama kata terakhir. Sayang? Syenn tertawa pelan. Athalas bercanda kan?

Athalas tersenyum. Cowok itu menghidupkan mesin mobil lalu menancap gas pergi dari parkiran sekolah tanpa melirik Syenn sedikitpun.

Perempuan yang sedang berdiri diparkiran itu membanting ponselnya ke aspal sampai hancur. "Semua karena lo, Nes. Dasar pengganggu! Gue gak bisa biarin lo lebih lama lagi disekolah ini,"

***

Di sepanjang jalan, Neska terus memikirkan keadaan Vian dan anggota aeros lainnya. Takut terjadi sesuatu pada mereka. Ia sudah mengirim pesan pada Vian tetapi cowok itu belum membalas. Mungkin sedang istirahat. Pikirnya.

Seketika Neska tersadar dari lamunannya saat mobil Athalas berhenti. Neska celingak-celinguk. Ini bukan kawasan rumahnya. "Turun," ujar Athalas.

Neska melongo, melihat rumah yang sangat besar nan mewah bak istana. Athalas masuk kerumah itu. Neska yang masih terkejut langsung berlari menyusul Athalas. "Ini rumah siapa?"

Athalas tidak menjawab. Ia menunjuk sebuah bingkai foto dengan dagunya. Seperti yang Neska duga. Rumah besar ini milik keluarga Athalas. "Kenapa kamu bawa aku kerumah kamu?" bisik Neska.

"Tadi katanya gak mau pulang,"

"Ya bukan berarti harus kerumah kamu dong,"

"Terus kemana?"

"Wah, udah sampai dirumah ya. Pantesan mama dengar ada suara bisik-bisik," ucap Clara.

"Eh, ada tante. Halo, Tan, apa kabar?" Neska sedikit membungkuk memberi salam pada Clara yang menghampiri mereka.

Clara tersenyum, "Baik dong. Oiya, tante mau tanya. Dari kemarin tante buat brownies tapi kok gak pernah jadi ya? Padahal udah pakai resep dari kamu,"

"Oh ya? Hmm... Tapi itu resep yang sering aku buat kok, Tan."

"Aduh, kenapa gak jadi ya? Tante tuh suka banget sama brownies buatan kamu makanya mau coba bikin sendiri. Ini tante sekarang lagi nyoba buat lagi,"

Neska langsung bersemangat jika berurusan dengan masak memasak, "Gimana kalau aku bantu, tan?"

"Harus banget malam-malam gini?" tanya Athalas lalu melirik Neska disampingnya, "Emang gak capek?"

"Gak kok, aku gak capek," jawab Neska.

"Baru jam 8," jawab Clara lalu menoleh ke Neska, "Kamu hari ini nginap aja disini, ada kamar kosong diatas. Kamu bisa pakai ruangan itu," ucap Clara lagi.

"Tapi, Tan-"

"Katanya gak mau pulang," celetuk Athalas.

Neska menoleh cepat, "Ck! Engga kok!" ujarnya sambil menyiku lengan Athalas.

"Mau ya?" pinta Clara.

Neska tidak enak jika harus menolak permintaan Clara. Apalagi ia tau bahwa Clara sedang sakit jadi tidak ada salahnya membuat perempuan itu senang. Neska manggut-manggut. Clara membalasnya dengan senyuman lalu mengajak Neska ke dapur. "Kamu bantuin juga kan, Athalas?" tanya Clara.

AthalasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang