44. Bayangan Masa Lalu

1.6K 79 33
                                    

"BISA GAK LO SEHARI AJA GAK BIKIN MASALAH DISEKOLAH INI?!"

"BUKAN AKU YANG BIKIN MASALAH TAPI SYENN! ORANG YANG KAMU BONCENG TADI PAGI!"

Athalas dan Neska sedang ada di lapangan indoor. Beruntungnya, tidak ada murid yang sedang olahraga disana sehingga mereka bisa leluasa bertengkar. "Gue paling benci sama cewek yang suka buat onar,"

Neska terpaku mendengarnya. Athalas kembali berucap, "Perlu gue ulang omongan gue?" tanyanya. "Gue paling benci sama cewek yang selalu buat masalah di setiap harinya. Nyusahin aja tau gak?" ucapnya penuh penekatan disetiap kata.

"Minta maaf sama Syenn sekarang, minta dia bantu lo buat batalin surat itu. Kalau harus berlutut didepan dia, mendingan lo lakuin aja," ujar Athalas membuat Neska melotot padanya.

"Gak. Kali ini aku gak bisa turutin kemauan kamu. Sebenarnya apa yang bikin kamu selalu pengen aku ngalah terus dari Syenn? Kamu gak bisa apa sedikit aja belain aku, Las?"

"Kenapa bisa ada rokok di tas lo?" tanya Athalas menghiraukan pertanyaan Neska.

"Gebbi yang taruh rokok itu di tas aku,"

"Terlalu banyak alasan. Cepat minta maaf sama Syenn sana,"

Neska kaget. Athalas sudah terlalu banyak menyuruhnya untuk minta maaf. "Sekali aku bilang gak berarti gak. Lagipula kenapa kamu marah? Yang dapet SP aku bukan kamu. Kamu takut nama kamu jadi tercoreng gara-gara aku gitu ya?"

"Iya,"

Mata Neska memerah menahan air mata agar tidak jatuh. "Sikap kamu aneh. Kadang baik, kadang romantis, tapi kadang emosian. Apa sikap kamu kayak gini ke semua orang?" ucap Neska. "Kamu bilang kamu itu benci sama cewek yang suka bikin masalah, kan? Kamu juga bilang aku nyusahin. Aku gak akan marah sama kamu karena semua itu memang benar."

Athalas terdiam. Cowok itu masih mendengarkan ucapan Neska. "Kamu pikir aku mau punya masalah kayak gini? Aku bersumpah kalau aku gak ngerokok dan aku gak mukul Syenn. Mereka semua yang jebak aku karena mereka ingin aku keluar dari sekolah ini. Kamu aja gak percaya sama aku. Terus aku bisa apa? Aku bersyukur ditolong sama Kenzo, kalau gak ada dia hukuman aku-"

"Selain nyusahin gue ternyata lo nyusahin orang lain juga ya?" Athalas menyeringai. "Pantesan lo belain dia tadi,"

Neska menghela napas. "Kamu lagi PMS, ya?" Ia malah berusaha mencairkan suasana. Ia ingin secepat mungkin mengakhiri pertengkaran ini walau sedari tadi menahan sakit karena ucapan Athalas yang begitu menusuk hatinya.

"Gue lagi gak bercanda,"

Neska kembali menghembuskan napasnya sebal karena Athalas masih saja membahas, "Oke!" teriak Neska. "Aku bakalan minta maaf. Tapi sama kamu hehehe," ucap Neska cengengesan. "Maafin aku yaaaa," rengek gadis itu. "Janji deh gak akan gitu lagi. Tapi kalau aku kena jebak lagi sama Syenn, kamu bakalan bersikap kayak gini lagi? Kamu gak akan pernah belain aku?"

"Gak usah berharap banyak. Gue bukan siapa-siapa disekolah ini,"

***

"Athalas ngomong apa sampai lo manyun kayak gitu?" tanya Maura.

Neska melempar bola basket ke ring. Ia berdecak saat bola itu mengenai pinggir ringnya. Ucapan Athalas masih terngiang-ngiang dikepalanya. Ia juga belum meminta maaf pada Kenzo sekaligus mengucapkan terimakasih. "Nes, lo kenapa?" tanya Kalin.

"Cerita sini sama kita bertiga," ujar Hasna.

"Gapapa. Gue lagi gak mood aja," setelah mengatakan itu, Neska pergi keluar dari lapangan indoor sendirian tanpa mengajak ketiga temannya.

Kalin dan Hasna ingin mengikuti dari belakang tetapi Maura menahannya, "Mungkin dia butuh waktu sendiri,"

Neska duduk di tangga. Apa yang harus ia katakan pada kedua orangtuanya tentang surat peringatan ini? Pasti mamanya akan marah besar. Entah apa yang dilakukan mamanya itu jika tau bahwa surat peringatan ini merupakan yang kedua kalinya.

AthalasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang