43. Surat Peringatan Dua

1.5K 83 8
                                    

Pukul lima pagi, Neska sudah berangkat. Bukannya pergi ke sekolah, perempuan itu malah berniat menuju rumah Athalas. Dari semalam, ponsel Athalas tidak dapat dihubungi. Pesannya juga tidak dibalas. Neska khawatir terjadi sesuatu, oleh karena itu ia pergi kerumah Athalas untuk mengecek keadaan laki-laki itu sekaligus datang ke sekolah bersama-sama.

Neska menekan tombol bel rumah Athalas. Menunggu beberapa menit didepan sebelum akhirnya pagar rumah itu dibukakan oleh seorang lelaki bernama Pak Amar. "Athalasnya ada, Pak?"

"Athalas baru aja berangkat. Kamu telat beberapa menit."

"Pagi-pagi gini udah berangkat, Pak?" tanya Neska bingung.

"Iya. Emangnya Athalas gak bilang sama kamu?" tanya balik Pak Amar, supir pribadi keluarga Ganendra.

Neska terdiam sejenak. Apa Athalas memang selalu berangkat sepagi ini? Tidak mungkin, ia selalu melihat Athalas datang ke sekolah mendekati bel masuk. Lantas cowok itu pergi kemana? "Yaudah deh, Pak. Kalau gitu Neska pamit dulu ya mau berangkat ke sekolah. Makasih, Pak Amar."

"Mau dianterin gak? Sekalian bapak mau anterin Kyla sekolah juga,"

"Gak usah, pak, makasih," setelah mengucapkan itu, Neska melangkahkan kakinya pergi menjauh. Sudah susah payah untuk datang kesini, tetapi Athalasnya gak ada. Neska mengeluarkan sisa duitnya. Tersisa lima belas ribu saja. Neska menghitung-hitung, akan lebih hemat jika ia pergi ke sekolah menggunakan angkot. Hanya butuh lima ribu saja. Iya lima ribu meskipun ia harus berdesakan dengan orang-orang yang bau badannya sangat harum.

***

"Kiri, Bang!" teriak Neska lalu memberikan selembar uang lima ribu.

"Kurang, Neng. Enam rebuuuuu. Masa cuman goceng, tadi kan muter dulu,"

Neska memberikan tatapan kesal. Gak ada yang suruh muter padahal. Palingan itu hanya akal-akalan abang angkot saja agar mendapatkan lebih banyak uang. Buru-buru ia menambahkan dua keping uang logam lima ratus rupiah. Setelah diterima, barulah angkot itu pergi dari hadapannya.

Baru saja Neska masuk kedalam gerbang sekolah, ia sudah dikejutkan dengan kedatangan Athalas dan Syenn. Neska langsung menghentikan langkahnya dan memperhatikan motor ninja Ahalas yang berhenti di area parkir. Neska kira Athalas sudah datang sedari tadi tetapi nyatanya ia malah datang bersama Syenn.

Syenn menggandeng erat tangan Athalas dan cowok itu hanya diam sambil berjalan di koridor membuat banyak pasang mata yang melihat dan tidak sedikit juga yang melihat Neska. Seluruh sekolah sudah tau bahwa Athalas sedang mendekati dirinya, tetapi apa ini? Athalas malah berduaan dengan Syenn.

Yang membuat Neska semakin kecewa ketika Athalas menyadari bahwa Neska sedang memperhatikannya. Laki-laki itu tidak bereaksi sama sekali.

"Neska,"

Panggilan itu membuat Neska menoleh. Kenzo mendekat. Neska langsung mengubah ekspresi wajahnya seperti semula, "Iya?"

"Selamat ya atas kemenangan lo di pertandingan kemarin," ucap Kenzo.

"Thanks, Zo."

"Ngomong-ngomong, lo putus sama Athalas?" tanya Kenzo tiba-tiba.

Neska sedikit terkejut, "Putus? Gue gak pacaran sama dia,"

Kenzo manggut-manggut, "Bagus, deh, kalau gitu."

"Maksutnya?" tanya Neska.

"Gak, bukan apa-apa."

***

Neska memasuki ruang kelasnya yang sudah cukup ramai. Tanpa sengaja ia menabrak Gebbi sampai isi dari totebag yang dibawanya berserakan. Gebbi meminta maaf lalu membantu Neska merapikannya. "Gue gak sengaja,"

AthalasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang