29. Di Mobil

1.6K 83 6
                                    

"Aku harap kamu adalah obat dari lukaku selama ini." -Neska

Athalas memukul setirnya pelan sambil menghela napasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Athalas memukul setirnya pelan sambil menghela napasnya. Ia berdecak sebal. "Kemana, sih?! Udah tidur masa?" Athalas melihat jendela kamar Neska yang lampunya masih menyala pertanda gadis itu belum tidur seharusnya. "Chat gue gak dibales lagi. Ck!"

Sebuah mobil baru saja berhenti didepan gerbang rumah itu. Athalas memperhatikan dari jauh. Seorang perempuan dan laki-laki turun dari mobil membuat Athalas mengerutkan dahinya. Noval sama Neska? Oh, ternyata dia ketemuan sama Noval sehabis latihan.

Tidak lama kemudian, Noval kembali masuk ke dalam mobil setelah diusir Neska. Mobil hitam itu pergi tanpa melihat mobil Athalas yang terparkir tidak jauh dari rumah Neska. Athalas keluar dari mobil dan menghampiri perempuan itu, "Jadi lo pulang buru-buru karena mau ketemuan sama Noval dan baru pulang jam segini?"

"ASTAGA!" ucap Neska terkejut. "Ka-kamu ngapain disini?" tanyanya.

"Kenapa kaget gitu mukanya? Gara-gara keciduk sama gue?"

Mata Neska menatap ke arah lain—tidak berani menatap manik laki-laki itu. "Enggak, kok."

"Gue kira lo gak deket sama Noval, ternyata gue salah," ujar Athalas lagi.

"Noval cuman nganterin pulang doang. Kita gak sengaja ketemu waktu aku mau pulang. Habisnya kalau aku suruh kamu anterin pulang pasti kamu gak mau," sindir Neska.

"Gak usah banyak alesan. Gue kesini cuman mau ngasih lo ini. Nyokap gue suruh lo komentarin brownies bikinannya."

Neska membuka kotak makanan yang disodorkan dan mulai mencicipi. Athalas sebenarnya sedikit khawatir karena rasanya sedikit berbeda dengan brownies buatan Neska. Thander bilang enak karena laki-laki itu sangat rakus jadi apapun makanan dan bagaimanapun rasanya jika sudah masuk kedalam mulut Thander pasti ia akan mengatakan makanan itu enak walau belum terjamin rasanya.

Neska berhenti mengunyah membuat Athalas bertanya, "Kenapa?"

"Kayaknya tepungnya kebanyakan, deh soalnya agak keras gitu," ucap Neska. Ia mengeluarkan ponselnya dan terlihat mengetik sesuatu. "Itu aku udah kirimin resepnya."

Athalas manggut-manggut. "Kalau gitu gue balik,"

"EH TUNGGU!" Neska menahan tangan Athalas, "Buru-buru amat."

"Apa? Gue mau pulang. Mau istirahat,"

Athalas tidak mempedulikannya dan berjalan menuju mobil yang terparkir di dua rumah sebelum rumah Neska. Dengan sigap saat Athalas membuka pintu mobilnya, Neska malah ikut membuka pintu mobil sebelah dan langsung duduk didalam. "Lumayan buat ngadem,"

Athalas berdecak. "Lo mau ngapain?"

"Mau ngadem. Kamar aku belom di hidupin AC nya pasti masih panas jadi aku ngadem disini aja ya. Boleh kan? Boleh, dong."

AthalasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang