57. Pacar Baru

2K 83 20
                                    

"Noval kesini mau jemput Neska ya?" tanya Chika ketika membukakan pagar untuk Noval masuk.

Noval mengangguk lalu masuk kedalam rumah Neska. Ia duduk di ruang tamu sambil menunggu Neska siap untuk berangkat kesekolah. Noval mengedarkan pandangannya ke seluruh area rumah itu. Tidak lama kemudian Neska keluar dari kamar. Perempuan itu sudah siap dengan seragam dan tasnya.

Noval menyeringai, "Selamat pagi, sayang!"

"Sayang?!" celetuk Chika dari dapur. "Tante salah dengar? Calon adik tersayang maksut kamu?"

Noval hanya terkekeh lalu berpamitan untuk berangkat kesekolah bersama Neska. Saat didalam mobil, Noval langsung bertanya, "Semua keluarga lo udah tau tentang semalam?"

"Gue gak ceritain sama sekali."

Semalam Neska tidak mengatakan apa-apa pada Bara dan Eden. Ayahnya itu bertanya mengapa mata putrinya terlihat sembab, tetapi Neska memilih untuk tidak menjawab. Ia mengurung dirinya dikamar semalaman. Saat Chika pulang, mamanya itu bertingkah layaknya tidak terjadi apa-apa. Hal itu membuat Neska semakin kesal.

"Jadi sekarang kita pacaran, nih?" tanya Noval spontan.

"Ini semua terpaksa, lo jangan kegeeran."

Noval tertawa renyah, "Gue penasaran gimana reaksinya Athalas ketika dia tau kalau lo udah jadi cewek gue? Haruskah gue panas-panasin dia?"

"Gak usah sebut nama dia. Fokus aja sama rencana kita. Gue gak akan turutin rencana lo yang kedua itu. Jadi kita cukup berlagak pacaran aja didepan bokap lo dan nyokap gue."

"Kalau rencana kita gak berhasil?"

"Berhasil. Mereka mana mungkin tunangan kalau mereka tau kita pacaran."

Noval tersenyum puas. "Bisa aja mereka nekat. Disaat itu terjadi sebaiknya lo kasih tau gue kalau lo terima rencana yang kedua," ujar Noval tetapi Neska diam.

***

Neska menutup pintu mobil Noval ketika sampai di depan gerbang sekolah. Beberapa murid sudah mulai melihat ke arahnya. Neska maju selangkah tetapi terhenti. Noval menarik lengan perempuan itu untuk menghadapnya. "Apaan lagi sih?!" dumel Neska.

"Sebentar aja," bisik Noval ditelinga Neska. "Ada Athalas yang lagi lihatin kita,"

Mata Neska melotot. Ia menoleh ke sekeliling. Benar saja, ada Athalas didepan gerbang sekolah yang tengah menatap tajam ke arahnya. Neska meneguk ludahnya sendiri saat Athalas berjalan mendekat.

"Apa-apaan ini?" tanya Athalas dengan suara beratnya. "Ngapain datang ke sekolah bareng dia?"

Noval tersenyum lalu menunggu jawaban dari Neska. Perempuan itu tidak menjawab. Lantas Noval yang menjawab, "Dia—"

BUGH!!! Satu bogeman mendarat di rahang Noval sampai laki-laki itu terjatuh. "Gue gak ngomong sama lo!" ucap Athalas tajam.

Athalas menarik Neska untuk masuk kedalam sekolah. Neska berontak tetapi Athalas tidak peduli. Sepanjang jalan banyak pasang mata yang melihat mereka. Neska jadi sangat risih. "LEPASIN GAK!" teriaknya kesal.

Saat Athalas berhenti melangkah, Neska menarik tangannya kembali. Ia melihat bekas merah akibat dari cengkraman cowok itu. "Kenapa bisa bareng dia kesekolah?" tanya Athalas namun Neska tidak menyahut.

Lagi-lagi Athalas menahan Neska yang ingin masuk kedalam kelas, "Selagi aku nanya baik-baik, kamu mendingan jawab pertanyaan aku." Ucapan itu bagaikan ancaman di telinga Neska. "Kenapa bisa sama dia?"

"Dia siapa?" tanya Neska pura-pura.

"Neska," Athalas masih membujuk perempuan itu agar menjawab pertanyaannya. "Aku lagi gak mau diajak bercanda,"

AthalasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang