༼ つ ◕‿◕ ༽つ
🅷🅰🅿🅿🆈 🆁🅴🅰🅳🅸🅽🅶!"Seramai apapun upacara bendera, gue pasti tau doi yang mana."
***
Upacara. Ini pertama kalinya Neska mengikuti upacara disekolah barunya. Sudah hampir satu jam lebih, Pak Gunandar masih semangat sekali untuk menceramahi para siswa. Pembahasannya dimulai dari murid-murid yang suka terlambat, rambut yang tidak sesuai ketentuan, cara berpakaian dan masih banyak lagi.
Neska melirik kiri kanan. Kebanyakan dari mereka sudah menggoyang-goyangkan kaki yang pastinya pegal. Di barisan belakang, murid-muridnya semakin sepi karena diantara mereka berpura-pura pingsan sehingga bisa kabur dari upacara yang membosankan ini.
Terik matahari menyinari seluruh siswa, tetapi tidak dengan para guru yang berada di pinggiran lapangan. Ini tidak adil bukan? Neska menyeka keringat yang turun ke kepolak matanya.
"Dia ngomong apaan aja, sih? Lama banget gilakkkkk!" ucap Maura bisik-bisik di sebelah Neska.
"Gak tau, woi! Udah hampir dua jam ini." keluh Neska. Ia mencolek Kalin dan Hasna yang ada didepan mereka. "Capek banget, anjir!"
"Lo gak liat dari tadi kaki gue udah gonta-ganti tumpuan mulu." dumel Hasna.
"Ra, lo pura-pura pingsan aja, kek!" seru Kalin.
"Gue gak bisa akting nanti kalau dipertengahan gue ketawa gimana?" balas Maura.
Neska menoleh ke kanan—mencari Athalas dibarisan murid kelas XII. Ia tersenyum ketika menemukan cowok itu dan teman-temannya sedang bercanda tawa di barisan paling belakang. Senyuman Athalas membuatnya mabuk kepayang. Tidak salah Athalas menjadi cowok paling populer disekolah. Kurang apa coba? Ganteng, pinter dan tajir melintir.
"Bapak rasa sudah cukup ya amanatnya. Jangan lama-lama nanti kalian capek. Maaf ya amanat dari bapak cuman sebentar."
"YESSSSSSSS!" seru seluruh siswa bersamaan dengan pelan tetapi karena mereka semua berbarengan, suaranya jadi semakin jelas.
Setelah upacara selesai, Neska menghampiri Athalas sendirian. Entah kenapa, Neska semakin berani untuk mendekati Athalas terang-terangan. Jika dulunya Neska masih agak canggung tetapi kini Neska lebih berani untuk mendatangi cowok itu duluan.
"Nih, 200 nomor."
Neska menjulurkan buku yang dipegangnya dan tersenyum. Alih-alih senyumannya dibalas, Athalas malah tidak bereaksi apapun. "Taruh aja di meja gue." jawab Athalas dingin lalu langsung pergi begitu saja.
Neska berbalik dan mengejarnya. Cewek itu menghadang Athalas. "Kamu kenapa?"
Athalas malah menaikkan alisnya. "Gue udah bilang taruh aja di meja gue."
"Kamu marah karena Aron yang jawab telpon semalem? Kamu cemburu?" tanya Neska menyelidik.
"Cemburu? Kita aja gak ada hubungan apa-apa."
Jleb. Ucapan Athalas bagaikan pisau yang menusuk hati Neska. Athalas pergi begitu saja. Neska kebingungan, yang seharusnya marah adalah dirinya tetapi kenapa malah Athalas? Cowok itu sangat aneh akhir-akhir ini.
***
Neska berjalan di koridor kelas XII. Ia berniat menuju kelas Athalas. Sesampainya disana, ia melihat Thander yang baru saja keluar kelas untuk membuang sampah.
"Thander!" panggilnya.
"Kenapa, Nes? Nyari Athalas?"
"Gak. Ini tolong taruh di mejanya dong."
![](https://img.wattpad.com/cover/237284048-288-k933636.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Athalas
Genç Kurgu"Cantik doang nggak akan gue kejar. Lo menarik baru gue kejar." Athalas Ganendra, cowok super duper cuek mampus dengan segudang prestasi di SMA Tunas Bangsa. Mulai dari akademis sampai non akademis pun disikat habis olehnya. Lelaki idaman yang tidak...