11. Dia Menyeramkan

3.3K 131 12
                                    

༼ つ ◕‿◕ ༽つ
🅷🅰🅿🅿🆈 🆁🅴🅰🅳🅸🅽🅶!

°°°

"Athalasssss ajarin aku basket dong!" rengek Syenn yang menarik-narik tangan Athalas. "Mau kan kamu? Mau donggggg,"

"Nggak."

"Mau dong, yaaaa?"

"Gue bilang nggak mau!"

"Yaudah deh. Tapi next time harus mau yaaa," ucap Syenn pasrah.

Athalas tidak menjawab. Cowok itu malas meladeni tingkah Syenn dan pergi bergabung dengan teman-temannya yang sedang bemain basket.

Syenn mendengus sebal. Kapan Athalas akan lebih sedikit memperhatikan dirinya? Selama ini, Syenn sudah berusaha untuk mendekati Athalas dengan segala cara tetapi cowok itu tetap saja cuek padanya.

Meskipun lelah, hal itu tidak membuat semangat Syenn turun. Ia percaya suatu saat nanti Athalas akan suka padanya walau membutuhkan waktu yang lama.

Athalas menyugar rambut hitam kecoklatan yang sedikit basah karena terik matahari yang amat sangat panas sehingga membuat keringatnya mengalir. Laki-laki itu mendribble bola berusaha mengecoh teman-temannya lalu menshoot bola basket ke ring dan lemparannya tepat sasaran. Bola itu masuk ke dalam ring dengan mulus. Kapten basket memang tidak perlu diragukan lagi.

Tidak lama setelah itu, seorang cowok dari kejauhan berhasil memasukkan bola ke ring tempat Cavella bermain. Ia menghampiri Cavella tanpa rasa takut. Athalas menatap sinis cowok itu—Virgo—murid XII IPS 3—ketua tim B basket dan salah satu dari sekian banyak orang yang di tolak masuk ke Cavella. Cowok itu berdiri diantara dua temannya, Raymond dan Dirga.

Saat mereka masih duduk dibangku kelas sepuluh, mereka semua berbondong-bondong mendekati anggota Cavella yang menjabat saat itu berharap diterima di kalangan mereka dengan mudah, salah satunya Virgo. Pada awalnya, Virgo yakin bahwa ia akan diterima menjadi anggota Cavella karena bantuan orang dalam. Tetapi, nyatanya tidak. Hal itu malah membuat Virgo hanya dijadikan seorang babu, tidak lebih.

Berbeda dengan Athalas yang sama sekali tidak tertarik dengan Cavella dan malah membuat Randy dan Reynard yang kala itu menjabat sebagai ketua Cavella 2019 dan 2020 bertanya-tanya. Nama Athalas memang sudah terkenal sejak ia menginjakkan kakinya ke SMA Tunas Bangsa akibat ketampanan dan berbagai prestasinya saat SMP membuatnya menjadi The most wanted Boy. Mendengar kabar bahwa Athalas menjadi ketua Cavella membuat Virgo benci karena seharusnya ialah yang ada di posisi Athalas saat ini.

Virgo tersenyum miring, "Three on three?"

Thander menoleh ke Athalas menunggu jawaban dari ketua nya itu. "Siapa takut?" jawab Athalas santai lalu melempar bola ke Virgo.

Bagas, Vano, Chuang dan Abraham menonton dari pinggir lapangan sedangkan Athalas, Thander dan Emil yang melawan tim Virgo. Mereka bertiga sudah cukup mampu mengalahkan tim Virgo yang mana merupakan tim B basket SMA Tunas Bangsa.

Murid-murid yang sedang berolahraga seketika berkumpul mengelilingi lapangan untuk menonton pertandingan dadakan tim Athalas melawan tim Virgo. Beberapa sorakan histeris dari para siswi yang menonton cukup membuat mereka yang sedang freeclass langsung keluar penasaran. Beberapa dari mereka mayoritas mendukung Athalas tetapi tidak sedikit yang mendukung Virgo. Dalam sekejap, lapangan itu sudah ramai. Ada tontonan menarik hari ini. Pertandingan kian memanas ketika poin dari kedua tim saling mengejar.

Anggota Cavella yang lain duduk bersantai ria dan tidak tertarik dengan permainan itu kecuali Bagas yang dengan hebohnya memberikan semangat pada teman-temannya yang sedang bermain bagaikan seorang cheerleader. Chuang dan Abraham asik bermain game PUBG bersama. Disisi lain. Vano sibuk keliling mencari mangsa.

AthalasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang