23. Athalas Kenapa?

1.7K 82 24
                                    

༼ つ ◕‿◕ ༽つ
🅷🅰🅿🅿🆈 🆁🅴🅰🅳🅸🅽🅶!

°°°

Neska berlarian dengan napas memburu memasuki gerbang sekolah yang sudah hampir di tutup. Saat melewati pak satpam berwajah wajah jutek itu, ia berhenti sebentar untuk beristirahat. Hari ini ia hampir terlambat dikarenakan Eden terlalu lama di kamar mandi. Biasalah panggilan alam di pagi hari.

Napasnya masih tidak beraturan. Ia mengambil botol minum dari tasnya dan meneguknya sedikit. Sesudah itu, Neska kembali berjalan ke lapangan indoor. Melihat beberapa dari mereka sudah berganti baju, Neska pergi ke ruang ganti. Ia masuk ke salah satu bilik untuk mengganti pakaiannya dengan seragam olahraga dan tidak lama kemudian, ia mendengar ada orang yang datang.

"Gimana lo sama Athalas semalam?"

"Well, gue seneng banget, sih. Dia lebih milih gue daripada si cewek itu."

"Jelas Athalas lebih milih lo. Lagipula apa yang dia incar dari Neska coba? Tajir enggak, cakep juga enggak."

"Murahan iya."

Padahal suasana hati Neska pagi ini sangat tenang tetapi suara pembicaraan yang terdengar membuatnya jadi kesal. Ia berusaha menahan amarahnya. Neska sangat tau siapa orang dibalik suara itu. Setelah berganti baju, Neska keluar dari kamar mandi.

"Ups! Ternyata kita ngomongin didepan orangnya, Syenn." celetuk Kamila.

"Cih! Bagus dong." jawab Syenn santai. "Biar dia tau diri!"

"Makasih udah perhatian sama gue." balas Neska tenang.

Langkah kaki Neska terhenti ketika ingin pergi keluar. Syenn bertanya, "Lo pasti sedih ya kemarin Athalas lebih milih gue?" ucapnya lalu terkekeh.

"Siapa bilang gue sedih? Gue kemarin juga dianter pulang sama Athalas, tuh."

"APA LO BILANG?!"

"Udah ya, gue lagi gak mau ribut sama lo. Lebih baik kita fokus aja sama latihan." ucap Neska lalu pergi.

"Sialan!" umpat Syenn. "Lo liat aja nanti. Gue bakalan bikin Athalas benci sama lo."

***

"SMASH, NES!"

BUKKK!!!

"ANJAYYYYYY!"

"KENCENG BANGET, BORRRRR!"

Neska berkali-kali mendapatkan bola yang dilambungkan oleh Riza-Tosser andalan tim Syenn. Ia mengatur napasnya dengan baik agar tidak mudah kelelahan. Sorak sorai terdengar dari sisi tepi lapangan dimana Niko dan Zafran menyemangati Neska dengan teriakan yang membuat gendang telinga rasanya ingin pecah.

"Gila ya, si Neska. Kecil-kecil cabe rawit." ujar Alpret.

"Iya ya, tenaganya kenceng." sahut Aron.

"Siapa dulu dong yang milih? Gueeeeee." celetuk Rezon.

"Kenapa kaptennya gak diganti aja, Bang?" tanya Edgar tiba-tiba.

"Lagi gue pikirin." kata Rezon serius.

Alpret dan Aron saling beradu pandang, lalu tidak lama kemudian mereka menoleh ke Rezon. "Lo yakin?" tanya Alpret.

"Kalau lawan mereka nanti beneran mantan tim Neska, berarti Syenn harus rela posisinya diambil alih sama Neska." ucap Rezon. Ia membuka catatan pelatih. Catatan itu berisi penilaian para anggota selama latihan dan pertandingan sebelumnya.

Kemarin sore memang ia berpikir untuk menjadikan Neska sebagai kapten tim, tetapi mengingat Syenn yang begitu membenci Neska membuat Rezon mengurungkan niatnya.

AthalasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang