05

30.8K 3.4K 71
                                    


"Tidak akan!" Bagas menolak untuk menandatangani surat dari pengadilan agama itu. 

"Kau pikir kau siapa, hah! Cuma anak dari bawahan papaku saja, kau sudah sok dan berani-beraninya mengaturku. Aku tidak akan menandatangani surat itu. Aku sudah lama menginginkan Marta, dan aku akan membawa dia pulang bersamaku!" Bagas berteriak.

"Ck! Kau tidak akan bisa menyentuh saudara kembarku semudah itu. Aku akan membunuhmu lebih dulu sebelum kau melakukannya." Alva masih bersikap tenang, namun sorot matanya yang tajam menandakan betapa marahnya ia saat ini.
Tangannya dilipat di dada, kaki sebelah kanannya mengetuk-ngetuk lantai ruang tamu.

Surya sudah gemetar, ia sudah membayangkan apa yang akan terjadi pada perusahaannya jika berurusan dengan Alvandra yang terkenal kejam dalam bisnis bila berhadapan dengan musuhnya. Alvandra adalah seorang kaki tangan dari Bos besar pemilik perusahan Real Estate yang masuk jajaran sepuluh besar perusahaan real Estate terbaik di negeri ini. Nama Alva melambung tinggi di antara nama-nama para pebisnis kelas atas saat Alva berhasil mengungkap kebobrokan dan banyaknya penyelewengan dana pada sebuah proyek yang pengerjaannya melibatkan beberapa perusahaan besar. Tikus-tikus berdasi itupun berhasil ditangkap dan dimiskinkan. Para petinggi perusahaan lainnya yang jujur dalam berbisnis, sangat mengagumi ketegasan dan cara kerja Alva yang tidak suka bertele-tele. Mereka bahkan ingin menjadikan Alva sebagai kaki tangannya dengan iming-iming gaji dan fasilitas yang besar, tetapi Alvandra selalu menolak dan tidak mau menghianati Bosnya.

Selama masa perkenalan Bagas dan Marta, Alva tidak pernah hadir untuk mengikuti acara-acara yang diselenggarakan di rumah Andi. Seperti pada saat lamaran kemarin, Alva tiba-tiba saja harus pergi ke luar kota untuk menyelesaikan kasus penggelapan dana perusaan oleh kepala cabang. Saat akad nikah pun Alva juga tidak bisa hadir menyaksikan saudara kembarnya menikah. Alva sedang berada di luar negeri bersama dengan Bosnya. Jadwal yang sudah diatur sejak lama, membuat Alva tidak bisa membatalkan pekerjaannya begitu saja. Alva datang saat resepsi sudah selesai dan langsung menemui Bagas di kamar pengantin. 

Niat hati akan membicarakan apa yang Alva temukannya tentang kecurigaanya kepada Marta dan juga Bagas, Alva malah dikejutkan saat melihat Bagas sedang melakukan panggilan video dengan seorang wanita. Dengan kesakitan yang masih dirasakan, Bagas menunjukkan miliknya yang sedang bengkak kepada wanita di ujung telepon. Si wanita merajuk karena Bagas tidak bisa melakukan apa yang sudah menjadi kebiasaan mereka ketika sedang berjauhan. Akhirnya dengan wajah yang meringis menahan nyeri, Bagas membantu wanitanya untuk mencapai kenikmatannya sendiri.

"Kalian tau, Allah melaknat orang yang menikahi jari tangannya sendiri." Alva berbicara dingin menatap tajam Bagas dan wanita di layar telepon. Si Wanita dengan cepat mematikan panggilan video call mereka. Di situlah Alva memberikan Bagas pelajaran, membuat tangan Bagas cedera karena telah menghianati Marta dengan jari tangan.

"Cepat tanda tangani, Gas! Jangan buat urusan dengan Pak Alvandra. Bisa habis kita dibuatnya," bujuk Surya ketakutan.

"Tidak mau, Pa! Aku tidak mau bercerai dengan Marta. Aku belum mendapatkan Marta sepenuhnya. Lagi pula kalau aku tidak menandatangani surat ini, mereka tidak memiliki cukup bukti untuk menggugatku di pengadilan," tolak Bagas.

Alva lalau merogoh saku jas untuk mengambil ponsel miliknya. Ponsel Marta sudah ia masukkan ke dalam saku celananya. Alva lalu mengotak-atik ponselnya, setelah menemukan apa yang dicari, Alva mengirimkan satu video yang ia dapat dari handycam milik Bagas dan foto-foto yang didapat dari ponsel Marta semalam.

"Saya pastikan itu video dan foto asli. Saya tidak terbiasa berbuat curang, Pak Surya." Alva menegaskan.

Terdengar bunyi pesan masuk di ponsel milik Surya. Surya segera membuka pesan di aplikasi waatshap. Matanya terbelalak ketika melihat perlakuan kasar Bagas kepada Marta. Dan menjadi semakin marah saat melihat foto-foto Bagas beradegan tidak senonoh dengan berganti-ganti wanita. Surya lalu berdiri dan menghadap ke arah Bagas.  Lalu sebuah tamparan keras mendarat di pipi putranya itu.

LOVA {Tamat}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang