Hari yang dinanti-nantikan telah tiba. Zain, Marta, Andi, Ayu, Nugraha, dan Ratih telah berada di Bandara Soekarno Hatta untuk melakukan perjalanan Umroh.
Ratih sempat khawatir dengan kesehatan suaminya, tetapi dengan tekad yang kuat dari Nugraha untuk bisa beribadah ke tanah suci dan sudah mendapatkan izin dari dokter, akhirnya perasaan Ratih sedikit tenang. Apalagi mereka akan didampingi oleh beberapa bodyguard dan seorang tenaga medis yang siap mengawal dan memantau kesehatan Nugraha.
"Kak, doain aku nanti di sana ya." Arkan melepaskan pelukan hangatnya kepada Marta.
"Tenang, nanti Kakak doain semoga kamu berjodoh sama Azka," jawab Marta sambil tersenyum jahil.
Arkan langsung mencelos, kakaknya ini selalu menggoda dirinya dan Azka.
"Kalau Kak Lova melakukan itu, aku mengundurkan diri dari adiknya Kak Lova." Wajah Arkan berubah kesal.
"Nggak masalah, Kakak mau angkat Azka aja jadi adiknya Kakak. Kan seru punya adik perempuan, bisa di ajak hangout bareng, nggak kaya kamu!" ketusnya lalu melenggang menjauhi Arkan dan menghampiri Alva.
"Kamu nggak minta didoain supaya cepat dapet jodoh, Al?" tanya Marta, kebiasaannya tidak pernah hilang untuk menggoda saudara kembarnya ini.
Alva diam tak menanggapi, jodoh menurutnya masih jauh dari fikirannya.
"Jaga baik-baik anak ini, Zain. Jangan sampai hilang." Alva malah melihat kearah Zain yang berdiri di samping Marta.
"Kau pikir aku bocah, bisa hilang begitu aja," protes Marta.
Zain tersenyum, "Akan ku jaga dia dengan nyawaku." Zain meyakinkan Alva, lalu di rangkulnya pundak Marta dan diciumnya pucuk kepala Istrinya itu.
Alva tersenyum sinis melihat kemesraan orang dihadapannya ini.
"Ayo, sudah waktunya kita masuk!" seru Nugraha. Beliau sangat bersemangat sekali.
"Kami pamit dulu, Al." Zain menyalami Alva. Alva lalu membalas dengan anggukan kepala.
"Titip keluargaku, Zain," kata Alva dan dijawab anggukan kepala oleh Zain.
"Hey, Lova!" panggil Alva, lalu mengulurkan tangannya di depan Marta. "Cium tangan, biar berkah!" perintahnya.
Marta menampik tangan Alva, "Cari istri makanya, biar tanganmu nggak kelamaan nganggur." Marta mencibir Alva.
Alva maju, ingin membalas kejahilan Marta. Tapi dengan cepat Zain menghadangnya. "Jangan macam-macam dengan istriku, Al," kata Zain.
Alva mendengus, "Aku lupa kalau dia ini sudah punya pelindung." Sedangkan Marta sudah menjulurkan lidahnya untuk mengejek Alva. Ia merasa menang sekarang.
"Doakan gue biar dapat jodoh, Zain." Ismawan merangkul Zain.
"Mau kubawakan Onta buat jadi jodohmu?" tawar Zain.
"Alamaaaaaak, Bos gua kejam kali ...." sarkas Ismawan lalu mereka tertawa bersama.
***
Setelah melakukan penerbangan selama lebih dari sembilan jam, rombongan tiba di Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah. Setelah melakukan proses migrasi, rombongan lalu melanjutkan perjalanan menuju hotel di Madinah untuk beristirahat.
Hari kedua perjalanan, rombongan Zain melaksanakan sholat subuh di masjid Nabawi. Hari ini mereka akan mengunjungi makam Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Serta mengunjungi museum di Nabawi.
Hari ketiga, mereka masih bersemangat melaksanakan wisata religi di kota Madinah.
Mengunjungi Masjid Quba, jabal uhud, Masjid Qiblatan, pabrik Al-quran, Jabal Magnet dan terakhir berkunjung ke kebun kurma. Perjalanan di Madinah ditutup dengan beribadah wajib di Masjid Nabawi serta mengambil Miqat di Masjid Bir Ali.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVA {Tamat}
RomantiekEPISODE MASIH LENGKAP! Judul sebelumnya, KESUCIAN SANG JANDA. Jangan lupa follow sebelum baca ya... *** Menjadi janda di malam pertama bukanlah impian dari setiap wanita di dunia. Tapi Marta bersyukur, ia dapat mempertahankan kesuciannya saat suamin...