04

32.1K 3.6K 38
                                    

🌺🌺🌺


Dengan menggunakan ojek online. Marta pulang ke rumahnya. Sebenarnya marta ingin pulang dengan berjalan kaki, tetapi tenaganya sudah lelah, ditambah lagi, tadi Marta sempat melumpuhkan jambret. Biarpun lelah, Marta senang karena kegiatannya tadi pagi cukup untuk mengalihkan sementara pikirannya dari masalah yang ia hadapi. 

Sesampainya di rumah, Marta melihat ada mobil yang tidak asing sudah terparkir di halaman rumahnya. Padahal baru saja Marta sedikit terbebas dari pikiran yang mengganggu tidurnya semalam, tapi ternyata mertuanya malah datang ke rumahnya. Pasti merka akan membahas masalah yang terjadi antara dirinya dan Bagas.

Marta menghela nafas panjang, menyiapkan sisa-sisa tenaganya untuk melakukan perlawanan jika memang nanti dibutuhkan. Mau tidak mau, suka tidak suka Marta akan menghadapinya. Dengan santainya Marta berjalan mendekati pintu ruang tamu yang terbuka, tampak dari luar Surya dengan raut wajah yang dingin sedang berbicara serius dengan Andi. Hadir juga Bagas yang sedang duduk disebelahnya. Lengan kanannya diperban dan memakai gips. Raut wajah Bagas terlihat sekali menahan amarah. 

"Saya minta putra dan putri anda bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukan kepada putra saya! Lihat tangannya, mereka berdua dengan kejamnya menganiaya putra saya kemudian kabur membawa uang anak saya. Saya akan melaporkan perbuatan mereka ke polisi, Pak Andi!" 

"Sepertinya putra anda sudah mengarang cerita, Pak Surya." Andi menjawab tuduhan Surya dengan santai tetapi penuh penekanan. Andi tidak mau ikut tersulut emosi. Walaupun sebenarnya Andi sangat marah kepada Bagas karena telah menganiaya putrinya. 

"Mengarang cerita yang bagaimana, Pak Andi? Bagas sampai masuk rumah sakit dan mendapatkan perawatan serius tadi malam. Pagi ini saya paksa pulang karena saya mau menunjukkannya kepada anda dan juga akan membuat laporan. Kami sudah melakukan visum. Dan saya pastikan kedua anak anda, akan mendekam di penjara dengan pasal penganiayaan dan penipuan!"

"Penipuan apa yang anda maksud, Pak Surya?" Andi balik bertanya.

"Marta dengan sengaja menjebak putra saya untuk menikahinya, supaya mendapatkan mahar dua ratus juta lalu meninggalkan suaminya di malam pertama."

Andi malah tertawa, membuat Surya menjadi geram.

"Silahkan tanyakan lansung kepada Marta, Pak. Dia yang akan menjelaskan apa yang terjadi tadi malam. Saya jamin pengakuannya jujur tanpa adanya rekasaya." Andi menengok kepada Marta yang sedari tadi berdiri di ambang pintu.

"Kemari, Nak. Bicara yang sejujurnya." Ayu mempersilahkan Marta untuk duduk di dekatnya.

Dengan tenang Marta duduk di tengah-tengah antara Andi dan Ayu. Ia meletakkan ponselnya begitu saja di atas meja. Marta melihat kearah suaminya yang juga menatap tajam ke arahnya dengan urat-urat di wajahnya yang menegang dan jarinya mengepal kuat.

"Pak Surya, sebagai seorang ayah, apa yang akan anda lakukan kalau melihat anak yang selama ini dibangga-banggakan ternyata menyimpan aib dan mencoreng nama baik keluarga?" Marta berkata tanpa rasa takut menatap mata Bagas.

"Marta!" hardik Bagas yang tau kemana arah bicara perempuan yang masih berstatus sebagai istrinya itu.

"Diem kamu! Biar aku yang bicara!" balas Marta.

"Ternyata seperti ini perangai putri Pak Andi? Beruntung Bagas akan menggugat cerainya setelah ini," ucap Surya.

"Gak perlu repot-repot pak Surya, anak saya sedang mengurus semuanya," timpal Andi.

Surya menatap tajam Andi, tapi Andi memutus kontak mata itu dengan menyuruh Marta untuk melanjutkan ceritanya.

"Jika Pak Surya akan melaporkan kami ke polisi, maka saya pun akan melakukan hal yang sama. Saya akan melakukan visum atas luka di wajah saya ini, dan membawanya ke kantor polisi. Dengan bukti kuat rekaman di handycam itu, polisi akan lebih mudah menjebloskan putra anda ke dalam penjara. Saya melakukan kekerasan karena melindungi diri dari putra anda karena dia mencoba memperkosa saya setelah saya tau kalau dia adalah penjahat kelamin yang suka bergonta-ganti pasangan. Semua bukti yang menjijikan itu, sudah berada di tangan saudara saya." Marta berbicara panjang lebar.

LOVA {Tamat}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang