"Kak Lovaaaa! Tolong, Kak! Aku dikejar sama manusia setengah mateeeng!" Arkan menyembunyikan kepalanya di belakang badan Marta. Nafasnya masih terengah-engah habis lomba lari dadakan.
"Ganteeeeeeeeng! Aduuuh ... tungguin adek dong ... ganteeeeng!" Si manusia setengah mateng berlari mendekat.
"Astagfirullah!" Zain yang kini gantian kaget melihat orang itu, "Bener-bener setengah mateng, Ar," ucapnya.
"Ih ya ampuuuun ... ternyata ada yang lebih ganteng Cyiiiiiiiin! Namanya sapose, Baaaang?" Waria itu mencoba mendekati Zain, hendak mencolek dagu Zain, tapi Zain segera beringsut mundur.
"Eits, jangan colek-colek! Dia bukan sabun!" Marta menepis tangan si Waria.
"Aduuuh! Minggir deh dese ... eke nggak doyan pere' cyiiiiiiin, nggak ada belalainya. Awas-awas!" Waria itu mengibas-ngibaskan tangannya di depan Marta.
"Mas ganteeeeeng ... kesindang, Maaaaaaas. Katanya mau kenalan? Eke siap lahir batin dikawinin sekarang jugaaa. Mau gaya apa aja eke mah udah khatam." Waria beralih hendak menghampiri Arkan.
"Al Quran tuh di-khatamin!" celetuk Arkan lalu bergeser mendekati Zain agar menjauh dari si Waria.
Marta melihat Waria itu dengan saksama, rambut lurus warna pirang, baju seksi, rok mini dan membawa kecrekan. Jangan-jangan banci Taman Lawang nyasar ini?
"Em ... Mbak, Mas, eh, Tante."
Aduh panggil apaan ya?
"Ngapain ngejar-ngejar adek gue?" tanya Marta.
"Ooh, itu brondong adeknya yey? Iiiih, pantes ganteng, ini Mbanya cantik banget boo ...."
"Mas ganteng sini, Maaaas. Eke masih orisinil looooh. Kalau berondong ganteng nggak mau ... ini aja aaah, lebih cakep. Kawin ama Susi yuk Baaaaaang!" Susi si waria mencoba menarik tangan Zain.
"Saya sudah punya calon istri!" jawab Zain dingin. "Mba ini calon istri saya," sambung Zain melihat Marta.
Marta tersenyum mendengar Zain mengatakan dirinya adalah calon istri Zain di depan orang lain.
"Ya udin ... sama borondong aja kalau gituuuu." Susi gantian manarik-narik tangan Arkan yang membuat Arkan mengeratkan pegangan tangannya di lengan Marta.
"Nggak mauuuu! Gue nggak mau sama lo! Sama Abang ini aja ya, dia lebih mateng," Arkan bergidik geli sambil menunjuk Zain.
"Enak saja!" sergah Zain.
Marta menghela nafas.
Harus pake cara jitu nih biar ini Waria cepat pergi.
"Jangan mau sama adek saya, Mas, eh, Mba," ucap Marta. "Dia nggak doyan sama cewek."
Jadi-jadian. Sambung Marta dalam hati.
Susi lantas melepas tangan Arkan dengan kasar.
"Aduuuuh! Amit ... amit ... amit ... amit ...." Susi mengetuk-ngetukkan tangannya di kepalanya "Cakep-cakep tapi doyannya terong!" kata Susi.
Marta hampir saja tertawa mendengar ucapan Susi.
Lah, nggak nyadar dia.
Zain menahan senyum, untung bukan dirinya yang dikatai Marta, Arkan hendak protes mendengar ucapan Marta yang mengatakan dirinya gak doyan cewek. Padahal Marta melanjutkan kata 'jadi-jadian' di dalam hati. Mana ada yang tau ya.
"Rugi dong eke ngejar-ngejar dia, nggak jadi dapet doki!" gerutu Susi kesal.
Marta berfikir sejenak, ia lalu mengeluarkan uang lima puluh ribuan dari dalam dompetnya dan mengipas-ngipaskannya di depan Susi.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVA {Tamat}
RomanceEPISODE MASIH LENGKAP! Judul sebelumnya, KESUCIAN SANG JANDA. Jangan lupa follow sebelum baca ya... *** Menjadi janda di malam pertama bukanlah impian dari setiap wanita di dunia. Tapi Marta bersyukur, ia dapat mempertahankan kesuciannya saat suamin...