"Ngelamar apa nih maksudnya?" tanya Marta.
"Ngelamar kerja," canda Zain.
"Gak kuat bayarnya," balas Marta.
"Bayar pakai maaf, boleh?"
Marta mengernyit heran. Tidak mengerti maksud dari tamunya ini.
"Aku datang untuk meminta maaf padamu, Lova."
"Maaf untuk apa?" Tapi tiba-tiba Marta teringat sesuatu."Owh ... maaf karena sudah mengataiku wanita aneh?" sindir Marta.
Zain terkekeh. "Iya," jawabnya.
"Aku udah maafin kamu kok. Malah aku yang mau bilang makasih, udah ditolongin malam itu," kenang Marta. "Malam itu aku kacau banget." Marta tertunduk.
"Gak usah dibahas," pangkas Zain. Kemudian ia duduk menghadap Marta. "Boleh aku bilang sesuatu?"
"Apa?"
"Sebelum kita terlahir ke dunia ini, Allah sudah memperlihatkan gambaran hidup yang akan kita jalani di dunia ini. Aku yakin, kamu memutuskan untuk terlahir ke dunia ini, karna kamu mampu menjalani semuanya."
"Begitu ya?"
Zain mengangguk yakin. "La tahzan innallaha ma'ana."
"Jadi bunga itu dari kamu?" tanya Marta senang.
"Suka?"
"Sama bunganya?" Marta balik bertanya.
"Sama yang ngasih juga boleh."
"Jangan harap!"
Zain tergelak mendengar ucapan Marta, wanita di depannya ini memang unik. Saat pertama kali bertemu, wanita ini sedang kacau, Zain memutuskan memberi sedikit bantuan meskipun tidak tahu masalah apa yang sudah terjadi. Lalu pertemuan kedua di taman, wanita ini terlihat jutek. Mungkin karena Zain menertawakan tingkah konyol nya saat menghadapi jambret, Marta jadi bersikap seperti itu. Bagaimana tidak, ingatan tentang Marta yang mengatakan menolak jambret itu menjadi pacarnya, saat jambret akan menembak Marta dalam arti kata menembak yang sesungguhnya tapi malah disalah artikan menembak tentang asmara. Benar-benar wanita lucu. Lalu kemarin, Zain melihat wanita itu terlihat begitu rapuh saat menyanyikan lagu dengan penuh penghayatan, membuat hati Zain tergelitik untuk mengenal Marta.
Tapi sekarang lihatlah, wanita ini terlihat sangat menggemaskan, sedikit jutek tapi tetap manis. Terlihat seperti tidak mudah untuk didekati. Zain belum pernah bertemu dengan wanita seperti ini. Selama ini, kebanyakan wanita yang ia temui adalah wanita-wanita yang bersikap lembut dan tersenyum malu-malu ketika berhadapan dengannya.
Zain masih tertawa mendengar ucapan Marta. "Bisa minta satu minuman. Aku akan membayarnya, jadi kamu tidak perlu merasa rugi."
"Hahahaha ... aku hanya bercanda, Tuan Zain." Sekarang gantian Marta yang tertawa.
Zain tersenyum melihat tawa Marta. Sangat alami tanpa dibuat-buat.
"Mau minum apa? Nanti kubuatkan." Marta menyodorkan buku menu, menunjukan nama-nama minuman yang tertulis di sana.
Zain membaca tulisan di buku menu tersebut, dahinya berkerut.
"Nama minuman di kafemu aneh-ane, beat hoven, kamasutra, cassablangka, rosalinda, james bond, titanik ...." Zain sambil membolak-balikkan buku menu di tangannya.
"Kan ada keterangan di setiap nama minumannya," jelas Marta.
"Ternyata benar, kamu gadis yang unik." Zain terkekeh sambil menutup kembali buku menu di tangannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
LOVA {Tamat}
Roman d'amourEPISODE MASIH LENGKAP! Judul sebelumnya, KESUCIAN SANG JANDA. Jangan lupa follow sebelum baca ya... *** Menjadi janda di malam pertama bukanlah impian dari setiap wanita di dunia. Tapi Marta bersyukur, ia dapat mempertahankan kesuciannya saat suamin...