17

15.8K 1.6K 19
                                    

Ayu sangat kesal ketika masuk ke dalam rumah, membuat Marta yang sedang duduk di depan televisi menoleh kaget mendengar mamanya yang meletakkan barang belanjaanya sedikit kasar di meja dapur. Film kartun yang ditontonya ia tinggalkan, padahal Marta menyukai film itu yang pemerannya dari jaman Marta masih SD nyampe Marta lulus kuliah tapi tokoh katun itu masih aja kelas lima SD sampai sekarang.

"Ada apa, Ma?" Marta menghampiri mamanya.

"Tadi Mama belanja sayur di mamang sayur keliling, tapi ibu-ibu itu dengan tidak tahu malunya membicarakan kamu di depan Mama," jawab Ayu kesal. "Mama aja kesel dengarnya apalagi kamu yang ngalamin, Sayang." 

Marta memeluk mamanya dari belakang. Menyandarkan kepalanya di punggung mamanya. "Bukannya Mama sendiri yang bilang kalau Marta nggak bisa menutup mulut mereka dengan kedua tangan ini, tapi Marta bisa menggunakannya untuk menutup telingaku," kata Marta mengingat nasihat Ayu tadi malam.

Ayu membalikan tubuhnya dan membalas pelukan Marta. Ia tau putrinya adalah gadis yang kuat.

"Janji sama mama kalaun kamu akan baik-baik saja, Sayang." Ayu menatap putrinya penuh harap dan Marta mengangguk agar hati mamanya menjadi tenang.

Tiba-tiba, Diah yang tadi sedang menyapu halaman memberitahukan kalau ada seseorang yang mencari Marta. Marta lalu bergegas keluar rumah dan ternyata orang yang mencarinya adalah abang ojek online

Mikir apa sih gue, mana mungkin Zain ke sini.

Marta membuka pagar dan sedikit berbincang dengan abang ojol itu. Kemudian ia masuk ke dalam rumah sambil membawa sebuah boneka Doraemaon yang lumayan besar. Diah mengikuti di belakang dengan membawa satu kotak kardus yang cukup besar juga dan meletakannya di atas meja makan. Dari baunya, Diah sudah bisa menebak kalau itu adalah makanan.

Marta duduk di kursi makan sambil memangku bonekanya. Ia membaca sebuah surat yang yang diselipkan di dalam kantong plastik besar transparan pembungkus boneka itu.

Menangis itu butuh tenaga, aku tidak mau tenagamu habis hanya untuk kesedihanmu saja dan tidak punya tenaga lagi untuk memikirkanku. Makan yang banyak ya, biar kuat menghadapi cobaan. Sekalian kukirim doraemon ini sebagai penghiburmu agar kamu nggak sedih-sedih lagi, karna aku tau, aku belum bisa untuk bersamamu dan belum halal untuk memelukmu.

ARROYAN ZAIN NUGRAHA.


Marta tersenyum melihat surat dari Zain, apalagi ketika melihat nama lengkap Zain. Ternyata Alva benar, nama depan Zain dari huruf A. Eh, kenapa jadi mikir kaya Arkan ya.

Marta melipat surat itu lagi dan memasukkannya kembali ke tempat semula. Ia lalu meletakkan bonekanya di kursi sebelah.

"Kamu pesan online, Nak?" tanya Ayu dari arah dapur.

"Enggak, Ma. Ini dapat kiriman dari Zain. Kayanya ... makanan, deh," jawab Marta sambil membuka lakban bening sebagai perekat kardus agar tertutup rapat.

Marta mengeluarkan isinya, ternyata ada empat box makanan dengan ukuran yang berbeda-beda di dalamnya. Box itu berisi isinya ayam bakar bumbu kacang satu ekor, gurame saos mangga satu ekor besar, Capcay dan lalalapan lengkap dengan sambal serta tempe dan tahu goreng.

"Banyak amat," guman Marta.

"Wah, Neng ... banyak sekali isinya. Sudah seperti menu di restoran," komentar Diah setelah melihat isi dari box-box tersebut.

Ayu keheranan tapi kemudian tersenyum.

"Kita nggak jadi masak, Bi. Sudah dapat kiriman dari calon mantu!" celetuk Ayu.

"Mama ... apaan sih," ucap Marta setengah malu-malu mendengar mamanya menyebut Zain sebagai calon mantunya.

"Duh, anak Mama kalau lagi malu-malu gini tambah cantik deh." Ayu mencubit gemas pipi anaknya.

LOVA {Tamat}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang