Keluarga Andi sudah berada halaman kampus, mereka sedang berfoto bersama setelah Arkan resmi menyandang gelar Sarjana Ekonominya. Aisah melihat Marta dan mendekat, kemarin Aisah hanya berbicara secara singkat karena waktu yang sangat terbatas.
"Kak Marta, bisa bicara sebentar?" Aisah menghampiri Marta dengan tertatih.
Marta tersenyum canggung, sedikit tidak enak karena sudah salah paham dengan Aisah. Mereka berdua lalu pergi mencari tempat yang teduh untuk bicara.
"Kata Kakek, lusa Kak Marta akan menikah dengan Bang Aryan." Aisah membuka percakapan.
Marta hanya mengangguk sebagai jawabannya.
"Kasihan Bang Zain, pasti sakit hati banget," keluh Aisah.
"Tidak biasanya kamu memikirkan perasaan orang lain, Sah," sindir Marta, kedua wanita itu pun kemudian tertawa bersama.
"Aku jahat banget ya, Kak," ucap Aisah dan mendapat anggukan dari Marta.
"Ih, Kak Marta jujur banget."
Marta mencubit pipi Aisah dengan gemash, "Kalau kamu mau bertemu denganku hanya untuk membahas kesalahanmu, itu tidak perlu, Sah. Aku sudah maafkan semuanya," tutur Marta.
Mereka berdua pun berpisah, Marta kemudia mengajak Hani untuk beristirahat di Cafe Lova. Semua karyawan Cafe sangat senang saat melihat Marta kembali. Mereka kemudian bercerita kalau hampir setiap hari Zain datang ke Cafe Lova hanya sekedar minum teh tarik.
"Teh Marta gelis pisan euy," ucap Anjar.
"Njar, sepatu ukuran berapa?" tanya Marta.
"Mau dibeliin ya, Teh? Buat kondangan besok?"
"Enggak cuma nanya aja." Marta tertawa meninggalkan Anjar yang melongo karena dikerjain Marta.
Kamar di Cafe Lova menjadi tujuan Marta, selain ingin istirahat, Marta juga berganti pakaian karena gerah. Marta sudah mempersiapkan pakaian ganti sedari rumah, ia dan Hani kemudian duduk di balkon belakang setelah keduanya selesai membersihkan diri.
"Di sini aku dan Zain berpisah malam itu," kenang Marta.
"Ta, apa benar tidak bisa dibatalkan pernikahannya?"
Marta menggeleng, "Alva sudah ke sana untuk mengurus semuanya."
"Kamu masih cinta sama dia?"
"Udah, Han. Jangan dibahas lagi." Marta duduk meringkuk di ayunan rotan, enggan untuk berkomentar banyak. Setelah mendengar penuturan karyawan Cafe kalau Zain sering datang, pikiran Marta jadi tak karuan. Marta menjadi dilema apakah harus membatalkan pernikahan ini atau meneruskannya.
Aku harus kasihin surat ini ke Ustadz Aryan.
Sebelum berangkat ke kampus, Hani yang penasaran dengan kertas yang ada di dalam plastik boneka Doraemon di kamar Marta diam-diam mengambilnya dan membaca isinya, lalu Hani membawa surat itu untuk diberikan kepada Aryan.
***
Mobil Aryan berhenti di depan rumah Marta, sebelum mereka pulang tadi, Aryan mengajak Marta untuk membeli cincin pernikahan di toko perhiasan. Marta tidak meminta yang mewah, hanya cincin sederhana bermata satu yang dipilihnya. Marta menyadari keadaan calon suaminya yang seorang yatim piatu, jadi Marta tidak mau memberatkan Aryan untuk menyiapkan pernikahan yang mendadak ini.
Marta sudah turun dari mobil, tetapi Hani belum. Hani sedang menunggu waktu yang tepat untuk memberikan surat itu kepada Aryan.
"Semoga apa yang aku lakukan ini benar." Hani bergumam.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVA {Tamat}
RomanceEPISODE MASIH LENGKAP! Judul sebelumnya, KESUCIAN SANG JANDA. Jangan lupa follow sebelum baca ya... *** Menjadi janda di malam pertama bukanlah impian dari setiap wanita di dunia. Tapi Marta bersyukur, ia dapat mempertahankan kesuciannya saat suamin...