Dari pagi buta siswa-siswi kelas 11 sudah berada di sekolah mempersiapkan penampilan yang akan mereka tampilkan hari ini. Acara tahunan sudah dimulai sejak kemarin sebagai hari pembukaan, dibuka dengan sederet penampilan kumpulan ekskul-ekskul sekolah yang berkolaborasi dengan apik disambung dengan sambutan kepala sekolah lalu dilanjut memotong pita sebagai syarat acara dimulai.
Hari kedua jadwalnya siswa kelas 11 menampilkan bakat.
Anak IPS 5 bahu-membahu saling membantu, kelas riweuh sejak pagi.
Di saat genting gini, ada-ada saja kelakuan para makhluk. Beno sempet-sempetnya maen coret-coretan lipstik bareng Delam yang berakhir dimarahin Lexa. Max baru balik kelas, dicari-cariin gak ada, tahunya mungutin batu kerikil di luar, buat dibagiin ke anak kelas biar kalo tiba-tiba kebelet boker bisa ditahan dulu, katanya. Anak mana sih Max hapal tahayul begituan.😑."WOI! ANAK COWOK YANG IKUT DANCE, SINI! DENGER GUE, GAK?! SEBELUM GUE COPOT PALA LO PADA! Mau dimakeupin susah bener."
"Gue mah udah cakep, gak usah di makeup lah," kata James yang lagi asik maen gaple bareng anak cowok lainnya. Mau ada acara penting, masih sempet-sempetnya pada main gaple.
"AME, DIDIT, ARUL, TONI, SETOR MUKA LO PADA, SEKARANG!!!! BURU, GAK LO! Gue copot juga lo pada punya pala!"
Sudah benar-benar habis kesabaran Lalin. Benar-benar emang ya makhluk-makhluk itu!
"Apa sih, lo! Lo gak ikut dance, sono pergi!" ucap Lalin sewot pada seseorang yang dari tadi mendekatinya. Salah siapa dekat-dekat Lalin pas lagi pusing, jadi kena imbasnya kan.
"Ish, jahat banget. Yang gak ada, lo panggilin, yang ada, gak lo gubris."
Bibirnya manyun. Kasihan juga tapi. Lalin menghela napas lelah. Sabar, Lalin, cowok di depan lo ini gak salah apa-apa. Jangan ngegas dulu, tahan.
"Delam, kalo lo mau dipakein tone up sama bedak, tar jatohnya kek buluk," ucap Lalin, terlalu jujur. Lagian, Delam dari tadi maksa banget minta dipakein make up, padahal kan natural aja, orang dia cuma nyanyi kok.
Delam memutar bola mata. Perkataan Lalin pake nada halus, tapi nampol hati.
"Bikin gue putihan dikit," pintanya keukeuh. Dari tadi tak didengar oknum bernama Lalindia yang sekarang bertugas make up-in anak kelas bareng Renata dan Daisy, the gangnya memang yang paling mengerti makeup di kelas.
Lalin mengembuskan napas panjang. "Yaudah, sini muka lo," katanya, akhirnya memilih menuruti daripada gak digubris terus, gak akan pergi-pergi tuh anak.
Delam tersenyum lebar, mendekat semangat. Lalin mengambil tone up dan bedak tabur, memakaikannya pada wajah Delam yang agak item dikit.
"Gak usah pake warna bibir." Delam memundurkan kepala saat Lalin akan membuka liptint.
"Bibir lo agak pucet, harus dikasih warna dikit," kata Lalin.
Delam menurut memajukan kembali kepalanya, membiarkan wanita itu mewarnai bibirnya yang memang terlihat agak pucat dari semalam.
"SARAPAN DATANGG!!!!"
Suara nyaring milik Arul membuat seisi kelas langsung menoleh, akibat datang kepagian mereka semua tak sempat sarapan di rumah.
"Udahan, pada sarapan dulu." Itu Arsen,
pak ketua idaman yang membuka kantong berisi bubur dan beberapa menu pesanan anak kelas yang gak mau sarapan pake bubur."Sandwich punya gua, awas ada yang ngambel."
"Nasi goreng punya gue."
"Kagak ada nasi goreng, jadi gue beliin bubur aja, udah lebih sehat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Delam 1999 (Selesai)
Teen Fiction**Jangan plagiat nyerempet copy paste** Butiran debu