"Mi." Di bawah sinar lampu tidur yang redup, Delam memanggil pelan. Ayya sudah tertidur di ranjang khusus untuk keluarga yang menemani, sementara Iren masih duduk di sofa, menonton televisi dengan volume kecil.
"Kok belum tidur, kenapa?" tanya Iren, menegakkan badan. Dia kira Delam sudah tertidur karena anak itu tampak memejamkan mata berbarengan dengan Ayya tadi.
Delam mengangkat punggung dari kepala ranjang yang dinaikkan, agar posisi tidurnya tak sepenuhnya berbaring karena jujur sesak itu masih ada meski tak begitu menyiksa.
"Kenapa nangis?"
"Hm?" Alis Iren terangkat. "Siapa yang nangis?" tanyanya. Menyembunyikan kejadian beberapa jam yang lalu sebelum dia datang ke ruang rawat Delam, Iren kembali setelah berusaha agar air matanya tak meninggalkan jejak.
"Mami jangan boong, keliatan kok," kata Delam diiringi helaan napas dan mimik wajah yang menurun. Sejak maminya datang ke ruang rawat dengan senyum lebar. Delam langsung paham. Sorot mata tak bisa membohongi.
Iren bangkit. Sebelum melangkah, dia melirik Ayya yang tampak pulas, memastikan putrinya itu tak akan terbangun. Lalu dia duduk di samping Delam, menaikkan kaki jenjangnya ke atas ranjang yang cukup muat untuk mereka berdua.
"Aku kenapa?" To the point. Sudah pasti berkaitan dengannya. Delam Percaya diri untuk hal itu.
Iren mendekat, memeluk dari samping. Menempelkan pipi pada rambut Delam. Makin yakinlah Delam pada prasangkanya. Lalu tangan Iren bergerak, mengambil handphone di atas nakas, mengetik sesuatu di aplikasi pencarian kemudian memperlihatkannya pada Delam. Rasanya tak bisa jika harus mengatakannya sendiri.
Left ventricular assist device (LVAD)
Delam membaca dan melihat gambar artikel itu.
Sebuah alat yang ditanam di dada terhubung ke jantung dengan satu ujungnya disematkan pada ujung ventrikel kiri (katup pompa utama jantung) dan ujung yang lain disematkan pada aorta (arteri utama tubuh).
Bertujuan untuk membantu jantung yang sudah tak mampu lagi memompa darah dengan baik, darah dipompa keluar dari ventrikel kanan ke aorta oleh LVAD.LVAD ditanam melalui operasi jantung terbuka, sebuah kabel elektrik yang terisolasi (driveline) dari perangkat tersebut, menembus kulit, menghubungkan pompa dengan pengendali eksternal dan sumber daya listrik (dua buah baterai) di luar tubuh pasien. Pengendali dan baterai biasanya dibawa dalam sebuah kantong yang dikalungkan melalui bahu atau dipakai di sekeliling pinggang. Baterai tersebut dapat diisi ulang.
Iren menggeser jarinya ke atas, menuju ujung artikel.
Setelah implan LVAD berjalan sukses, mayoritas pasien menunjukkan peningkatan kapasitas latihan fisik dan penurunan frekuensi masuk rumah sakit. Di Singapura, tingkat kelangsungan hidup selama 5 tahun pada pasien LVAD lebih dari 80%.
KAMU SEDANG MEMBACA
Delam 1999 (Selesai)
Ficção Adolescente**Jangan plagiat nyerempet copy paste** Butiran debu