Delam mulai mengejar ketertinggalan yang tertunda satu tahun dari yang direncanakan sebelumnya. Dia belajar sungguh-sungguh. Les private dan homeschooling singkat. Iren mengupayakan agar Delam bisa mengejar paket C dalam beberapa bulan saja. Walaupun kepalanya mau pecah karena itu, tapi Delam menegaskan. Dia bersungguh-sungguh. Dengan ikat kepala tanda perjuangan. Tak sia-sia, akhirnya ujian paket C-nya selesai dalam waktu singkat. Delam berhasil lulus.Tapi ini awal dari pergulatan yang sesungguhnya; ujian masuk Universitas jalur mandiri. Delam ingin menyerah, tapi mengingat ujian kehidupan saja berhasil dia lewati, masa beginian doang nggak! Sebelum lanjut belajar buat masuk Univ. Zay mengajaknya refreshing ke tempat di mana Zay mau lanjut kuliah S2 nanti. Kebetulan bakal ada konser coldplay di sana. Delam dan Zay berangkat berdua. Ayya ngambek tak bisa ikut, padahal dia juga butuh refreshing, sama seperti Delam. Tahun ini Ayya juga masuk kuliah, tapi jalur prestasi dong dia. Ya, tapi tetep aja, ngebul otak, ngebul hati.
Beda Ayya. Beda Zen. Adik yang satu itu slow aja liat kakak dan abangnya pergi, orangnya gak panasan.
Delam1999
Slide 1
Slide 2
Delam1999 Hahahhahahaha gak diajak @Zennayaaa
(Komentar dinonaktifkan)
--
Bersenang-senang dahulu, berpusing-pusing kemudian. Balik liburan singkat. Delam kembali di hadapkan dengan kenyataan; ujian seleksi tertulis. Pengen nyogok aja rasanya. Otak capek dipake mikir terus. Makhluk-makhluk dalam kepala udah pada demo, minta resign aja.
Dengan susah payah, jungkir balik. Kaki di kepala, kepala di kaki. Akhirnya, walaupun sempat risau, Delam diterima juga di kampus yang sama dengan Beno dan Toni, dengan jurusan yang sama pula. Fakultas hukum. Trio racun memang berencana untuk masuk fakultas yang sama dari awal.
Toni yang memang terlahir dari keluarga hukum, dari kecil pun sudah bercita-cita ingin menjadi seperti ayah dan ibunya. Kalau Beno, cita-citanya dari dulu; mau jadi hakim biar bisa ngajarin gimana ketuk palu yang bener, katanya. Dan kalau Delam, dia masuk hukum mau jadiin batu loncatan aja, cita-cita sebenarnya mau jadi tukang kaos pake design yang dia buat sendiri, masuk hukum biar bisa kerja di tempat Prada, terus minta gaji yang gede buat modal.
Toni dan Beno tak habis pikir juga dengan otak brilian Delam, yang bisa nyusul mereka pake belajar sistem kebut, padahal motivasinya kayak gitu. Kini Delam adik tingkat mereka yang beda empat semester. Lengkap rasanya trio racun kembali bersama.
"Lam, jangan songong-songong napa, lo maba juga, ini lagi maen ke wilayah senior."
"Halahhh, umur kita sama, anjir!"
Maba yang baru ospek, Delam sudah berani bicara begitu. Tak ada takut-takutnya, padahal masih pake baju hitam putih. Terpaksa Toni dan Beno pasang badan dari awal. Takut-takut ada senior yang kesinggung terus nampol dia. Tapi nyatanya, semua berjalan lancar. Delam anak tongkrongannya senior semua, jarang dia nongkrong sama anak seangkatan.
Tapi sayang, di awal tahun 2020, virus yang tadinya cuma terdengar di negara lain, datang ke Indonesia. Tak lama, mulai mengenal lockdown dan kuliah online. Na'as banget nasib Delam, baru ngerasain lagi hiruk pikuk dunia luar, udah dikunci lagi aja. Iren tak membiarkan Delam keluar, putra-putrinya yang lain pun. Mereka di rumah, total. Dan Tama terjebak di Batam, tak bisa pulang.
Awal-awalnya, oke-oke aja. Tapi lama-kelamaan, di rumah udah kayak bangke. Apalagi Delam, kalo kuliah daring zoomnya jarang on kamera, anaknya tiduran sambil ngegame. Telinga sih dengerin celotehan dosen, tapi gak tahu masuk otak atau nggak. Gak pa-pa lah, kalo tugas susah, ada Mas Prada ini yang ngerti, begitu pikirnya. Emang sudah ada niat terselubung dari awal. Masuk hukum biar punya otak cadangan.
🌻
KAMU SEDANG MEMBACA
Delam 1999 (Selesai)
Teen Fiction**Jangan plagiat nyerempet copy paste** Butiran debu