PART 53

6.9K 559 66
                                    

Hidup baik banget sama Ayya di tahun ini. Dapet pacar impian. Dream party. Nilai semester satunya di Highschool bagus, dan yang paling baik ... liburann ke Jogja bareng keluarga!!!!! Yang digadang-gadangkan dari dulu, yang susah banget terealisasi. Akhirnya besok ... 🛫🛫🛫🛫🛫🛫🛫🛫🛫. Mmmm ... terharu banget, seneng banget bisa liburan sama semua anggota keluarga lengkap. Kapan lagi coba? Ayya sampai tak bisa tidur menanti esok.

🚀🚀🚀🚀🚀
🚙🚙🚙🚙🚙

Hanya perlu waktu satu jam lebih sedikit, penerbangan dari Jakarta menuju Yogyakarta. Dari bandara menuju villa yang ada di pusat kota memerlukan waktu, kurang dari satu jam. Setelah kurang lebih dua jam perjalanan, akhirnya dua mobil mereka berhenti di depan gerbang private villa, langsung disambut oleh seorang Butler, membawa mereka memasuki halaman villa yang asri.

Ada kolam renang yang dikelilingi sungai buatan dengan batu-batuan di dalamnya. Suara air mengalir terdengar menenangkan. Mereka masuk ke dalam,
mengikuti langkah Butler yang mengajak ke balkon. Terdapat bangku dan meja memanjang, tempat santai dengan pemandangan pematang sawah yang luas di bawah sana, terlihat juga candi dari kejauhan. Pemandangan yang menyejukkan mata. Di atas meja sudah tersaji berbagai makanan khas Jogja. Butler memperkenalkan makanan-makanan itu, lalu mempersilahkan tamunya untuk menikmati.

-

"Sejuk banget udaranya," ucap Prada. Penat seminggu kemarin rasanya hilang seketika setelah memandang hijaunya sawah di depan sana.

"Ada buahnya, boleh diambil, kan ?" Ayya menunjuk pohon rambutan yang sudah berbuah matang. Mereka beruntung sekali datang di waktu yang tepat.

"Kata mbaknya tadi gak pa-pa," sahut Tama,

"Yeeeyyy!! Gue mau ngerasain rambutan dari pohonnya langsung. Zen, lo ambilin, ya?" Ayya memekik girang.

Zen mengiyakan dengan gumaman.

-

Setelah makan, Zen menuruti keinginan Ayya, mengambilkannya rambutan dengan galah yang ada. Sebenarnya dia tak tahu cara menggunakan bambu kecil yang panjang itu, bagaimana caranya agar bisa dipakai untuk mengambil buah rambutan? Zen tahu bambu itu bernama galah dan berfungsi untuk mengambil buah pun, baru saja beberapa menit yang lalu dari Iren. Mereka menikmati waktu siang menuju sore dengan berusaha mengambil segerombol rambutan.

"Itu, Zen, di ujung bambu ada celahnya, lo masukin ke batang rambutan terus perintilin." Delam jadi geregetan sendiri.
Kedua saudara kembarnya tak ada yang paham, sementara dua kakak dan orang tuanya lagi tidur.

"Sini dah, gue yang ngambil."

Pada akhirnya Delam harus beranjak,
merelakan pantatnya yang sudah wenak nempel di sofa. Menghampiri Zen yang mendongak menatap buah rambutan berwarna merah, yang belum satu pun tercicipi. Dengan tinggi tubuhnya yang lumayan jauh dengan Zen, Delam mengangkat galah itu tinggi-tinggi. Sampai menyipit matanya melihat ke atas, memastikan ujung galah yang dibuat bercabang itu, masuk ke dalam batang yang punya segerombol buah. Setelah dirasa dapat, Delam memutar galah sampai berbunyi 'krek'. Gak ada 5 menit setangkai rambutan dapet. Zen tadi 15 menit lebih cuma mainin galah doang.

"Woahhhhhh!!! Lo hebat juga, Lam." Ayya terperangkah. Satu tangkai rambutan diturunkan.

Zen terlihat takjub, bocah gede itu tak tahu menahu tentang mengambil buah secara tradisional begini.

"Maen lo kurang jauh," kata Delam sembari mengacungkan kembali galah untuk mengambil lagi.

"Ini bukanya gimana?"

Sudah ada buahnya, sekarang Ayya mempertanyakan cara membukanya.

"Pake piso," usul Zen.

Delam memutar bola mata. Ini adek-adeknya kenapa pada katro banget si!

Delam 1999 (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang