"Percayalah hanya Delam yang paling mengertiii ...."
"BA!-COTTT!"
"Hahahahahhaha ...."
Delam mendelik saat salah satu teman ceweknya itu malah tertawa padahal dia baru saja mengumpat penuh emosi. Dicomotnya snack yang disediakan Renata (Oknum yang ngerepotin Delam di pulang sekolah hali ini). Padahal hari ini kegiatan untuk persiapan acara tahunan diliburkan. Tak ada latihan-latihan,tak ada gambar-gambaran, Free ... bisa pulang siang, nongkrong, ataupun molor.
Tapi memang semesta sepertinya tak mengizinkan Delam barang sekalipun untuk pulang siang, terus santuy-santuy memanjakan jiwa. Begitu akan bergegas pulang, Renata berdiri di samping mejanya dengan bibir bawah maju, tas laptop di pelukkan, dan jajanan sekantong besar. Minta bantuan buat ngeinstall ulang laptop lamanya padahal bisa dia bawa ke tempat service, tapi Renata malah minta bantuan ke Delam karena males pergi-pergi, katanya. Ya, untung Delam baik hati orangnya, gak nolak lah dia. Sayang jajanan sekantong gede tidak boleh disia-siakan.
"Eh, mau ke mana lo? Jangan ditinggal."
Delam mendecak. "Mau liat dunia luar bentar. Lagian, tinggal ditungguin selesei aja, terus udah," katanya, kemudian melangkahkan kaki ke pintu kelas.
"Lam ada Beno, gak?" Anak kelas sebelah yang masih pada nongkrong di luar kelas, memanggil.
"Kagak, adanya gue. Napa?"
"Gue carinya Beno."
"Ya, kagak ada. Lu nyari yang gak ada, yang ada aja napa?"
"Ya, ogah, ngapain gue cari lu."
"DELAMMMMM!!" panggil Renata nyaring.
Delam langsung melongo ke dalam kelas.
"Ya Alllaaah. Renata, gak usah tereak-tereak, gue denger. Napa, sih?" tanya Delam dengan raut sebal."Ini udah 95 %," lapor Renata.
"Ya, bagus. Berarti bentar lagi gue balik,"
ucap Delam. Dia kembali masuk ke dalam kelas."Pake sepatu, anjir. Napa sih jalan-jalan gak pake sepatu, kotor, bego!"
Delam melirik kakinya sekilas lalu kembali jalan-jalan di dalam kelas tanpa menghiraukan ucapan Renata. Dari tadi dia memang tak memakai alas kaki, lagi gerah. Lalu Delam kembali ke kursinya membuka bungkus chitato, menunggu laptop yang sedang menginstal, sebentar lagi selesai.
"Eh, ada lo berdua. Belom pada balik?"
"Anak osis kapan balik, Ar?" tanya Delam. Karena pertanyaan Arthur retorik jadi Delam tak usahlah ya jawab, balik nanya aja.
"Jam 5 kayaknya, Lam, gak tau lebih, lagi pada sibuk banget soalnya," sahut Arthur.
Delam menghela napas panjang, gagal dah nebeng balik sama Arsen. Arthur masuk kelas cuma buat ngambil sesuatu terus pergi lagi. Berdua lagi lah dia sama Renata. Delam melirik Renata yang lagi sibuk sama handphonenya.
"Tata, gue laper, mau makan nasi."
Renata melirik dengan tatapan memicing, paling sebel dia kalo udah dipanggil Tata, yang suka godain manggil Tata ya salah satunya manusia satu ini. Tambah sebel lah dia kalo Delam yang manggil.
"Yaudah, sono, kantin masih buka," katanya tak peduli.
Delam mendengus, menjauhkan diri dari meja. Menempelkan punggung pada sandaran kursi. Ngambek.
"Iye-iye, gue gofood. Lo mau apa?"
tanya Renata pada akhirnya karena dia peka dan tahu diri. Lagian kalo Delam ngambek tar ribet. Minta bantuan apa pun yang paling gampang ya ke Delam, sogok ciki satu aja dia mau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Delam 1999 (Selesai)
Ficção Adolescente**Jangan plagiat nyerempet copy paste** Butiran debu