PART 17

9.4K 638 7
                                        

"DELAMMMMM!!! YA AMPUN, LO MASIH IDUP!!!"

"Delamsyahhh, gila lo, ya! Kenapa dah lu? Serem banget kemaren."

Delam nyengir lebar menanggapi kehebohan teman-temannya. "Ketempelan setan," menyahut sekenanya sembari melenggang masuk ke dalam kelas, melewati teman-temannya di barisan depan yang memutar badan mengikuti langkah Delam.

"Seriusan, bego. Lo gak pa-pa?" tanya Roka serius, yang lain juga ikut mengangguk dengan raut serius. Khawatir dengan keadaan Delam kemarin.

Wajah sumringah Delam berubah jadi sepet, melirik teman-temannya dengan sebal. "Gue duduk di sini di hadapan lo semua. Emang gue keleatan kenapa-napa??" tanyanya balik dengan nada jengah.

Di awali helaan napas panjang Roka,
semuanya seakan jadi tersadar. "Emang paling salah khawatirin si Dolam tuh," ucap Roka.

Sheila mengangguk setuju, berdecak. "Banter-banter sakitnya kesambet, kalo gak kesambet, ya, ketempelan, atau kesenggol."

"Hadeuhhh ... Sudelam ... Sudelam. Makanya lo banyak-banyak ISTIGHFAR!"
Max tiba-tiba berteriak, dengan jari telunjuknya yang teracung. Membuat seisi kelas langsung menoleh ke arahnya dengan kening mengernyit, Apaan sih si freak!

"HEI MANUSIA ....🎶"

Nah, lho. Si Jenit tiba-tiba melemparkan penggaris panjangnya yang berwarna pink ke arah Delam sembari bersuara nyaring. Kalo udah gini udah bukan Jenit, emang temen kesambet Delam itu yaa, Jenita.

Delam dengan sigap menangkapnya. "JENG-JENG-JENG!" Langsung berdiri menjadikan penggaris itu sebagai gitar.

"Hormatilah iiibumuuu .... 🎶" Jenit melanjutkan bernyanyi.

"YANG MELAHIRKAN ...!🎶" teriak Delam dengan nada ngegas. Meneruskan nyanyian, sekarang si penggaris berubah menjadi mik, kaki kanannya berpijak pada kursi.

Roka si drummer ngehits satu sekolah, mulai mengetuk-ngetuk meja membuat bunyi drum. Didit si tukang beatbox pun mulai membuat bunyi dari gerakan bibirnya. Konser dadakan akan segera dimulai.

"Yaahhhh, kita tampilkan ... Delamsyahh dengan teman duet kita tercinta Jenitaaaa." Sheila otomatis maju ke depan menjadi MC.

Delam berpandangan dengan Jenit, keduanya mengangguk lalu maju.

"Dia pikiirr ...🎶"

"Kok itu sih, Nyet," protes Roka, dia kira bakal dangdutan. Ketukan di meja udah siap mau dangdutan banget ini.

"Gue mau ala-ala petualangan Sherina, udah lo timpuk aja meja sesuka hati lo, "
kata Delam.

"Gue rekam, gue rekam." Renata langsung riweuh. Dia punya channel YouTube vlog ala-ala, sering videoin anak kelas juga, tapi gak pernah rekam konser dadakan gini, makanya kali ini dia semangat sekali. Dengan gesit mengambil kamera yang selalu siap sedia di dalam tas.

"Eh, kita semua dong, gue bawa music box juga nih, tar musiknya di download, tar karoke bareng-bareng sambil nari-nari gitu di depan kek drama musikal ala-ala. Awalnya sok sibuk gitu terus si Delam tiba-tiba nyanyi."

Delam membayangkan lalu mengangguk-angguk. Paham dengan ide Renata. Biasa sih, tapi kayaknya asik.

"Gue sih, okeh," katanya. "Gimana, woy? Lo semua???" Diliriknya anak-anak kelas yang tampak sedang membayangkan juga.

Mereka semua setuju, menarik juga.
Ini nih yang bakal dirindukan dari sekolah, bukan belajarnya, tapi seru-seruannya. Eheheee...

Walaupun itu hanya seru-seruan, sok ngide dadakan, tapi mereka mempersiapkannya dengan maksimal.
Anak-anak kelas yang baru datang langsung dibriefing untuk ikut bergabung dengan koreografer seadanya hasil nyontek di youtube.

Delam 1999 (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang