BUKBER

3K 403 85
                                    

"Lo expect lebih gak sih sama manusia satu itu?"

"Iya lagi."

"Kalo gue lebih banget malah. Tinggi banget ekspektasi gue, di otak gue tergambarnya yang bakalan datang itu bentukan model yang udah berhasil go internasional yang mukanya udah pernah ada di majalah luar negeri. Ahelah, waktu itu gue udah muji lagi."

"Sama, Sar, Ya Tuhaann."

Helaan napas keluar secara bersamaan dari tiga wanita yang duduk berjajar itu, tapi sepertinya tak hanya mereka yang menghela napas, yang lain pun sama.

Anak cowok yang ada di luar rumah tertawa menggelegar.

"Anjir, lo abis disuruh beli micin di warung mana sama mak lo?"

"Bwahahahaha."

"Bengeup lagi mukanya. Astagaaa, gue kira udah jadi model go internasional mah temen gue bakalan beda."

"Ah, berisik lo pada! Dari pagi gue gak pegang hape, tahu-tahu dapet kabar Jenit udah beranak seminggu yang lalu sekarang udah balik ke rumah baru, ayok kita bukber. Siapa tuh yang ngajak tanpa wacana? Tiba-tiba bener, langsung gas lah gue."

"Beranak Jenit kek kucing gue."

"Dianterin siapa lo? Gak nyetir sendiri?"

"Kagak, lemes gue, puasa... Assalamu'alaikum."

Delamsyah Danesh, model ibu kota yang beberapa bulan lalu geger karena berhasil menjadi salah satu model lokal yang berjalan di runway brand fashion dunia dan potretnya juga terpampang di salah satu majalah luar yang terkenal, tapi dateng-dateng bukber cuma pakai kolor putih polkadot item sama kaos panjang abu, mana pakai sandal jepit lagi.

Warga paguyuban IPS 5 Trinity angkatan sekian yang sudah ada di dalam rumah Jenit yang masih kosong melompong itu; hanya diisi satu TV besar dan lantainya dilapisi beberapa permadani, ini rumah baru Jenit yang baru ditempati kemarin dan hari ini siap menampung satwa-satwa IPS 5. Katanya kebetulan semua teman-temannya yang biasanya melancong ke luar kota atau luar negeri sekarang lagi pada ada di rumah. Kita lihat apa datang semua atau tidak. Yang sudah datang ada Didit, Arul, Max, dan James alias Ame, yang tadi pada ngetawain Delam di luar, di dalam rumah ada beberapa betina: Gria, Sarah, Lalin, tiga orang yang duduk berjajar--yang tadi berbisik-bisik karena sudah berekspektasi lebih pada seonggok Delam, dan yang sekarang sedang tertawa terbahak-bahak ada Sheila dan Roka yang tadinya sedang geser-geser piring yang berisi kue-kue.

"Mana Jenit?" tanya Delam, tidak mempedulikan teman-temannya yang memang pada dasarnya pada gak waras.

"Ada di atas, tar gue panggilin, ya." Sheila bangkit sambil terus tertawa, tidak tahan ingin memberitahu Jenit, akan luntur sudah kebanggaan Jenit pada sobat duetnya.

"Napa lo koloran sih, Lam? Mana muka kek abis hibernasi berabad-abad lagi," ucap Gria merasa miris pada si model go internasional itu, fotonya doang keren-keren.

"Iya , emang gue abis hibernasi. Seminggu ini tiduran doang, gue bangun buat buka, sahur, sama buat ke sini doang ini."

"Belum adzan, goblok!"

Roka memukul tangan Delam yang lancang saja mengambil segelas jus jeruk dan hampir meminumnya.

Delam terbahak. Dia lupa sumpah, refleks liat aer oranye.

"Lo pake diingetin, Rok, ah! Udah bagus gue lupa," katanya di sela tawanya.

Roka juga ikut terbahak sembari menahan umpatan; belum buka tar batal kalau ngumpat.

"Eh, lo betiga lagi pada ngapain si di luar? Udah kek satpamnya rumah Jenit," teriak Delam pada tiga orang makhluk yang ada di teras.

"Kita ditugasin buat jadi petanda rumahnya Jenit, biar gak ada yang kelewat," sahut Max.

Delam 1999 (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang