Spesial Ramadhan

434 36 16
                                    

Lebaran tiba

Gema takbir berkumandang terdengar seantero desa Konoha. Semua orang, baik dari kalangan anak - anak, remaja dan dewasa sibuk mengumandangkan takbir sebagai tanda besok akan lebaran.

Sosok gadis bersurai raven berkuncir kuda terlihat sedang sibuk menata meja. Kemarin ia dengan beberapa teman perempuannya baru selesai membuat kue lebaran dengan berbagai varian.

"Kue sudah ada. Ketupat, opor, rendang juga sudah matang. Si dobe sudah kukasih. Baju koko abang sudah kusetrika. Baju muslimku juga. Apa ada yang ketinggalan, ya? Kan sudah sholat ied mau ziarah ke makam. Hn.. Si dobe mau ikut ke makam nggak ya? Makam kedua orangtuanya kan ada di luar kota," gumam Sasuke berbicara sendiri.

Saat Sasuke sibuk bergumam, bel pintu berbunyi berulang kali.

Ting nong ting nong.

"Lebaran besok tapi tamunya datang sekarang. Bukan penagih zakat fitrah, kan? Kemarin abang udah bayar zakat fitrah. Nggak mungkin abang belum bayar. Nanti aku tanya lagi kalau abang sudah mandi," kata Sasuke berjalan menuju pintu.

Pintu pun terbuka. Sosok pria berambut abu - abu pendek tersenyum pada Sasuke.

"Halo, neng Sasuke," sapa pria itu.

"Hn.. " Sasuke berpikir sejenak. "Om Hidan?"

"Aduh, neng. Jangan panggil om dong. Panggil mas aja. Saya kan masih muda. Seumuran sama abang neng Sasuke," ujar pria yang bernama Hidan.

"Om nggak pantas dipanggil mas. Muka om ketuaan kalau dipanggil mas," jawab Sasuke dengan nada ketus dan wajah datar. Perkataannya sangat tajam.

"Sudahlah. Tak penting neng Sasuke mau manggil aku mas atau om. Tapi.. Apa aku boleh masuk?" tanya Hidan dengan tatapan genit.

Sasuke menyadari satu hal, yakni teman kakaknya memiliki maksud yang tersembunyi. "Lebih baik om duduk di luar saja. Abang lagi mandi," jawab Sasuke ia berjalan ke luar menutup pintu dan segera menjauh dari jangkauan Hidan.

"Ah, tak apa. Kita akan mengobrol di teras saja. Lagian udara di luar lebih bagus," ucap Hidan kecewa pada Sasuke.

Sasuke dan Hidan duduk di kursi yang ada di teras depan rumahnya.

"Ada apa Om Hidan datang kemari?" tanya Sasuke to the point.

"Ng.. Sebenarnya.. Ada yang ingin kuberikan untukmu, neng Sasuke," kata Hidan sambil mengambil sesuatu yang ada di sampingnya. Sebuah bungkusan plastik dengan tulisan merek fashion mewah di plastik tersebut.

Sasuke mengernyitkan alisnya. Perasaannya mendadak tidak enak.

Saat Sasuke sedang berduaan di teras dengan Hidan, Naruto lewat. Bukan hanya sekadar lewat saja tapi Naruto berniat untuk mampir. Namun karena ada seseorang, ia mengurungkan hatinya.

'Mungkin lain kali saja aku menyerahkan hadiah ini. Lagipula.. Ini hanya hijab murah. Aku membelinya karena kemarin aku lihat dia menjemur baju yang warnanya hampir sama dengan hijab ini. Mungkin akan cocok dengan hijab yang kubeli, tapi..nanti saja. Aku lebih baik pulang,' suara hati Naruto.

Muncul rasa rendah diri di dalam hati Naruto. Terlebih saat melihat Sasuke bersama seorang pria dewasa yang mapan. Punya mobil mewah pula.

'Ternyata cintaku takkan bisa kugapai,' batin Naruto. Merasa sedih.

Set. Mata setajam elang Sasuke menangkap sosok pemuda pirang yang hendak pergi setelah melangkah memasuki halaman rumahnya.

"Naruto!!" panggil Sasuke berdiri dari duduknya.

Naruto terkejut dan segera menoleh sambil menyembunyikan hijab yang ia masukan ke dalam kantung plastik berwarna putih.

Sasuke berlari menghampiri Naruto. "Kau mau ke mana, dobe? Ayo sini masuk! Temani aku ngobrol, yuk!" ajak Sasuke menarik tangan Naruto dengan paksa.

Naruto hanya pasrah saat tangannya ditarik oleh si gadis raven yang diam - diam ia sukai.

Hidan terkejut atas tindakan Sasuke.

"Neng Sasuke, siapa anak muda ini? Kita kan sedang mengobrol. Neng juga belum menerima hadiah dari saya?" tanya Hidan. Merasa cemburu dan tak terima.

"Om kepo ih. Naruto ini pacar aku. Abang udah ngerestuin hubungan kami lho," jawab Sasuke yang langsung membuat kedua pria di dekatnya terkejut.

"Eh?!" seru Naruto dan Hidan.

"A-apa yang kau katakan, Sasuke? Aku kan teman.. " Wajah Naruto memerah. Ia sangat gugup sampai tak bisa berbicara dengan lancar.

Sasuke juga berwajah merah. "A-aku suka Naruto. Aku..aku nggak peduli kalau Naruto nggak suka sama aku! Yang pasti Naruto dobe ini tidak boleh sama gadis lain selain aku! Titik!!" jawab Sasuke dengan lantang.

Itachi yang baru saja selesai mandi dan ke luar untuk menemui temannya, langsung mengedipkan kedua matanya dan mengorek telinganya.

"Tunggu, kau Sasuke adik perempuan abang, kan?" tanya Itachi tak percaya dengan pernyataan cinta yang Sasuke ungkapkan pada Naruto.

Blush. "Bu-bukan! Aku Sasuke calon istri Naruto dobe!" jawab Sasuke dengan nada tinggi. Sedetik kemudian Sasuke berlari karena malu.

Hidan patah hati, Naruto terkejut sekaligus berbunga - bunga, Itachi masih menggelengkan kepalanya karena tidak percaya dengan tindakan Sasuke.

Di dalam kamar, Sasuke mengurung dirinya karena malu.

"A-apa yang tadi kukatakan? Aku menyatakan perasaanku pada Naruto? Aku bilang kalau Naruto adalah pacarku dan aku adalah calon istrinya. Tapi gimana kalau dia ketawa dan paling parahnya dia malah membenciku? Terus aku dan si dobe nggak bisa bersama lagi deh. Ah..!! Aku memang bodoh!! Kenapa aku nyatain perasaanku?!"

Sasuke merutuki dirinya yang terbawa perasaan. Ia bukannya geer pada pria dewasa bernama Hidan itu. Ia hanya takut Hidan menjadikannya sebagai kekasih dan paling parahnya menjadi calon istri. Sasuke hanya ingin bersama Naruto.

"Ayah, ibu. Aku malu. Bagaimana ini? Aku tidak punya muka lagi untuk bertemu dengan Naruto," ungkap Sasuke sambil memeluk foto kedua orangtuanya yang telah tiada.

Di luar rumah Uchiha, Naruto masih tidak percaya dengan pengakuan cinta dari si gadis raven yang diam - diam ia sukai ternyata memiliki perasaan yang sama.

Hidan langsung menangis mendengar pengakuan cinta dari Sasuke. Dengan hati terluka Hidan pun pergi dari kediaman Uchiha tanpa pamit.

Itachi hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Naruto, ayo masuk. Jangan diam di luar saja!" ucap Itachi dengan ramah.

"Ti-tidak usah, bang. Aku.. Titip ini saja untuk Sasuke. Selama ini Sasuke dan abang selalu bersikap baik padaku." Naruto menyerahkan hijab yang dibungkus plastik kepada Itachi. "Oh ya, bang. Lusa aku mau belajar di luar negeri. Aku lulus ujian beasiswa di Spanyol. Tolong sampaikan pada Sasuke ya, bang."

"Oke. Tapi.. Selamat ya, Naruto. Adikku pasti sedih karena pacarnya akan pergi jauh." Itachi malah menggoda Naruto.

Blush. Naruto merona saat Itachi menyebut dirinya sebagai kekasih dari Sasuke. "Sasuke tidak akan sedih. Selama ini dia yang selalu mendukungku. Kalau begitu, aku pulang dulu ya, bang. Assalamualaikum."

"Wa'alaikum salam. Hati - hati, Naruto!"

Naruto pun pergi dengan perasaan yang berkecamuk antara bahagia dan sedih.






To be continued




Bentar lagi lebaran.


Sekian dan arigatou gozaimasu




Bogor, 10 Mei 2021


Finadika

Kumpulan cerita narufemsasu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang