Part 1
Bukan Pengantin Pengganti 1
Naruto side
Seharusnya hari ini adalah hari pernikahanku dengan Hinata, namun semuanya gagal di hari pernikahanku. Mengapa itu terjadi?
Hyuga Hinata adalah gadis yang sangat kucintai selama 5 tahun ini. Aku sangat senang karena perjuanganku selama ini untuk mendapatkan hatinya berhasil. Pengorbanan jiwa dan ragaku tak sia - sia. Tapi nyatanya pengorbanan dan cintaku telah disalahgunakan oleh gadis itu. Tidak, bukan gadis karena Hinata sedang mengandung. Janin yang ia kandung bukan anakku.
Sungguh ironis bukan? Selama 5 tahun aku kejar hingga ia mau menikah denganku. Ternyata diam - diam dia menjalani hubungan asmara dengan pria lain.
Sakit rasanya hati ini ditinggalkan kekasih di hari pernikahan. Kenapa tidak kemarin atau bulan lalu saja? Kedua orangtuaku harus menahan malu karena pernikahanku yang gagal.
Awalnya aku memang akan gagal menikah, tapi ternyata tidak. Aku yang hampir putus asa didatangi oleh ibuku. Ibuku berkata bahwa pernikahanku tetap terjadi. Kataku, dengan siapa aku menikah? Mau cari di mana Hinata? Toh dia sudah pergi dengan pria lain. Pria yang menjadi ayah dari janin yang sedang ia kandung.
Sasuke. Uchiha Sasuke. Nama yang ibuku sebut. Mataku seketika terbelalak karena kaget. Bagaimana bisa aku menikah dengan Sasuke? Oh iya, Sasuke itu perempuan. Namanya saja yang seperti laki - laki. Sikapnya juga.
Ibuku menelepon dia semalam agar dia datang ke pesta pernikahanku. Tapi sekarang ibuku bilang Sasuke yang akan menjadi pengantinku. Mana mungkin mau gadis tomboi itu? Bisa saja dia sudah punya pacar, tunangan atau suami.
Tidak. Sasuke masih lajang. Perempuan dengan umur 27 tahun masih lajang? Padahal dia itu cantik meski tak secantik Hinata. Oke, aku tidak boleh menyebut nama perempuan jahat itu lagi. Perempuan yang telah menghancurkan hati dan kehidupanku.
Mengapa ibu meminta Sasuke untuk menikah denganku? Itu yang harus kutahu. Tapi yang lebih mengejutkan adalah Sasuke mau menikah denganku meski hanya sebagai pengantin pengganti. Ia melakukan itu karena tidak ingin kedua orangtuaku malu akibat pernikahan putra semata wayang mereka yang gagal. Terlebih penyebab gagalnya adalah pengantin perempuannya pergi dengan pria lain. Malu? Menurutku itu sih menyedihkan.
Sasuke itu gadis yatim piatu sejak berusia 12 tahun. Kedua orangtuaku yang merawatnya karena kedua orangtua Sasuke adalah sahabat mereka sekaligus orang yang telah membantu kedua orangtuaku bisa sukses seperti sekarang. Sasuke seperti anak kandung kedua orangtuaku. Dia sahabat dan juga kakakku. Makanya aku merasa aneh dan canggung kalau harus menikah dengan Sasuke. Meski Sasuke bilang dia hanya sebagai pengantin pengganti. Aku bisa menceraikannya kapan saja.
Oke, aku turuti saja kemauan ibuku daripada ibu dan ayah merasa malu. Lagipula Sasuke bukan orang lain. Bercerai dengannya pasti mudah daripada harus menikah dengan perempuan lain yang tidak kukenal. Sasuke itu sangat mengenal dan mengerti diriku. Jadi aku pasti bisa berpisah dengannya secepat mungkin sampai aku mencari pengganti Hinata.
Naruto side end
Seorang pria berambut pirang sedang berdiri di altar pernikahan. Senyum bahagia di wajahnya telah berganti dengan senyuman palsu yang harus ia lakukan agar kedua orangtuanya tidak merasa sedih.
Sang mempelai perempuan telah tiba. Semua tamu undangan memandanginya dengan tatapan kagum. Bagaimana tidak? Mempelai perempuan dari pria itu sangat cantik meski hanya dirias dengan riasan sederhana. Kecantikan dari dalam yang terpancar.
Sang mempelai pria aka Namikaze Naruto tersenyum getir. Ia merasa sedih karena mempelai perempuan itu bukan gadis yang ia cintai.
"Haah." Naruto menghela nafas lalu menoleh saat sang mempelai wanitanya tiba di dekatnya.
"Naruto, pegang tangan calon istrimu," kata Minato, ayah kandung Naruto yang merangkap menjadi wali Sasuke.
Naruto menoleh kepada Sasuke dengan enggan karena ia berpikir Sasuke tidak akan secantik Hinata. Terlebih ia sudah 1 tahun tidak bertemu dengannya. Terakhir bertemu, Sasuke sangatlah tomboi. Hinata jauh lebih baik dan feminin darinya.
"Iya, ayah," jawab Naruto enggan.
Namun mata Naruto terbelalak saat melihat sosok gadis yang akan menjadi pengantinnya. Tangannya refleks ingin membuka cadar penutup wajah pengantinnya.
Set. Minato mencekal tangan Naruto.
"Jangan dulu dilihat! Mentang - mentang calon istrimu cantik!" titah Minato tersenyum geli.
Naruto tak bisa berkata - kata. Ia hanya bisa diam terpaku karena tak percaya jika di sampingnya adalah Sasuke. Gadis tomboi yang selama ini menjadi sahabat sekaligus kakak perempuannya.
Minato pun pergi. Lalu Naruto dan Sasuke mengucapkan janji suci pernikahan. Sehat, sakit selalu bersama. Muda maupun tua. Hanya kematian yang memisahkan mereka.
Naruto memasangkan cincin di jari manis tangan kiri Sasuke. Begitu pula dengan Sasuke memasangkan cincin di jari manis kiri Naruto.
"Silakan berciuman," ucap sang pendeta.
"Eh?" Naruto sangat terkejut. Ia jadi ingat saat masih duduk di bangku sd, dia tak sengaja mencium bibir Sasuke. Waktu itu ia jatuh dan mengenai Sasuke. Ciuman pertamanya adalah dengan Sasuke. Naruto sudah melupakannya tapi sekarang ia jadi mengingat kejadian lucu itu.
"Buka saja cadar wajah istrimu," kata sang pendeta.
Naruto perlahan membuka cadar tile tipis berwarna putih yang menutupi wajah cantik istrinya.
Deg. Alangkah terkejutnya Naruto karena pengantinnya atau istrinya sangatlah cantik. Bahkan dadanya pun besar.
"Ka-kamu benar Sasuke teme?" tanya Naruto tidak percaya.
"Bukan, do-be," jawab Sasuke tersenyum miring.
Naruto pun tersenyum. Tanpa ragu ia mengecup bibir Sasuke. Hanya mengecup namun sukses membuat wajah sang mempelai wanita memerah.
"Hehe. Aku cium bibirmu ya. Tidak apa - apa, kan?" kekeh Naruto dengan polosnya.
Sasuke tidak bereaksi tapi wajahnya masih merah karena malu.
'Bibirnya manis,' batin Naruto.
'Semoga kalian bisa bersama. Ibu mendukungmu, Sasuke,' suara hati Kushina.
To be continued or the end?
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan cerita narufemsasu
FanfictionHanya kumpulan cerita narufemsasu di saat thor gak mood ngetik fanfic lain