Hari itu adalah hari yang paling sial bagi seorang Namikaze Naruto. Bagaimana tidak? Ia dengan sengaja telah membangunkan singa yang sedang tertidur pulas.
Pasalnya Naruto sedang berbicara dengan junior kelas 1. Siswi yang berani menyatakan cinta padanya. Bukan itu saja, sang siswi yang bernama Amaru itu memberikan hadiah berupa coklat dan berani mencuri kecupan di bibir milik sang wakil ketua osis. Padahal Naruto dan Sasuke sudah bertunangan. Harusnya Naruto lebih tahu diri dan sigap akan tindakan tak senonoh dari si junior berambut merah itu.
Jangan salahkan Sasuke jika ia akan mendiamkan Naruto sampai waktu yang tidak bisa ditentukan.
Seperti saat ini. Naruto sedang mengejar kekasih yang juga menyandang sebagai tunangannya. Naruto ingin berbicara dengan sang kekasih namun sang kekasih malah terus menghindar. Hingga suatu waktu Naruto diberi kesempatan oleh para pengurus osis yang tidak tega melihat ketua dan wakil osis mereka yang bersitegang. Tidak saling bicara ibarat sedang perang dingin.
Brakh. Suara pintu ruang osis terbuka dengan keras. Sang ketua osis yang tengah mengerjakan tugasnya sampai menolehkan pandangannya untuk mengetahui pelaku yang tidak sopan membuka pintu ruang osis.
Setelah sang ketua mengetahui siapa pelakunya, pandangannya kembali tertuju ke dokumen atau proposal yang sedang ia periksa.
Tap tap tap. Suara langkah kaki cepat.
"Teme!! " panggil orang itu yang ternyata adalah Naruto.
Sasuke hanya melirik sekilas kepada sang kekasih yang telah membuatnya galau seminggu ini.
"Kita harus bicara! "
Sasuke bangkit dari duduknya. "Apa yang perlu kau bicarakan, Naruto? Masih belum puas udah bikin aku sakit hati, hem? "
Gadis bersurai raven itu meneteskan air mata. Air mata pertama yang Naruto lihat. Padahal Naruto sering kali berbuat salah tapi sang tunangan belum pernah menangis.
"A.. Aku ingin meminta maaf. Aku tahu kalau aku salah. Aku.. "
Naruto merasa tidak enak hati. Ingin memeluk gadisnya namun sang gadis malah menolak pelukannya dan pergi. Namun sebelum pergi sang gadis sempat berkata, "kau curang, Naruto! Aku yang hanya bicara dengan senior laki - laki saja kau marah. Bagaimana kau melihatku dicium oleh laki - laki lain? "
"Tentu saja aku akan marah dan menghajar orang yang berani menyentuhmu, Sasuke! "
"Tapi aku tidak akan pernah melakukan itu kepada gadis lain. Seharusnya kau menghindar. Tapi kau malah kau terpesona. Kau memang jahat, Naruto! Hiks.. Hiks.. "
Sasuke pun pergi meninggalkan Naruto yang galau.
"Gimana ini? Si cantik jadi marah. Apa yang harus aku lakukan?"
Naruto bingung sendiri. Ia tidak ingin dibenci Sasuke. Jujur waktu itu ia terkesima dicium oleh adik kelasnya meski ciuman dari kekasihnya lebih membuat Naruto ngefly.
"Jangan cuma bicara, nangka matang! " celetuk seseorang yang tak lain adalah Gaara. Ia datang dan masuk ke ruang osis saat Sasuke ke luar.
"Nangka matang? " beo Naruto. "Dasar rakun merah! " Naruto marah.
Gaara duduk di sofa, sedangkan Sasuke duduk di kursi tempat duduk sang ketua aka Sasuke.
"Besok kan Sabtu malam. Coba bikin acara atau apa saja yang bisa bikin ketua gembira, nangka, " ujar Gaara dengan nada datar namun agak sombong.
Naruto mengernyitkan alisnya. "Maksudmu? "
"Kau tidak peka dan tidak romantis," ejek Gaara.
"Lalu..aku harus gimana, rakun merah? Aku tidak tahu lagi. Aku sudah bawa coklat, bunga tapi Sasuke tidak menerimanya. Aku kan jadi bingung dan galau. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan cerita narufemsasu
FanfictionHanya kumpulan cerita narufemsasu di saat thor gak mood ngetik fanfic lain