Harem Naruto Berakhir
Bag 3Saat ini di kantor hokage telah berkumpul sang hokage ketujuh bersama kedua istrinya, Hinata dan Shion. Sasuke sedang bobo cantik di ruang rahasia Naruto yang dibuat khusus untuk dirinya beristirahat dan untuk sang istri kedua.
"Hm, ada apa kalian kemari? Apa uang belanja dariku sudah habis?" tanya Naruto dengan wajah datarnya lalu kembali menatap pada berkas yang harus ia tanda tangani.
"Aku minta cerai!" jawab Hinata dan Shion bersamaan.
"Cerai?" beo Naruto. "Tapi kenapa?"
"Naruto kun, kau terlalu baik padaku. Bukankah kau memergokiku sedang berselingkuh di hotel bersama tuan raikage?" tanya Hinata merasa heran pada suaminya yang terlalu baik atau mungkin bodoh.
"Ya, aku melihat kalian sedang bermesraan di dalam hotel itu tapi aku tidak tega kalau harus menceraikanmu, Hinata. Bagaimana dengan ayahmu? Beliau pasti akan sangat malu punya anak perempuan yang diceraikan karena ketahuan berselingkuh dengan pria lain?" jawab sekaligus tanya Naruto. Wajahnya tak menampilkan ekspresi apapun. Ia masih sakit hati setelah dihianati oleh istri pertamanya. Padahal Naruto sangat menyukai Hinata setelah Sasuke.
"Tapi aku ingin kita bercerai, Naruto kun! Aku tidak bisa bersama pria tukang kawin sepertimu. Apalagi kamu sekarang sangat memprioritaskan si wanita Uchiha itu," kata Hinata bersikeras untuk bercerai.
Naruto menghela nafas lalu menghentikan pekerjaannya.
Shion menoleh pada Hinata. "A-aku juga ingin bercerai denganmu, Naruto. Aku masih ingin berkarir dan berkeliling dunia. Mana bisa aku menjadi istrimu," ucap Shion.
Naruto menatap kedua istrinya. Tidak ada kebohongan yang ia lihat dari matanya. Hanya ada kejujuran dan keyakinan jika mereka berdua sangat ingin bercerai dengannya.
"Baiklah. Mana surat cerai kalian?" tanya Naruto. Wajahnya tak menampilkan ekspresi apapun.
Shion dan Hinata menyerahkan surat cerai yang telah mereka ajukan ke kantor pengadilan agama.
"Rupanya kalian serius ingin cerai dariku ya. Padahal..aku sangat menyayangi kalian berdua," ucap Naruto sambil menandatangani surat cerai.
"..."
Shion dan Hinata hanya diam.
"Mulai hari ini aku telah menceraikan kalian, Hinata dan Shion. Kalian bukan istriku lagi, dan aku bukan suami kalian. Semoga kalian hidup bahagia tanpaku," ucap Naruto merasa bersalah.
"Selamat tinggal, Naruto kun. Aku akan pergi ke Kumo. Kita tidak akan pernah bertemu lagi di desa Konoha," kata Hinata setelah membungkukkan badan, ia pun pergi.
Shion menoleh pada Hinata lalu menatap Naruto. "Naruto, terimakasih karena telah menepati janjimu untuk meminangku. Permisi. Selamat tinggal." Ia pun pergi.
Naruto hanya tersenyum getir membalas ucapan dari mantan istri keempatnya itu. Tak ada pelukan apalagi ciuman selamat tinggal dari mantan kedua istrinya itu. Kini Naruto jadi galau.
"Pertama Sakura yang minta cerai, terus Hinata dan Shion. Kenapa mereka ingin berpisah denganku? Apa mereka tidak lagi mencintaiku?" tanya Naruto dengan perasaan galau.
Sasuke sudah bangun dari tidur cantiknya. Ia tidak langsung ke luar menemui suaminya. Ia malah berdiam diri untuk mendengar gumaman sang suami. Sebenarnya Sasuke tadi sudah bangun saat Shion dan Hinata datang untuk meminta cerai pada Naruto. Hanya saja Sasuke memilih untuk diam dan tetap tinggal di ruangan khusus sang suami.
Awalnya ia ragu dengan apa yang telah terjadi. Tapi dilihat dari sikap sang suami yang tampak melow dan sangat sedih, kejadian tadi benar adanya. Dua istri Naruto yang lain telah bercerai dengannya. Artinya Sasuke adalah satu - satunya istri Naruto saat ini.
Bohong kalau Sasuke tidak merasa senang, namun ia tak tega melihat suaminya galau akibat bercerai dengan kedua istrinya. Terlebih Naruto harus berpisah dengan Hinata yang notabene adalah istri pertamanya. Ditambah Hinata ternyata telah main serong dengan pria lain. Sosok yang tak pernah disangka - sangka, yaitu raikage. Orang yang telah Sasuke potong tangannya waktu ia remaja dulu.
"Si dobe sangat menderita. Apa dia lupa masih punya aku? Istrinya yang selalu setia padanya meski ia telah membuangku," gumam Sasuke.
Karena tidak tahan dengan kegalauan yang Naruto alami, Sasuke pun ke luar dan menghampirinya.
Tap tap. Suara langkah kaki Sasuke mendekati Naruto yang sedang bergalau ria dengan menyandarkan kepalanya di atas kedua tangannya di atas meja.
"Na-Naruto," panggil Sasuke dengan lembut. Ia berdiri di belakang Naruto lalu memeluknya.
"Sa-suke? Kau sudah bangun?" tanya Naruto. "Maaf, kau jadi bangun padahal sedang beristirahat."
Sasuke tersenyum lalu duduk di pangkuan Naruto yang sedang duduk di kursi kebesarannya. Ia sudah tidak memeluk Naruto.
"Aku sudah cukup tidur. Anak kita sedang merindukan tou channya," ucap Sasuke dengan manja. 'Aku tidak akan membiarkan Naruto larut dalam kegalauannya,' batin Sasuke.
"Ah ya. Aku masih punya anak darimu, Sasuke. Maafkan aku. Sekarang aku sudah tidak punya harem lagi tapi aku kan punya istri dan juga bayi yang sedang kamu kandung," kata Naruto kembali ceria.
Sasuke tersenyum penuh kemenangan.
"Maafkan aku, Sasuke. Aku..tidak akan menyia - nyiakanmu. Apalagi kamu sedang hamil anakku. Kita akan buat kesebelasan ninja Konoha yang hebat. Bagaimana? Kau sanggup, kan?" ungkap Naruto tersenyum.
"Eh? Ke-kesebelasan? Maksudmu aku hamil 11 kali?" beo Sasuke takut salah dengar.
Naruto mengangguk. "Iya. Tapi kalau kamu nggak mau..aku akan bikin harem lagi, gimana?"
Plak. Cap lima jari tercetak jelas di pipi tan Naruto.
💢"Cukup 4 anak saja. Sisanya kau angkat saja anak yatim. Kau pikir hamil itu mudah?! Melahirkan juga susah!" seru Sasuke kesal.
"Oke. Aku akan adopsi 7 anak saja. Tapi..alangkah baiknya kalau aku menikah lagi saja dengan tiga wanita lain yang bisa ngasih aku 7 anak. Itu lebih baik, Sasuke," kata Naruto dengan polosnya.
💢"Chidori!!"
Duaar. Gedung hokage hancur terkena chidori sedangkan Naruto dan Sasuke selamat meski keduanya penuh tanda hitam di wajahnya alias gosong.
"Gedungnya hancur," kata Naruto sambil memegang kepalanya.
Sasuke menyeringai. "Ini baru satu gedung. Kalau kau berani berpoligami lagi dan membuat harem, desa Konoha akan aku hancurkan dan juniormu kukebiri. Hn," ujar Sasuke berjalan meninggalkan Naruto sambil mengibaskan rambutnya yang panjang diikat kuda dan jubah hitamnya.
Naruto melongo. Kedua matanya berwarna putih layaknya mata ikan yang sudah mati.
"Makanya jangan poligami kalau akibatnya berbahaya," kata Shikamaru muncul dari balik reruntuhan bangunan gedung hokage.
"Aku sih satu istri saja sudah cukup. Ino kan sangat mahir di ranjang," sambung Sai entah muncul dari mana.
The End
Asli tamat. Maaf kalau nggak nyambung dan gaje. Mau bikin narufemsasu short story lagi gak? Lumayam di saat gak mood ngetik yang fanfic panjang.
Sekian dan arigatou gozaimasu
Bogor, 14 Oktober 2021
Finadika
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan cerita narufemsasu
FanfictionHanya kumpulan cerita narufemsasu di saat thor gak mood ngetik fanfic lain