Who Am I 6Sasuke terbangun di ruangan asing tak pernah sekalipun ia bayangkan di dalam hidupnya. Terlebih kamar itu adalah kamar seseorang yang pernah menjalin kasih dengannya. Siapa lagi kalau bukan Naruto?
Sambil menahan sakit di kepala, Sasuke berusaha untuk bangun dan berdiri. Tapi ia tidak bisa. Yang ada ia malah jatuh ke lantai.
Bruk. Sasuke lagi - lagi merasakan sakit. Kepalanya masih sakit tapi kini hatinya yang sakit.
Tes tes. Air mata menetes. Ingin sekali menahan tangis namun tak bisa ia lakukan. Air matanya terus mengalir begitu saja hingga ia menangis terisak. Dirinya tidaklah kuat. Ia lemah dan butuh seseorang untuk menjaganya. Menjadi sandaran hatinya seperti saat ini. Seorang pria berambut pirang datang dan langsung menggendongnya serta membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur.
"Sasuke, ada apa denganmu? Apa yang kau lakukan di tengah malam yang hujan? Kau demam, kepalamu terbentur, memar dan berdarah. Apa kau diserang seseorang?" tanya pria itu aka Naruto. Mantan kekasihnya yang akan segera menjadi tunangan kakaknya.
Rentetan pertanyaan panjang dari sang mantan kekasih membuat Sasuke semakin pusing dan sedih. Tanpa berniat menjawab, ia pun berdiri dan bangkit. Lalu melangkah untuk meninggalkan Naruto yang sedang menatapnya dengan rasa cemas.
"Kamu mau ke mana, Sasuke?" tanya Naruto merasa sangat khawatir.
Sasuke tidak menjawab, ia hanya berjalan terus sampai ia terjatuh.
Brukh. Sasuke meringis. Dirinya begitu lemah sekarang. Terlebih saat tahu bahwa dirinya bukanlah putri kandung dari ibunya. Uchiha Mebuki bukan ibunya tapi Uchiha Mikoto. Wanita perebut suami orang.
"Hiks.. Hiks.. " Sasuke refleks meneteskan air mata. Hatinya sangat terpukul. Rasa sayangnya kepada Sakura dan ibunya begitu besar sampai ia rela melepaskan cinta pertamanya. Tapi ternyata ia hanyalah anak seorang pelakor.
Set. Naruto dengan hati - hati mengangkat tubuh Sasuke dan membaringkannya di atas kasur.
"Naruto, kumohon. Izinkan aku pergi dari sini. Hiks.. Hiks.. " pinta Sasuke.
"Tidak! Kamu masih sakit, Sasuke. Beristirahatlah di sini. Aku tidak akan membiarkanmu pergi. Keadaanmu begitu mengenaskan. Kalau bisa, ceritakan padaku apa yang telah terjadi padamu, Sasuke? Melihatmu seperti ini membuatku sedih dan semakin ingin menolak perjodohan itu," ungkap Naruto mengelus telapak tangan Sasuke dengan lembut.
Sasuke hanya diam sambil menangis. Ia bingung. Jika bercerita, perjodohan Naruto dengan kakaknya akan batal tapi jika tidak bercerita, dadanya akan lebih sesak.
"Tenanglah, Sasuke. Kamu istirahatlah. Aku akan ke luar agar kamu bisa tidur, hm?" kata Naruto tersenyum tulus.
"A-ano.. Naruto.. " kata Sasuke merasa gugup. Ia sudah tidak menangis.
Naruto yang sudah berjalan meninggalkan Sasuke pun menghentikan langkahnya dan menoleh. Ia tersenyum saat Sasuke tak menyebut dirinya dengan tambahan kata nii.
"..a-apa aku boleh mengatakan sesuatu?" tanya Sasuke merasa gugup dan ragu. Kepalanya diperban.
Naruto pun kembali pada Sasuke dan duduk di atas kasur di dekatnya.
"Tentu saja boleh. Meski aku mantan pacarmu, tapi aku bukan musuhmu kan? Kalau mantan suamimu sih aku mau. Hehe," kekeh Naruto. Baru dipanggil nama saja sudah senang seakan ada peluang emas yang terbuka.
"Sebenarnya.. Aku bukan anak kandung ibuku. Kak Sakura bukan kakakku," ucap Sasuke. Terucap sudah. Awalnya ia ragu dan takut tapi ia harus mengatakannya kepada seseorang. Tadinya ia ingin berkata kepada Shikamaru tapi malah Naruto yang menemukannya. Malu rasanya dilihat sisi lemahnya oleh pria yang pernah ia tolong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan cerita narufemsasu
FanfictionHanya kumpulan cerita narufemsasu di saat thor gak mood ngetik fanfic lain