My Lover was an Alien part 7

228 15 2
                                    

My Lover was an Alien 7


Selama jam pelajaran berlangsung, Naruto terus melirik Sasuke, begitu pula sebaliknya. Sasuke juga melirik Naruto.

'Lama banget sih jam istirahat tibanya. Kan aku udah nggak sabar pengen nanyain ke si teme. Kenapa dia bisa jadi cewek? Maksudku.. Dia kan udah pernah bilang kalau dia mau jadi cowok yang maco. Atau.. Dia nggak mau jadi cowok karena wajahnya terlalu cantik. Nanti dikira cowok gay dong. Lucu banget,' batin Naruto.

Pemuda pirang itu terus tersenyum seolah-olah bunga bermekaran di sekitarnya.

Semua murid yang ada di ruang kelas merasakan suasana yang berbeda. Naruto memang ramah dan mudah bergaul. Senyum pun tak luput dari wajahnya yang semakin tampan. Namun senyuman itu menyimpan kesedihan serta kehilangan. Kini mereka tahu jika Naruto sudah menemukan cahayanya. Bulan yang selama ini menghilang telah muncul kembali.

Teet teet. Bel jam istirahat berbunyi. Guru yang mengajar pun ke luar dari ruang kelas.

Hinata sudah bersiap dengan bentonya yang akan ia berikan kepada Naruto. Ia takkan pernah berhenti mengejar Naruto sebelum Naruto berhasil ia dapatkan. Namun hasilnya sia-sia karena Naruto sudah diambil oleh perempuan lain.

Sakura segera menarik tangan Hinata.

"Hin, ayo kita makan siang bareng!" ajak Sakura.

Hinata segera menepis tangan Sakura, tapi Toneri menarik tangan Hinata.

"Ayo, Hin! Kita kan calon tunangan. Aku nggak mau kalah sama si kuning itu. Baru beberapa jam aja udah jadi pasangan fenomenal. Kita tidak boleh kalah!" ajak Toneri. Bukan mengajak, tapi lebih tepatnya memaksa Hinata untuk ikut dengannya.

"Aku nggak akan pernah mau jadi tunangan kamu, Ton!" tolak Hinata berusaha melepaskan tangannya yang sedang dipegang oleh Toneri.

Toneri tersenyum sinis. "Jadi kamu lebih suka jadi sadgirl? Dasar payah!" ejek Toneri sebelum melepaskan tangan Hinata dan meninggalkannya.

Hinata hanya diam meski sudut matanya selalu melirik pada pasangan remaja yang sedang malu-malu kucing.

Tap tap. Hinata memutuskan untuk pergi. Besok lagi ia akan mencoba untuk mendekati Naruto. Hari ini ia akan membiarkan Naruto bersama banci yang bernama Uchiha Sasuke. Itu yang Hinata pikirkan. Sakura pun pergi menyusul Hinata.

Sementara itu, Naruto masih duduk di tempatnya. Hari ini ia membawa bekal makan siang buatan ibunya. Sedangkan Sasuke tidak membawa makanan. Ia akan pergi ke kantin namun dicegah oleh Naruto.

"Ka-kamu mau pergi ke mana, Sas? Maksudku.. Uchiha san," kata Naruto. Merasa canggung.

Sasuke yang sudah berdiri kembali duduk. Kali ini ia menggeserkan kursinya agar bisa lebih dekat dengan Naruto.

"Nar, jangan panggil marga dong. Aku kangen dipanggil teme atau Sasuke chan sama kamu," pinta Sasuke. "Ma-maksudku.. "

Wajah Sasuke kembali memerah. Ia masih tetap tsundere. Malu tapi mau.

"Haha. Maaf ya. Habisnya.. Aku grogi banget lho, Sas. A-aku nggak nyangka banget kalau kamu beneran jadi cewek. Padahal kamu tuh selalu koar-koar pengen jadi cowok maco. Eh tahunya kamu datang malah jadi cewek. Gimana ceritanya coba? Pasti kamu nggak mungkin jadi cewek gara-gara aku, kan?" ungkap Naruto. Ia memang terlihat grogi. "Geer banget kalau aku mikir gitu. Haha."

Sasuke menghela nafas. Rupanya ia tidak boleh terlalu gengsi jika berhadapan dengan seorang pemuda. Apalagi pemuda itu banyak yang naksir. Bisa-bisa sebutan cinta pertama Sasuke tidak akan menjadi cinta terakhir Naruto.

"Maaf, Nar. A-aku diam-diam ngestalk kamu," kata Sasuke dengan menundukkan kepalanya. Malu. "Ja-jangan marah dan juga jangan kecewa ya. Aku-"

"Wow! Ka-kamu ngestalk aku? Maksudku.. Selama ini kamu diam-diam merhatiin semua kegiatanku. Nggak nyangka banget lho, Sas. Selama ini kamu udah ada di bumi dan nggak bilang sama aku?" tanya Naruto.

Sasuke mendongakkan kepalanya. "A-aku malu banget, Nar dan juga.. Aku pengen ngasih kamu kejutan. Selama 5 tahun ini aku terus berpikir, kalau aku jadi cowok, belum tentu aku bisa nemuin cewek setulus kamu. Makanya aku milih jadi cewek, dan juga.. "

Sasuke menjeda perkataannya. Naruto memilih untuk diam sambil menikmati makan siangnya.

"Makan dulu yuk? Biar aku yang suapin kamu," tawar Naruto.

Sasuke tanpa ragu membuka mulutnya. Naruto kaget. Ia pikir Sasuke akan menolaknya. Namun gadis itu menerima tawarannya.

Suapan pertama telah masuk ke dalam mulut Sasuke. Sasuke pun tersenyum. Masakan ibu Naruto sangat enak.

"Gimana? Mau lanjut cerita sambil makan nggak?" tanya Naruto.

Sasuke mengangguk dengan cepat. Kini ia melupakan gengsinya. Jika ia masih gengsi, maka Naruto pasti akan jatuh ke tangan gadis lain. Ia hafal betul gadis bermarga Hyuga yang selama ini tidak pernah menyerah meski Naruto selalu menolaknya. Belum lagi para senior dan junior yang diam-diam menaruh hati padanya.

"Terus.. Gimana ceritanya kamu bisa jadi cewek?" tanya Naruto ingin tahu lebih banyak.

"Aku nggak mungkin jadi cowok kalau wajah aku feminin gini, dan juga.. Hormon di dalam tubuhku lebih banyak hormon cewek. Kalau aku jadi cowok, yang ada aku malah jadi femboy. Jijik banget. Aku ini kan bukan orang yang nggak setengah-setengah. Ngapain jadi cowok kalau aku nggak bisa sepenuhnya jadi cowok," jelas Sasuke. Tidak ada kebohongan yang bisa Naruto lihat dari sorot matanya.

"Oh begitu. Aku pikir karena aku kamu mau jadi cewek. Haha," kata Naruto tertawa garing.

Entah mengapa ia merasa kecewa. Pernyataan tadi yang Sasuke utarakan mengenai calon suami ternyata hanya basa basi dan itu bukan dirinya.

Blush. Wajah Sasuke memerah lalu ia memalingkan wajahnya karena malu terhadap Naruto.

"I-itu nggak salah juga sih. A-aku selama 5 tahun ini kangen banget sama kamu, Nar. Kan aneh kalau aku jadi cowok. Dan juga.. " Sasuke terlihat sangat gugup.

Sosok gugup dan malu Sasuke membuat gadis itu tampak sangat imut di mata Naruto.

Set. Naruto menarik tangan kanan Sasuke lalu mencium telapak tangan kanannya.

"Thanks, Sas. Ayo kita mulai dari awal. Hm?" ajak Naruto.

"Hn," jawab Sasuke.

"Kamu masih Sasuke yang kukenal," ucap Naruto sebelum meraih tengkuk leher Sasuke lalu mendekatkan wajahnya dan bibirnya menempel pada bibir Sasuke.

Sasuke tak menolak tindakan Naruto. Jujur saja jika ia memang berharap Naruto melakukan hal itu dengannya.

Cup. Ciuman kedua pasangan narusasu menjadi awal dari hubungan cinta kedua mahluk berbeda gender dan juga berbeda planet.

The end




Or to be continued


Silakan komen bagi yang mau lanjut atau tamat.

Sekian dan arigatou gozaimasu

Bogor, 29 Januari 2023

Finadika

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 29, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kumpulan cerita narufemsasu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang