Naruto Harem 2

503 35 7
                                    


Harem Naruto Berakhir
Part 2


Naruto terus berlari melewati atap rumah warga desa sambil mengaktifkan mode seninnya. Ia lakukan itu agar bisa merasakan aliran cakra dari istri keduanya aka Uzumaki Sasuke. Namun ia sama sekali tak bisa merasakan cakra sang istri di sekitar desa Konoha.

'Sasuke nggak mungkin kabur dari desa, kan? Dia masih menjadi istriku. Yang benar saja kalau Sasuke pergi dari desa dan meninggalkanku,' batin Naruto. Kangen, sedih, galau sedang ia rasakan.

Sasuke memang tidak berada di desa ibarat ditelan bumi. Ia menghilang secepat kilat setelah mengetahui suaminya telah menikah dengan mantan rekan satu timnya.

Kabur adalah jalan satu - satunya yang hanya bisa ia lakukan malam itu. Kini ia merasakan apa yang Hinata rasakan. Harusnya dari awal ia tak menerima pinangan dari hokage ketujuh itu. Sekarang Sasukelah yang kena batunya. Sedang hamil muda, suami kawin lagi. Belum puas penderitaannya.

Ya bisa dibilang takdir memang kejam. Hinata dan Sakura belum hamil. Mereka menunda kehamilan karena takut suami mereka menikah lagi.

Benar sekali firasat kedua wanita itu. Naruto menikah lagi dengan seorang perempuan berambut pirang pucat. Dia seorang putri bangsawan, namanya adalah Shion.

Kali ini Sakura marah besar tapi Naruto tak memedulikan kemarahan Sakura dikarenakan ia sedang merasa kecewa pada Sasuke yang pergi meninggalkannya tanpa kabar. Akhirnya Sakura hanya diam bersama Hinata.

Naruto dan Shion tinggal di rumah baru mereka yang sangat besar. Bisa dibilang Shion adalah istri Naruto terkaya selain usianya yang paling muda di antara ketiga istri lainnya.

Hinata adalah istri Naruto yang paling sabar, jadi ia akan tetap diam meski suaminya menikah lagi. Sedangkan Sakura dia melabrak Shion dengan hasil yang memuaskan. Naruto jarang menemui Shion dan lebih sering menemui Sakura.

Beberapa bulan kemudian

Sasuke berada entah di mana. Itu yang sedang Naruto pikirkan saat ini. Terlebih  ia selalu memimpikan seorang anak laki - laki berambut hitam memanggilnya ayah. Anak itu sangat mirip dengannya.

"Sasuke, kamu ada di mana? Aku sangat merindukanmu," rintih Naruto. Matanya tanpa sadar meneteskan air mata.

Saat Naruto memikirkan istri keduanya yang entah berada di mana, seekor ular berwarna ungu tiba - tiba muncul di hadapannya.

"Eh kodok!" Naruto latah. Ia sangat terkejut.

Si ular aka Aoda sweatdrop dengan tingkah sang hokage ketujuh.

"Saya ular, pak, bukan kodok. Kalau kodok tuh Gamabunta. Hewan peliharaan bapak hokage," ucap Aoba.

"Maaf, aku refleks bilang kamu kodok. Kamu ada apa kemari?" tanya Naruto ingin tahu.

"Nyonya Sasuke, pak," jawab Aoda.

"Ada apa dengan Sasuke?" tanya Naruto langsung berdiri.

"Nyonya Sasuke sedang terluka dan hampir saja kegugu-.. "

Poof. Aoda menghilang sebelum melanjutkan perkataannya bersamaan dengan munculnya istri kedua sang hokage ketujuh.

"Lupakan apa yang Aoda katakan, Naruto. Aku pergi!" ucap Sasuke.

Namun Naruto dengan cepat berhasil mencegah istri keduanya untuk pergi.

Brukh. Tiba - tiba seseorang masuk ke dalam ruang kerja hokage.

"Tuan hokage ketujuh, tuan harus tahu kalau nyonya Sasuke sedang hamil.. "

Shizunelah yang datang.

"Apa? Sasuke hamil?" tanya Naruto refleks melepaskan pegangan tangan Sasuke.

Sasuke pun melangkah untuk pergi. Ia menyayangkan sikap Shizune yang tidak bisa merahasiakan dirinya yang sedang hamil.

"Ya, nyonya Sasuke hamil," jawab Shizune. 'Aku tidak salah bicara, kan?' batin Shizune.

Naruto menatap punggung Sasuke yang hendak pergi.

"Sasuke, katakan padaku kalau kau memang sedang hamil?" tanya Naruto dengan wajah serius.

"Aku hamil ataupun tidak bukan urusanmu, tuan hokage ketujuh. Lebih baik urusi ketiga istrimu. Aku akan pergi jauh dari desa. Jangan cari aku," jawab Sasuke. Dadanya terasa sakit. Ia sama sekali tak menoleh pada Naruto.

Keputusan yang sangat berat baginya yang harus meninggalkan desa Konoha sambil mengandung keturunan dari sang hokage ketujuh yang merupakan suami sahnya sekaligus suami dari tiga wanita lain.

"Ma-mana bisa begitu, Sasuke. Janin yang kau kandung adalah anakku. Aku wajib bertanggung jawab. Kalau kau mau pergi, pergilah setelah melahirkan. Aku dan Hinata, atau Sakura, Shion bisa merawat anak itu," ucap Naruto.

Plak. Sasuke menampar pipi kiri Naruto hingga terlukis gambar lima jari di pipi tannya.

"💢Dasar brengsek!! Takkan kubiarkan wanita lain merawat anakku!!" bentak Sasuke sebelum pergi meninggalkan Naruto.

Namun Naruto lagi - lagi berhasil mencegah Sasuke pergi.

"Kalau begitu, jangan pergi dariku lagi, Sasuke. Aku mohon. Aku sangat sedih dan galau saat kau pergi," ucap Naruto dengan ekspresi wajah memelas.

Sasuke tersenyum sinis. "Galau? Sedih? Jangan bercanda, tuan hokage ketujuh! Istrimu kan banyak. Kalau aku pergi, masih ada tiga istri lagi yang bisa menghibur dan melayanimu. Jadi aku sudah tidak kau butuhkan lagi."

Jleb. Ucapan Sasuke membuat Naruto merasa semakin bersalah.

"Itu beda, Sasuke! Aku mencintaimu!" sanggah Naruto.

"Cinta? Makan tuh cinta! Aku tidak butuh cintamu! Lebih baik lepaskan tanganmu! Aku sudah muak melihatmu, Naruto!" seru Sasuke dengan nada dingin.

"Aku tak akan melepaskanmu, Sasuke. Katakan padaku, apa yang kau inginkan agar kau mau berada di sisiku lagi?" tawar Naruto. Masih memelas.

Sasuke mengernyitkan alisnya. "Aku ingin kamu menceraikan ketiga istrimu, bagaimana?" pinta Sasuke.

"Apa?!"

Naruto refleks melepaskan pegangan tangannya pada tangan Sasuke.

Jleb. Sasuke merasa kecewa.

"I-itu..mustahil aku melakukannya, Sasuke. Mereka semua adalah istriku. Mana mungkin aku menceraikan mereka," tolak Naruto.

"Oke," kata Sasuke.

Kemudian Sasuke mengusap perutnya yang mulai tampak buncit.

"Nak, katakan selamat tinggal pada tou chanmu. Kita akan tinggal bersama. Hn?" gumam Sasuke sambil meneteskan air mata.

Setelah itu Sasuke pun pergi meninggalkan Naruto dengan kekuatan mata rinnegannya.

Brukh. Naruto langsung jatuh terduduk di lantai.

Shizune menepak jidatnya kemudian berkata, "Kamu harus berkorban, tuan hokage ketujuh. Kalau tidak kau akan kehilangan Sasuke dan anakmu."

Shizune pun pergi.

"Aku bingung. Aku sangat mencintai Sasuke tapi aku tidak bisa menceraikan Hinata, Sakura dan Shion. Bagaimana ini?"

Naruto pun dilema. Kurama hanya bisa diam karena ia tak memiliki pengalaman dalam berumah tangga. Jatuh cinta saja belum pernah. Apalagi menikah.



To be continued

Author lagi mode sad nih

Sekian dan arigatou gozaimasu


Bogor, 8 Oktober 2021

Finadika

Kumpulan cerita narufemsasu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang