Edisi Bulan Puasa bag 2

536 36 22
                                    


Edisi puasa bag 2

Di halaman sebuah mesjid, beberapa remaja laki - laki yang berjumlah sekitar 4 orang sedang memainkan sarung mereka. Berbagai cara telah mereka lakukan. Dari bermain ninja - ninjaan, melempar sarung, dan berbagai gaya lainnya.

"Hei! Kau jangan curang Naruto!!" teriak Kiba berlari mengejar Naruto yang selalu sembunyi dengan memanjat pohon besar di halaman mesjid.

"Naik sini kalau berani! Wue!!" balas Naruto sambil menjulurkan lidahnya pada Kiba.

"Awas ya kau, pirang!!" Kiba meninggalkan Naruto yang masih betah duduk di dahan pohon tanpa takut sosok hantu.

Shikamaru dan Gaara menjadi pelampiasan Kiba karena Naruto gagal ia lempar dengan sarungnya.

Naruto yang berada di atas pohon hanya terkekeh melihat aksi ketiga temannya. Namun tiba - tiba terdengar suara cekikikan. Entah suara tersebut datang dari mana. Yang jelas Naruto merasa takut dan spontan turun dari pohon.

Di bawah pohon telah berdiri sosok gadis yang sudah mengenakan mukena berwarna putih. Naruto yang baru sampai di tanah pun pingsan seketika.

"Rasain! Orang mah sholat bukan maen perang sarung. Dasar dobe!" ujar sosok gadis itu berlalu meninggalkan Naruto. Namun sebelum itu ia memanggil Kiba agar membantu Naruto bangun dan sadar dari pingsannya.

Kiba, Gaara dan Shikamaru datang.

"Ck ck ck. Si pirang malah pingsan. Kan yang pakai mukena putih tadi Sasuke. Dasar penakut," umpat Gaara mengangkat tubuh Naruto bersama Kiba dan Shikamaru.

"Udah tahu penakut. Eh dia malah manjat pohon. Lihat cewek pake mukena aja ampe pingsan," sambung Kiba.

"Udah belum ngomongnya? Kasihan nih si Naruto. Mana udah qomat. Kita harus bangunin dia cepat - cepat. Kalau nggak keburu sholat isya mulai," ujar Shikamaru.

Tubuh Naruto direbahkan di atas lantai mesjid luar.

"Tapi cara ngebanguninnya gimana?" tanya Gaara tidak tahu.

Kiba menyeringai. "Serahkan padaku!"

Gaara dan Shikamaru mengendikkan bahu mereka.

Kiba menarik nafas kemudian berteriak, "Imsyak! Imsyak!!"

Secepat kilat Naruto bangun. "Eh? Imsyak? Aku telat. Mana belum sahur. Gimana dong?" Naruto tampak seperti orang linglung.

Ketiga temannya tertawa melihat respon Naruto yang aneh dan lucu bagi mereka.

"Belum imsyak. Sekarang waktunya sholat isya dan tarawih. Ayo masuk, Naruto!" jelas Gaara menarik tangan Naruto.

Naruto cengo dan akhirnya sadar. "Alhamdulilah. Aku masih bisa makan."

"Cuma makan yang ada di otakmu, Naruto," ejek Shikamaru.

Naruto malah tertawa. "Oh iya dong. Mumpung udah buka. Aku lapar banget. Tadi baru makan kolak buatan si teme. Hehe."

"Udah tarawih kita ke rumahku. Ayo kita bakar jagung atau bikin jasuke!" ajak Gaara. Mereka sudah berada di dalam mesjid di wilayah sholat laki - laki.

"Sasuke?" beo Naruto.

Gaara berdecak. "Yang ada di pikiranmu cuma makanan sama Sasuke, Naruto!"

"Kau benar, Gaara. Haha.. " Kiba tertawa.

Tiba - tiba datang Guru Kakashi yang sedang berusaha taubat dari membaca novel hentainya.

"Kalian jangan ngobrol mulu. Baris yang benar. Dasar bocah bau kencur!" seru Kakashi.

Kumpulan cerita narufemsasu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang