Bukan Pengantin Pengganti 3

385 36 13
                                    


Bukan Pengantin Pengganti 3
Part 3

Hari itu juga Naruto dan Sasuke pindah dari kediaman Namikaze menuju tempat tinggal mereka yang baru. Rumah yang Naruto bangun untuk ia tinggali bersama Hinata setelah menikah nanti. Namun pada kenyataannya ia dan Hinata gagal menikah. Sasukelah yang menjadi istrinya saat ini.

Di rumah baru Naruto. Sasuke tidak terkejut dengan warna cat dinding rumah tersebut karena rumah itu memang bukan untuknya. Sakit tapi Sasuke harus terbiasa dengan rasa sakit itu.

"Warna catnya..apa harus kuganti? Kamu kan tidak suka warna violet, Sasuke?" tawar Naruto. Ia sudah tidak sedih lagi namun nada bicaranya sangat dingin.

Sasuke menggelengkan kepalanya. "Tidak perlu. Warna itu juga bagus," jawab Sasuke. Ia merasa senang.

Naruto hanya diam dan lega karena istrinya tidak meminta mengecat ulang rumahnya. Setahunya Sasuke tidak suka warna violet.

Pasangan narusasu sudah berada di dalam rumah yang bertingkat dua. Rumah untuk Hinata jika Naruto menikah dengan Hinata.

Di lantai 2 di depan beberapa kamar Naruto dan Sasuke berdiri. Naruto membawa koper Sasuke karena ia tidak tega melihat Sasuke membawa barang yang berat.

"Kamarmu di sini, Sasuke, sedangkan kamarku di sana," ujar Naruto dengan nada dingin.

Jleb. Rasa sakit lagi. Itu yang Sasuke rasakan.

'Jadi kami tidak sekamar ya. Menggelikan,' batin Sasuke tersenyum getir.

"Baiklah. Tapi.. Memasak, membereskan rumah, mencuci baju..siapa yang akan mengerjakan itu semua?" tanya Sasuke menguji Naruto.

"Aku bisa menyewa asisten rumah tangga," jawab Naruto yang lebih membuat Sasuke sakit hati.

"Hn, aku akan melakukan itu semua," putus Sasuke. Bagaimanapun dia adalah seorang istri dan ibu rumah tangga.

"Kenapa?" tanya Naruto tidak mengerti.

"Dasar bodoh! Aku ini kan istrimu meski kita hanya menikah di atas kertas dan tidak lama. Setidaknya biarkan aku melakukan tugas seorang ibu rumah tangga, Naruto," jawab Sasuke tersenyum manis. Senyuman palsu.

"Baiklah. Aku akan memberimu uang belanja. Kamu boleh menggunakan uang itu semaumu. Kalau habis, katakan saja," kata Naruto. "Kalau begitu, aku masuk dulu ke kamarku. Beristirahatlah, Sasuke. Makan siang biar pesan online saja."

Naruto pun berjalan meninggalkan Sasuke tanpa menoleh ke belakang kepada sang istri.

Sasuke masuk ke dalam kamarnya sambil menyeret koper lalu menutup pintu dan menguncinya. Melampiaskan semua kesedihannya.

"Kenapa? Kenapa begini? Setidaknya biarkan aku mencoba untuk membuka hatimu, Naruto. Izinkan aku untuk menjadi penghuni hatimu. Tapi kamu malah memberiku jarak seakan tidak ingin menjadi suamiku. Kamu sungguh menyebalkan, dobe. Hiks.. Hiks.. " lirih Sasuke. Duduk di balik pintu kamarnya dengan posisi memeluk kedua lututnya dengan kedua tangannya. Menangis tanpa diketahui oleh Naruto.
.
.
.
.
.
.
Pernikahan yang penuh cinta, canda dan tawa adalah pernikahan yang diimpikan oleh semua orang termasuk Sasuke. Namun pernikahannya dengan Naruto tidak demikian. Sudah 2 bulan ia menjadi istri Naruto tapi tidak ada yang berubah meski mereka selalu sarapan bersama dan Sasuke dengan giat membawakan bekal makan siang ke kantor suaminya.

Rasanya sangat menyakitkan. Sasuke ingin menyerah saja tapi baru 2 bulan dan ia akan terus berjuang agar Naruto jatuh cinta kepadanya.

Oke, dua bulan sudah terlewati. Kini sudah 6 bulan dan Sasuke tak membuahkan hasil. Segala jerih payahnya tak ada gunanya. Dari memasak, memakai baju seksi di malam hari, semuanya tak berguna.

Kumpulan cerita narufemsasu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang