Edisi Ramadhan final chap

358 33 11
                                    

Lebaran

Sosok gadis cantik bersurai raven dengan apron berwarna merah muda berenda sedang sibuk menghangatkan makanan yang semalam ia masak. Setelah itu ia pun pergi ke kamar mandi. Tak lupa apron yang imutnya ia lepas.

Tak memakan waktu lama untuk membersihkan diri karena ia tidak ingin telat pergi sholat ied bersama sahabat perempuannya.

Sang kakak terlihat memasuki kamar gadis tersebut dan meletakkan sebuah hijab pashmina yang baru saja ia setrika agar rapih dan wangi.

Aksi sang kakak tercyduk oleh sang adik.

"Abang! Apa yang abang lakuin di kamar ade perempuan abang?" tanya Sasuke. Gadis raven itu namanya Uchiha Sasuke.

Sang kakak tampak tenang. "Semalam pacarmu memberikan hijab itu untukmu tapi kau malah tidur. Kabur setelah mengakui perasaan. Naruto jadi bingung dan dia pulang tanpa mendengar ucapan terimakasih darimu, dek," kata Itachi, kakak laki - laki Sasuke yang hanya satu.

Sasuke yang hanya mengenakan kimono mandi langsung menoleh pada selembar hijab dengan warna senada yang cocok dengan baju yang kakaknya berikan.

"Hijab ini cocok dengan bajuku. Ternyata Naruto dobe begitu perhatian padaku," gumam Sasuke tersenyum bahagia.

"Abang mandi dulu ya. Kita naik motor saja ke lapangannya biar cepat sampai. Oke," kata Itachi. Menutup pintu kamar sang adik.

"Iya, bang." Sasuke terlihat begitu bahagia menerima hadiah dari sosok yang selama ini ia sukai. Ia tak menyangka jika Naruto akan memberinya hadiah.

"Semoga kita berjodoh, Naruto. Aku.. Aku sangat menginginkanmu untuk jadi teman hatiku," ucap Sasuke sambil memeluk hijab tersebut.

Skip time

Sholat ied selesai, acara maaf - maafan dengan tetangga di sekitar komplek, sudah. Saatnya makan - makan.

Semua teman perempuan Sasuke berkumpul di rumahnya. Mereka adalah Sakura, Ino, Hinata, dan Shion.

Akan tetapi Sasuke merasa ada yang kosong. Ia belum bertemu dengan Naruto. Biasanya si pirang sudah bolak balik ke rumahnya untuk minta makan ataupun kue tapi lebaran tahun ini ia belum terlihat batang hidungnya.

'Si dobe ke mana sih? Dia kayak ditelan bumi aja,' suara hati Sasuke. Ia merasa sangat kesal. Kekesalannya ia limpahkan pada bumbu rujak yang sedang ia ulek. Saat lebaran paling enak makan rujak bersama teman - teman sesama perempuan.

Tap tap tap. Terdengar langkah kaki mendekati Sasuke yang masih mengulek bumbu sambel rujak.

"Sakura, kau tunggu di ruang tengah. Nanti aku bawa. Lagian ini hanya bumbu. Hinata dan Ino sudah mengiris buahnya. Kau tunggu di saja di sana," kata Sasuke tanpa mengalihkan pandangannya dari cobek.

"Sasuke, aku bukan Sakura."

Deg. Suara itu adalah suara Naruto. Secara slow motion Sasuke menoleh ke belakang.

"Na-Naruto?! Kau.. " Mata Sasuke terbelalak saat Naruto memeluknya sambil meneteskan air mata.

"Ma-maafkan aku, Sasuke. Maaf," lirih Naruto memeluk Sasuke begitu erat.

"A-apa yang kau katakan?" tanya Sasuke tidak mengerti.

Naruto melepas pelukannya. "Cuci dulu tanganmu, teme. Aku.. Ingin bicara serius denganmu sebelum pergi," pinta Naruto.

Deg. "Pergi?" beo Sasuke. Ia pun mencuci tangannya di wastafel.

Naruto tanpa sepengetahuan Sasuke mencoba bumbu rujak buatan sang tambatan hati. "Uhuk.. Uhuk.. Pedas sekali! Dasar perempuan. Sukanya makanan pedas. Kalau nggak rujak ya seblak," umpat Naruto.

"Apa yang ingin kau bicarakan, Naruto? Oh ya, makasih ya. Hijabnya bagus. Aku suka," kata Sasuke tersenyum manis.

Blush. "Syu-Syukurlah kalau kamu suka. Aku.. Takut kamu nggak suka, lho. Hehe," kekeh Naruto. Wajahnya memerah.

"Jadi..kau mau bicara apa, dobe?" tanya Sasuke sangat penasaran. "Tadi kau bilang pergi?"

"Kita duduk di teras belakang ya. Gimana? Aku nggak ngapa - ngapain kamu ko, teme," usul Naruto.

"Hn." Sasuke melangkah lebih dulu menuju teras belakang diikuti oleh Naruto.

Mereka pun duduk di bangku panjang lengkap dengan meja panjang.

"Apa yang mau kamu bicarakan, Naruto?" tanya Sasuke dengan tatapan tajam.

Naruto menghela nafas. "Besok.. Aku akan pergi ke Spanyol. Aku mendapat beasiswa untuk belajar di sana. Tingkat sma sampai kuliah."

"Ka-kamu tidak bercanda, kan, dobe? Be.. Berarti.. Kau akan pergi jauh dan kita.. Tidak akan bisa bertemu lagi. Hiks.. Hiks.. "

Sasuke berusaha menahan tangis tapi ia tak kuasa. Air matanya tetap mengalir.

"Karena itu, aku minta maaf padamu, Sasuke. Aku.. Akan kembali setelah menjadi pria yang pantas denganmu, Sasuke," ujar Naruto. Mereka duduk berjarak 30 cm.

"Si-siapa yang bilang tidak pantas? Hanya aku yang memutuskan kau pantas atau tidak, dobe!" seru Sasuke menahan emosi.

Naruto tersenyum getir. "Bukan begitu. Kita masih muda dan bisa menjadi bucin. Karena itu, aku ingin menjadi pria sukses yang bisa membahagiakanmu. Mencukupi semua kebutuhanmu. Akan berdosa kalau aku hanya memberimu cinta. Kamu kan harus makan, mengenakan pakaian yang layak, rumah yang nyaman. Jadi.. Aku harus bisa menafkahimu sebaik mungkin, Sasuke."

Ucapan Naruto membuat Sasuke terharu. Ia tak menyangka jika Naruto memikirkan kebahagiaan dan masa depannya begitu jauh.

"Naruto.. Bagaimana perasaanmu padaku? A-apa kau juga menyukaiku?" tanya Sasuke dengan menahan rasa malu.

Naruto tersenyum tulus. "Aku menyukaimu, Sasuke. Maafkan aku karena aku telat menyatakan perasaanku padamu. Beberapa tahun lagi aku akan datang dan melamarmu dengan mahar yang pasti akan membuatmu tak bisa menolakku, hm?" ucap Naruto sambil mengusap air mata Sasuke yang menetes.

"Masih lama, dobe. Tapi.. Aku akan menunggumu. Aku akan selalu berdoa kalau kita itu berjodoh. Hn?" ucap Sasuke tersenyum. Sedih dan senang bercampur aduk.

"Tunggu aku hingga saat itu tiba. Dan.. Jaga hatimu. Kau cantik dan banyak laki - laki yang naksir. Aku minder lho kalau bersanding denganmu," kata Naruto mengusap surai raven Sasuke.

"Kau juga dobe. Jaga hatimu. Aku yang mengajarimu tapi kau yang pergi sekolah ke luar negeri," umpat Sasuke.

Naruto meraih tubuh Sasuke ke dalam dekapannya. Memeluknya dengan erat. "Maafkan aku. Kita akan melakukan hubungan ldr."

Sasuke menggelengkan kepalanya. "Tak apa. Aku keberatan. Yang penting kita mempunyai hubungan khusus."

Keduanya tersenyum. Pelukan terlepas. Sang pemuda dan sang gadis saling memandang lalu wajah mereka begitu dekat. Sangat dekat, dan..

"Masih haram, woy! Halalin dulu ade abang yang cantik ini!" seru Itachi perusak suasana.

Wajah Naruto dan Sasuke memerah lalu mereka tertawa bersama.






Tamat




Iya tamat. Ini kan spesial Ramadhan. Hehe




Sekian dan arigatou gozaimasu




Bogor, 12 Mei 2021



Finadika

Kumpulan cerita narufemsasu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang