[PART 1-7 LAGI DI REVISI, SAYA TERLALU BOROS DAN MENGGUNAKAN KATA KATA KASAR TERLALU BANYAK. JADI SEMENTARA DI UNPUBLIS] Dilanjutkan part 8 sampai seterusnya tidak apa apa, masih sambung dengan cerita.
Ini cerita tentang seorang gadis yang terpisah...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Masih adakah yang menunggu cerita ini update?🥲
• • • •
Brayen menahan bagian belakang Queen. Queen tak pingsan mereka yang salah lihat, tapi ia tiba tiba menarik napasnya secara terengah-engah. Niel pergi mengambil air sedangkan Brian pergi mencari Arsen atau siapapun itu.
"Dek!" Brayen menggoyang goyangkan Queen
"Se-sesak."
Brayen bangkit dari situ, membopong tubuh Queen lalu menaruh nya di atas kasur. "Dek?" Panggil nya lagi
"Hey." Berganti menepuk pipi Queen
"Queen."
Tak ada sahutan, Queen terus bernapas tidak beraturan. Dadanya sesak tiba tiba, membuatnya susah bernapas.
Brayen mengambil ponsel nya di atas nakas, tangannya bergetar karena terlalu panik. Kemungkinan besar Arsen tak ada di rumah, dan ia harus mencari cara pertolongan pertama di internet.
"Anj**g!" Umpatnya saat tangan nya saja bergetar tak beraturan.
Tiba tiba Indri, Bianca, datang dengan terburu buru.