Masih adakah yang menunggu cerita ini update?🥲
•
•
•
•Brayen menahan bagian belakang Queen. Queen tak pingsan mereka yang salah lihat, tapi ia tiba tiba menarik napasnya secara terengah-engah. Niel pergi mengambil air sedangkan Brian pergi mencari Arsen atau siapapun itu.
"Dek!" Brayen menggoyang goyangkan Queen
"Se-sesak."
Brayen bangkit dari situ, membopong tubuh Queen lalu menaruh nya di atas kasur. "Dek?" Panggil nya lagi
"Hey." Berganti menepuk pipi Queen
"Queen."
Tak ada sahutan, Queen terus bernapas tidak beraturan. Dadanya sesak tiba tiba, membuatnya susah bernapas.
Brayen mengambil ponsel nya di atas nakas, tangannya bergetar karena terlalu panik. Kemungkinan besar Arsen tak ada di rumah, dan ia harus mencari cara pertolongan pertama di internet.
"Anj**g!" Umpatnya saat tangan nya saja bergetar tak beraturan.
Tiba tiba Indri, Bianca, datang dengan terburu buru.
"Bang Arsen gak ada," ucap Brian
Brayen menggeram frustasi, sambil mengacak-acak rambutnya. "Telpon cepat!!"
"Gimana bisa gini, Ha?!" Bentak Indri
"Jawab!!" Sentak Bianca
Brayen tak meladeni itu semua, tangannya bergerak cepat mencari cara untuk mengatasi Queen. "Dapat!" Pekiknya saat menemukan cara di internet.
"Pindahkan penderita ke tempat yang aman, dan biarkan istirahat," gumam Brayen.
"Bantu penderita mendapatkan posisi yang nyaman, sudah," gumam Brayen lagi
"Longgarkan pakaian penderita," gumam Brayen
"Mommy sama mami ganti pakaian Queen, yang longgar longgar cepat!, Kita keluar." Brayen menarik tangan Brian untuk keluar kamar.
Mereka berdua menunggu diluar kamar Queen, tapi tetap tak bisa tenang. Tak lama Niel menghampiri mereka dengan air di tangannya, "Bang?"
"Anjer lu dari mana aja!!"
"Abang pikir nih rumah kecil apa, rumah ajah besar kek hotel bintang sepuluh!" Omel Niel
Ceklek!!
Pintu terbuka, "Udah," ucap Indri
Mereka berhamburan masuk, dan sedikit lega, saat melihat Queen tak terlalu sesak napas seperti tadi.
Brayen membuka ponsel nya kembali, namun terlamabat ketika Indri bersuara, "Jangan kasih makan apapun dulu, kita tunggu Arsen datang," ucap Indri
"Itu cara kelima," gumam Brayen nyaris tak terdengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M Queen
Teen Fiction[PART 1-7 LAGI DI REVISI, SAYA TERLALU BOROS DAN MENGGUNAKAN KATA KATA KASAR TERLALU BANYAK. JADI SEMENTARA DI UNPUBLIS] Dilanjutkan part 8 sampai seterusnya tidak apa apa, masih sambung dengan cerita. Ini cerita tentang seorang gadis yang terpisah...