[PART 1-7 LAGI DI REVISI, SAYA TERLALU BOROS DAN MENGGUNAKAN KATA KATA KASAR TERLALU BANYAK. JADI SEMENTARA DI UNPUBLIS] Dilanjutkan part 8 sampai seterusnya tidak apa apa, masih sambung dengan cerita.
Ini cerita tentang seorang gadis yang terpisah...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Lo benar Qween?"
Queen mengelengkan kepalanya, "Bukan Aku tuyul Om, iyalah Aku Q w e e n!" Ujar Queen
"Owh."
Queen menatap Justin tidak percaya, itu jawabannya?, "Owh." Queen meniru cara bicara Justin, dan melangkah pergi dari tempat itu.
Tak sadar kartu nama Queen terjatuh, memang sengaja Queen jatuhkan. Justin memilih kartu nama itu, dan membaca nya, dan saat itu juga matanya membulat. Ramalan malam itu, hampir lengkap pada diri Queen.
Ia segera berlari keluar untuk mencari Queen, tapi terlamabat. Queen dan abangnya sudah pulang dari kafe.
•~•||•~•
Hari ini latihan basket terakhir mereka, karena besok mereka sudah akan mengikuti lomba mewakili sekolah.
Mereka berlatih hampir 4 jam, tapi tak ada sedikitpun kata istirahat dari mereka.
"Dribble yang bener anjim, udah hampir empat jam dari tadi miring terus!" Omel Dion pada anara
Alexa membanting sembarang ba basket itu. "Lu tau gak gue cape?!" Balas anara