-Rasa datang tanpa aba aba, dan kamu jatuh rasa pada tempat yang salah-
••
Queen berlari sekuat tenaga memburu orang tersebut, sampai tak sadar ia berada di tempat sepi. Queen melihat sekeliling nya yang tak ada siapa siapa, bahkan orang yang tadi ia kejar saja sudah menghilang seperti di telan kegelapan.
"KELUAR LU ANJ**"G!!" teriak Queen.
"KELUAR LU LAWAN GUE SINI!" Teriak Queen lagi.
Terdengar suara berat serta derap langkah kaki dari kegelapan.
"Queen Gabriella Verhossen, terpisah dengan keluarganya, dan bertemu dengan pemimpin Mafia terkuat pada masanya, diasuh oleh leader wanita Mafia dengan kekuatan tak kalah hebatnya. Sekarang dia sudah besar, dan pintar memainkan trik licik, tapi sayang seribu sayang dia telah mengusik seorang Graha putra pemimpin TALASKAR."
"Sehebat itu Saya sampai seorang Graha putra merasa terusik?"
"Jika sudah berurusan dengan saya, maka jawabannya mati atau mati!" Graha menggeluarkan pisau lipat dari sakunya.
"Mental kok patungan, sini satu lawan satu!" Ucap Queen saat melihat banyak mata yang melihat mereka dari tempat tersembunyi.
Graha mengangkat tangan nya mengisyaratkan kepada anak buahnya untuk tak ikut campur.
"Menggunakan otot untuk anak gadis mungkin bukan cara yang baik," ujar Graha
Queen terkekeh, "Otot anda sudah tua, punya saya masih muda. Jangan samakan level kita."
"Meski ini sudah rapuh, tapi tetap berpengalaman. Buktinya Leader Mafia wanita yang ditakutkan di dunia saja mati di tangan saya," ujar Graha bangga
Queen mengepalkan tangannya, namun smrik di bibirnya tetap terpatri. "Yah, leader itu beda dengan saya."
"Cukup saya memboros suara demi anak kecil seperti kamu, sekarang saya punya pilihan untuk anda. Pilihan yang menguntungkan kedua pihak."
Queen diam menunggu pilihan apa yang ingin dikatakan graha.
"Berikan segala bukti bahwa Ray bukan anak saya dan kunci dari ruangan Naravez, maka kamu dan seluruh keluarga serta teman mu tak akan dalam ancaman Talaskar."
"Ck--"
"Tapi... Kalau kamu tidak melakukan seperti yang saya katakan, maka bersiaplah segala yang anda punya, akan lenyap tak tersisa."
"MAKA AMBIL NYAWA SAYA BAJINGAN!" Teriak Queen dengan suara bergetar dan mata yang berkaca-kaca.
"Saya akan memberikan kamu waktu untuk berpikir, gunakan waktumu dengan sebaik baiknya."
Graha dan anak buahnya pergi dari tempat itu, meninggalkan Queen sendiri di tempat gelap dan sepi itu.
Seketika badan Queen merosot jatuh, ia menagis sekuat tenaga di sana. Air matanya tiba tiba saja seperti banjir, padahal ia berjanji untuk tak ingin menagis lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M Queen
Teen Fiction[PART 1-7 LAGI DI REVISI, SAYA TERLALU BOROS DAN MENGGUNAKAN KATA KATA KASAR TERLALU BANYAK. JADI SEMENTARA DI UNPUBLIS] Dilanjutkan part 8 sampai seterusnya tidak apa apa, masih sambung dengan cerita. Ini cerita tentang seorang gadis yang terpisah...