Bagian 86

12.1K 1K 146
                                    

"Jalan Tuhan memang tidak ada yang tahu, tapi percayalah apapun itu rencananya, itulah yang terbaik bagi dirimu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jalan Tuhan memang tidak ada yang tahu, tapi percayalah apapun itu rencananya, itulah yang terbaik bagi dirimu. Percayalah"

Me-

Tidak ada satupun dari mereka yang mendekat masih trauma dengan kejadian tahun lalu.

"Kita berhasil!, Queen balik ke kita. Tuhan itu baik!" Ucap Arsen sembari melompat lompat memegang bahu Indri.

Mereka menangis haru, tidak lupa berterimakasih pada Tuhan yang sudah memberi mereka kesempatan.

Brayen spontan memeluk Alex disampingnya. Pelukan pertama yang tulus yang hampir 23 tahun dia hidup, baru kali ini adik batu nya itu memeluknya.

Dion menyeka air matanya, putrinya baik baik saja sekarang. Trimakasih Tuhan.

Indri memeluk Arsen erat, "Mami percaya Arsen dokter hebat, semuanya karna Tuhan. Titip trimakasih mami buat mereka yang sudah mau berjuang..."

Beda dengan yang lain, Niel berlari sekencang nya pergi mencari Max Abang nya itu, berita bahagia ini jangan sampai Max lewatkan.

****

Queen sudah ditempatkan di ruangan biasa, tidak ada alat alat lagi yang menempel pada tubuhnya, dan kini mereka tengah menunggu Queen untuk bangun.

Kata Arsen sedikit lagi, tapi dari tadi siang sampai sore menjelang malam ini Queen belum kunjung bangun.

Teman teman Queen dan inti Antraxz, Loridz lainnya menyambut kabar gembira ini dengan hati bahagia. Bahkan mereka semua stay dirumah sakit ingin melihat wajah pertama kali Queen membuka matanya dari satu tahun lalu. Berlebihan? oh tentu saja, bukan untuk melihat Queen mereka ingin melihat teman temannya yang mungkin menangis, selama ini mereka jarang menangis, namun tidak ada Queen mereka jadi cenggeng, pasti mereka tidak menyia-nyiakan kesempatan langka ini.

Mereka semua di luar, bukan di dalam, karena sudah penuh dengan keluarga serta teman teman Queen.

Di dalam Indri stay memegang tangan Queen sudah Berjam jam namun tidak sedikit pun dia bangun.

"Mom bangun dikit Napa, ga sakit itu?"

Indri tetap menggeleng kepalanya.

Dion yang sudah lelah itu mengendong Indri untuk duduk di sofa. "Udah tepos nanti makin tepos lagi!" Gumamnya.

Indri memang sudah tua tapi telinga nya tidak tuli, Bertepatan dengan Dion meletakan nya di sofa bertepatan juga di menarik rambut Dion kasar. "Ngomong apa tadi?"

"Ngga." Dion sama sekali tak berekspresi.

"Pertandingan yang ditunggu tunggu akhirnya di tayangkan gysss..." Seru Niel.

"Siapa yang tep--"

"Queen gerak!!" Pekik Alea sambil menunjuk jari Queen.

Semuanya mengerubungi ranjang Queen, "Panggil Arsen cepat!"

I'M Queen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang