[PART 1-7 LAGI DI REVISI, SAYA TERLALU BOROS DAN MENGGUNAKAN KATA KATA KASAR TERLALU BANYAK. JADI SEMENTARA DI UNPUBLIS] Dilanjutkan part 8 sampai seterusnya tidak apa apa, masih sambung dengan cerita.
Ini cerita tentang seorang gadis yang terpisah...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Qween berlari sekencang kencang nya di gang menuju rumah nya. Ingin rasa nya ia lari sejauh mungkin dari bumi dan manusia. Persetan dengan impian nya bertemu keluarga nya.
BRUKK.
Arghhh.
Ringisan kecil keluar dari mulut Qween. Ia tersandung batu hingga mengeluarkan darah segar.
Queen mendongak, "Alea?" Qween langsung bangkit dan memeluk Alea.
Alea menerima pelukan juga dengan hangat. "Gue rindu tau," ujar Alea.
Queen melepas pelukannya, "Kenapa tiba tiba, gak kasih kabar, ha?" Ucap Queen tapi lebih galak.
"Surprise." Alea membentuk pelangi di tangannya
"Gelay!, Yok kerumah. Capeh gue, baru mukulin orang."
•~•||•~•
N
iel datang dengan sempoyangan, ternyata pukulan Qween sakit juga. Ia berdiri di depan warung, karena sudah tak kuat, Niel duduk di depan situ, dan bersandar pada pagar.
"Woi!!"
"Keluar!!" Teriak Niel
Brayen, Brian Bara dan Dion berlari serabutan mendengar suara Niel yang jelas baru dipukuli.
Karena terburu buru, kecelakaan yang tak ada korban jiwa pun terjadi.
Seperti Gerald dan Jihan. Jihan membuka pintu dan Gerald yang kebetulan ingin lari keluar tapi tak lihat jalan dan alhasil menabrak pintu.
Dan Josua yang tak dapat me rem kedua kaki nya, dan terjadi tabrakan antara ia dan Jihan, membuat Jihan tersungkur kebawah mencium lantai semen.
Dari semua contoh kecelakaan di atas. Mari bersyukur karena tak ada satu pun korban jiwa.
Jikalau pun ada maka bisa di katakan memalukan keluarga, sekolah diri sendiri dan geng Thunder. Misalnya ada berita tentang korban jiwa yang terjadi di warung biru milik pak Mamat dengan judul 'panggilan dari Niel membuat kecelakaan di warung biru yang menewaskan tiga orang lainnya' memalukan
Sedangkan yang lain berdiri di depan warung menatap niel yang sedang terduduk lemas di terotoar.
Mereka pun berjalan ke arah Niel, membantu nya untuk berdiri. Lalau berjalan membawa nya ke dalam warung, mendudukam Niel di di salah satu bangku yang ada di warung biru tersebut.
