Bagian 78

8.4K 932 174
                                    

Queen berjalan dipinggir jalan yang sepi itu dengan langkah gontai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Queen berjalan dipinggir jalan yang sepi itu dengan langkah gontai. Baterai ponsel nya habis, ia tak bisa memesan taksi atau menghubungi siapapun.

Queen tengah berkutat dengan pikirannya, apa gunanya dia sekarang?, Tidak ada lagi harapan atau secerca dukungan yang membuat Queen semangat untuk melawan Talaskar.

Sibuk dengan pikirannya sampai tak sadar, rintikan hujan mulai mengguyur ibu kota Jakarta. Queen membalikan telapak tangan untuk merasakan rintik hujan, sembari melihat ke atas.

Semakin lama semakin besar dan banyak tetesan hujan. Lengkaplah sudah dia yang tengah bersedih dan di temani air hujan, mungkinkah dia dan kota jakarta bersaudara kembar?, Kalau begitu dia mau jadi kota saja.

Queen tidak mencari tempat berteduh, ia terus melanjutkan jalannya.

Apakah ini titik terendah Queen?, Saat semua orang yang dulu membelanya, kini berbalik dan tak memperdulikan nya lagi?, Bahkan sahabatnya sendiri.

Tentu saja, ini mungkin karma.

Lama kelamaan Queen basah kuyup, dan menggigil di pinggir jalan. Namun Queen tetap melanjutkan perjalanannya.

Sampai salah satu motor ninja, dengan sorot lampu yang sangat terang berhenti di depannya. Queen menyipitkan matanya mencari tau siapa itu. Barangkali malaikat maut?

Orang tersebut turun dari motornya dan membungkus Queen dengan jaket yang kulit kebesaran di tubuh Queen.

"Naik."

Oh tidak, kenapa matanya rabun saat diwaktu yang tak tepat. Namun suara itu yang sangat dia kenal.

"Naik Queen!"

"Bara?" Tanya Queen bingung.

Bara menggendong Queen, lalu mendudukan nya di atas motor ninja nya. Bara ikut naik dan membawa motor tersebut pergi.

Di dalam kaca full face nya Bara menggeram kesal, sampai rahangnya mengeras. Apa Setega itu Brayen dengan adik sendiri?

Tanpa sadar Bara membawa motornya dengan kecepatan tinggi, membuat Queen dibelakang spontan memeluk karena takut melayang di tiup angin.

"Bara anak anji*g, Pelan!" Teriak Queen.

Seketika Bara memelankan laju motornya. Mereka berhenti di salah satu kafe sepi, biasanya kafe itu ramai oleh anak tongkrongan, tapi entahlah dengan malam ini.

"Turun!"

Queen mengikuti Bara untuk turun.

Bara memegang tangan Queen menariknya ke dalam kafe, mereka langsung menuju ke kamar mandi tanpa mengatakan sesuatu pada pramusaji.

"Keringin badannya, gue ambil Hoodie dulu di jok." Bara pergi meninggalkan Queen yang masuk ke kamar mandi.

Tak lama Bara kembali. Tok... Tok.. tok...

I'M Queen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang