Awal

57.1K 2.1K 27
                                    

Welcome buat yang baca cerita ini, sebuah cerita yang murni karena ide Ay sendiri, semoga suka 😺

-Happy Reading-

Helaan nafas pasrah tak henti terdengar dari seorang laki-laki paruh baya yang saat ini berdiri di depan kelas XII IPA 5. Hari beratnya mungkin akan segera dimulai sekarang.

Pak Ikhsan melangkahkan kakinya masuk kedalam kelas. "Selamat pagi anak-anak," sapa Pak Ikhsan pada seluruh penghuni kelas itu.

"Pagi Pak," balas beberapa siswa dan siswi hampir bersamaan.

"Sepertinya bapak tidak perlu memperkenalkan diri lagi. Sebagian dari kalian mungkin sudah kenal dengan bapak." Pak Ikhsan mengedarkan pandangannya ke seluruh kelas. "Dimana Lauryn?" tanya Pak Ikhsan saat melihat kurangnya siswi bermasalah di LHS.

"Pak, disini banyak loh murid bapak yang lain. Masa yang dicari yang cantik doang," sahut seorang siswa. Dia adalah Anwar Estiawan. Anak REXITER's yang terkenal berbadan kecil dan mulut yang sedikit berisik.

Seorang siswa mengangkat salah satu tangannya. "Saya gak dicariin pa?" tanya Radit Yogaswara sok sedih. Sifatnya sebelas dua belas dengan Anwar. Bahkan tidak jarang mereka dikira kembar seperti Ipin Upin oleh siswa lainnya, namun mereka tidak seiras. Perbedaan mereka hanya pada kegantengannya. Radit memimpin 0.05% dari kegantengan Anwar.

"Kalian ada disini. Ngapain saya cariin yang ada?" balas Pak Ikhsan.

"Justru bapak harusnya cari yang sudah di depan mata aja Pak, yang gak kelihatan, biasanya suka nyakitin," cetus Brama Sukma Adinata. Brama ini paling fakboy di LHS. Jejeren mantannya hampir sama kayak panjang kereta api. Mantap bukan?

"Korban ghosting ya lo?" tuduh Prisil Fayyana, ia adalah salah satu dari sahabat Lauryn. Sifatnya terkadang suka kepo dan hobinya nyakitin hati pria. Apalagi spesies seperti Brama. Bagi Prisil, Brama harus punah.

Seorang gadis yang duduk di sebelah Prisil mengangguk setuju dengan apa yang dikatakan Prisil. "Bisa juga lo kena ghosting," ucap Crista Chloe. Si gadis dengan wajah polos dan sikap malu kambingnya.

Tidak terima, Brama menolak tegas perkataan perempuan yang kini sekelas dengannya. "Gue kena ghosting?" tanya Brama lagi dan diangguki oleh Prisil. "Lo kali. Gue sih no."

"Kalian berdua mau lanjut cekidot?" tanya pak Ikhsan galak karena merasa tak diacuhkan.

"Mari kita lihat gimana kelanjutan ceritanya. Yuk cekidot," ucap Anwar seperti sedang membawakan sebuah acara dengan buku yang digulung sebagai mik.

Gelak tawa terdengar bersahutan di kelas XII IPA 5. Kecuali, dari arah dua bangku dari pojok ruangan belakang. Ada dua siswa yang duduk bersebelahan dengan tenang, seolah tidak ikut campur dalam kelas. Mereka adalah Argani Putra Oriel dan sahabat kecilnya yaitu Deren Ghardana Kumala. Jika the king es LHS adalah Oriel, maka dibawah Oriel ada Deren. Tapi, Deren lebih mending masih suka membalas walau tidak panjang. Lah Oriel? Laki-laki itu kalau sudah berbicara terasa mengintimidasi dan satu lagi menusuk.

Suara pintu yang terbuka mengalihkan semua pasang mata pada sang pelaku. Tapi, sang pelaku tidak masalah jika dirinya menjadi pusat perhatian.

Biasa artis kan gitu. Baru sekelas belum sedunia perwattpadan. batinnya.

"LAURYN!" tegur pak Ikhsan. Murid yang ia cari akhirnya muncul juga.

Senyuman yang manis terbit di wajah Lauryn yang terbilang cantik dan terkenal karena wajahnya bak orang luar. "Bapak Ikhsannya Ryn," ucap Lauryn bangga, "kangen Lauryn sama ocehan bapak. Udah 2 minggu Lauryn belum masuk ke ruang BK," ucap Lauryn senang. Baginya hari-hari menyenangkan itu saat di sekolah. Tidak akan ia lewatkan begitu saja.

"Kalau begitu sekarang kamu ke ruang BK. Tunggu saya disana," titah pak Ikhsan.

"Siap pak Ikhsan." Lauryn mengangkat tangan lalu menghormat sebentar. Mampir kantin bisa nih, pikir Lauryn.

Baru saja berbalik dan melangkah sekali, tas punggung yang Lauryn pakai ditarik ke belakang oleh pak Ikhsan.

"Kenapa pak?" tanya Lauryn.

"Gajadi. Kamu gausah ke BK. Bapak yakin kamu pasti gak akan sampai kesana." Pak Ikhsan sudah mulai hapal gerak-gerik Lauryn dan siswa bermasalah lainnya.

Lauryn menyengir. "Tau aja bapak. Bapak fans saya ya?" Lauryn kembali berbalik dan hendak duduk di kursi kosong sebelah Anwar yang memang duduk tidak jauh dari Prisil dan Crista.

Lagi. Pak Ikhsan kembali menarik tas punggung Lauryn untuk kedua kalinya. "Apalagi pak?" tanya Lauryn ramah.

"Kamu gak boleh duduk disitu. Tempat duduk kamu sudah khusus saya atur," jawab pak Ikhsan. Ia mengalihkan pandangannya pada pojok ruangan. "Deren, kamu duduk sama Brama," titah pak Ikhsan.

"Baik pa," balas Deren. Ia pindah sesuai keinginan pak Ikhsan.

"Dan kamu Lauryn," jeda pak Ikhsan, "kamu duduk sama Oriel," titah pak Ikhsan.

"Bapak saya gatau kalau bapa bisa setega ini memisahkan saya dengan Prisil dan Crista," ucap Lauryn mendramatisir. Ia mengikuti keinginan pak Ikhsan untuk duduk di pojok ruangan.

"Tau bapak tega banget sama kita," sahut Prisil. Ia melambaikan tangannya pada Lauryn yang pergi ke pojok ruangan.

"Gua bakal kangen sama lo, Lauryn," ucap Crista sok sedih. Bahkan ia sudah meremas selembar tisu.

Pak Ikhsan menghela nafas panjang. Masih pagi ia sudah melihat banyak drama saja. "Kalian kalo digabung gini, masalah besar buat saya. Saya juga mimpi apa semalam bisa-bisanya saya jadi wali kelas kalian," ungkap pak Ikhsan, "belum lagi biang masalah semuanya ada di kelas ini. Mau jadi apa coba kelas ini kedepannya?"

"Gak akan berubah sih pa," jawab Anwar cepat.

"Tetap kotak, gak akan berubah kalau gak renov," sahut Radit.

"Gimana kalau ajuin renov?" cetus Brama, "biar libur lagi, iya kan?"

"Jangan! Gue gabut kalo libur. Enak sekolah, ada yang bisa gua jailin," tolak Lauryn cepat. Ia duduk di sebelah cowok yang baru kali ini ia lihat.

"Kelakuan kamu emang bener-bener ya Lauryn," cibir Pak Ikhsan.

Lauryn mengangkat sebelah tangannya. "Pak saya mau nanya," ucap Lauryn.

"Apa?" tanya pak Ikhsan galak.

"Dia murid baru?" Lauryn bertanya sambil menunjuk pada Oriel. Ia tidak pernah ingat kalau ada laki-laki setampan ini di LHS.

Oriel menepis tangan Lauryn kasar. Ia tidak suka ditunjuk wajahnya.

"Aw. Sakit tau," keluh Lauryn sedikit kesal.

Oriel hanya diam menatap tajam nan menusuk pada gadis bernama Lauryn ini.

Ah. Tatapan mata ini. Lauryn tersenyum miring. Sepertinya ia menemukan mangsa baru yang bisa ia ganggu.

"Lo mangsa gue," ucap Lauryn bangga.

EHH?

Satu-satunya siswi yang paling suka membuat masalah di Lansonia High School, Lauryn A, hanya karena gabut. Kini telah mendapatkan mangsa yang dengan senang hati ia ganggu.

***

Pesan tokoh:

-Jadi anak baik. Jangan dekat sama buaya kayak Brama.
-Deren-

FATE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang