Tanding

16.5K 1K 11
                                    

Ay belum puas kalau ga double update...

WARNING! MULAI DARI SINI HATI-HATI SAMA SIKAP LAURYN DAN ORIEL!

KEBAPERAN PEMBACA, DITANGGUNG SENDIRI

Happy Reading

L

auryn menghela nafas pasrah saat Oriel benar-benar membawanya ke toko buku di salah satu mall yang ada.

Kalau bisa lari, Lauryn akan lari. Tapi, tangannya terus dipegang oleh Oriel. Lauryn curiga, Oriel pasti bisa membaca pikirannya yang ingin melarikan diri.

Langkah kaki Lauryn tertahan di pintu masuk Gramedia. Oriel menoleh ke belakang.

"Kenapa?"

Lauryn menyengir. "Langkah kaki gue berat buat masuk. Rasanya ada yang nahan. Tunda dulu ya main kedalamnya," pinta Lauryn, merayu.

"Gak," tolak Oriel. Ia kembali menarik Lauryn untuk masuk dengannya.

"Gak bisa gue gak bisa masuk. Bagi gue ini tempat terlarang yang wajib gue jauhi," racau Lauryn.

Lauryn menatap horor saat Oriel membawanya ke buku dimana tertulis 'ujian' berada.

"Emang bener-bener ujian yang sulit plus menyulitkan. Itu buku semua kenapa tebelnya segitu? Siapa yang mau baca?"

Oriel mengambil salah satu buku ujian yang ia inginkan, dengan salah satu tangannya yang bebas.

"Mas-mas," panggil Lauryn pada seorang pria yang merupakan salah satu petugas Gramedia.

"Ada yang bisa saya bantu?" tanya petugas pria itu ramah pada Lauryn.

"Saya ada pertanyaan buat masnya. Itu kenapa buku ujiannya banyak jenisnya begitu? Terus kenapa tebel-tebel banget? Emang ada yang minat kalau bukunya setebal itu? Terus itu-mpph."

Oriel terpaksa harus membekap mulut Lauryn yang cukup berisik. Ia menatap tajam kearah petugas pria itu. "Pergi," titah Oriel.

Petugas pria itu tersenyum kikuk, lalu mengangguk mengerti. Ia berlalu pergi meninggalkan mereka berdua.

Oriel masih betah membekap mulut Lauryn. Sedangkan matanya asik membaca buku yang ia baca.

"Mmph...mmph." Lauryn ingin Oriel melepaskannya. Tapi laki-laki itu cuek.

"Diam."

Gimana mau diem kalo dibekap gini, batin Lauryn menjerit.

Lauryn akhirnya memilih menyerah. Ia diam. Tapi ia menemukan sesuatu yang baru. Ia mengendus-endus tangan besar Oriel.

Wangi parfum mint, batin Lauryn kegirangan.

Wangi parfumnya Oriel mengingatkan Lauryn akan makanan.

Lauryn memainkan lidahnya di telapak tangan Oriel. Membuat Oriel tertegun dan segera menarik tangannya menjauh dari bibir Lauryn. Ia menatap tajam pada Lauryn.

"Apa yang lo lakuin?!" tanya Oriel, masih terkejut.

"Gue kira eskrim tadi, makanya gue jilat," jawab Lauryn seadanya. Ia memiringkan sedikit kepalanya. "Kenapa?" tanya Lauryn heran, "kenapa lo liatnya gitu?" jelas Lauryn.

Oriel diam. Ia menatap tajam pada Lauryn.

"Marah?" tanya Lauryn mencoba menebak apa yang ingin dikatakan Oriel. "Salah lo sih. Gue 'kan maunya tadi gangguin mas-mas yang tadi," ucap Lauryn, malas.

FATE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang