Hadiah Plus

11.8K 800 21
                                    

Warning! 17+
Malam Kamis, Ay kasih yang manis.
Apa yang dirasakan, bukan tanggungjawab Ay ya🤫🌚
Yang mau lewatin chapter ini boleh aja sih, tapi selipin votenya ya😌

-Happy Reading-

Jalan yang cukup sepi dengan langit yang masih menghitam, menemani perjalanan Oriel dan Lauryn yang baru saja selesai dalam acaranya.

Ditemani sebuah pisang dalam genggaman tangan Lauryn, gadis itu tampak menikmati acara makannya. Oriel sendiri hanya diam dan fokus pada jalanan. Jalan yang mereka lewati bukan jalanan yang besar, hanya jalan dengan dua arah sekaligus. Hanya satu atau dua motor yang sering menyalip mobil yang mereka tumpangi.

Tidak ada musik yang mengiringi perjalanan keduanya. Mereka lebih memilih untuk menikmati suasana yang tenang di malam hari.

Lauryn kembali mengambil satu buah pisang yang baru, di atas dashboard mobil. Ia dengan tenang mengupas dan kembali memakannya.

"Lau, jangan makan sendiri," ucap Oriel membuka obrolan diantara mereka.

Lauryn tersenyum tipis menanggapi ucapan Oriel. Ia memberikan pisang yang telah ia gigit pada Oriel. "Udah gue gigit, lo mau?" tawar Lauryn.

Oriel tidak menjawab. Laki-laki itu malah membuka sedikit mulutnya dan mendekatkan wajahnya pada Lauryn, dengan kedua mata yang masih menatap lurus ke depan. "A."

Perlahan Lauryn mendekatkan pisang ditangannya, di depan mulut Oriel.

Hap

Satu gigitan masuk kedalam mulut Oriel. Ia kembali ke posisinya semula. Duduk tegap dan fokus kembali menyetir. Mulutnya sibuk mengunyah pisang yang ada di dalam mulutnya.

"Manis ya pisangnya?" tanya Lauryn yang diangguki oleh Oriel.

Keduanya kembali hening. 5 menit Lauryn kembali menghabiskan satu batang cokelat yang ia bawa. Kali ini Lauryn berinisiatif untuk menawarkan pada Oriel, tapi laki-laki itu menolaknya. Oriel menggelengkan kepalanya pertanda tidak mau.

"Okay." Lauryn kembali mengunyah cokelat miliknya.

"Oriel," panggil Lauryn pelan, "boleh gue tanya sesuatu?"

Oriel tidak langsung menjawabnya. Laki-laki itu malah menepikan mobilnya di pinggir jalan. Setelah selesai, ia baru menengok kearah Lauryn. Memandang wajah Lauryn dengan teduhnya. "Tanya aja," balas Oriel pelan.

"Gue cuma mau nanya, kenapa lo berhentiin mobil?" tanya Lauryn tidak paham, "kalau gini makin malam kita nyampe rumah," lanjut Lauryn.

"Gak mau bagi fokus ke yang lain," jawab Oriel. Tangan kanan Oriel terangkat, ibu jarinya mengusap lembut dipinggir bibir Lauryn yang terdapat sedikit noda cokelat. "Cuma buat Lau."

Degh

Debaran jantung Lauryn kembali berdegup kencang. Perasaan ini seperti sudah keseharian Lauryn dari sebelumnya, tapi masih saja tidak baik untuknya.

Tidak bisa Lauryn pungkiri Oriel memang sudah menjadi laki-laki yang istimewa di hatinya. Dan Lauryn sudah yakin dengan perasaannya ini. Perasaan ini yang ingin terus Lauryn rasakan saat bersama seorang Argani Putra Oriel.

Lauryn menahan tangan Oriel yang ingin menjilat bekas cokelatnya. "Jawab pertanyaan gue dulu."

Mata Lauryn menatap cukup intens pada Oriel tanpa ada keraguan. Begitu juga sebaliknya. Oriel tidak memalingkan wajahnya dari Lauryn. Mereka bertatapan hanya dengan jarak 10 cm diantara wajah mereka.

Melihat Oriel mengangguk kecil sekali. Membuat Lauryn kembali bertanya, "apa yang paling lo suka dari gue?" tanya Lauryn penasaran. Ia hanya ingin tahu jawaban seperti apa yang keluar dari bibir tebal sedikit kemerahan milik Oriel.

FATE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang