Balas Dendam

16.6K 1K 25
                                    

Kelas XII IPA 5 memang kelas beruntung. Tidak hanya berisi cogan dan cecan, tapi mereka juga suka mendapat freeclass dadakan di jam pulang.

Brama, Anwar dan Radit susah payah mereka menahan tawa, saat melihat kejahilan Prisil dan Crista pada Lauryn.

Prisil dan Crista memanfaatkan Lauryn yang kini tertidur di kelas. Mereka berdua ingin mengerjai Lauryn kali ini sebagai balasan.

Dengan keterampilan Prisil yang suka makeup dan Crista yang pintar mendandani rambut, keduanya memake over Lauryn.

Pawangnya Lauryn hanya duduk diam saja disamping Lauryn. Oriel hanya fokus membaca bukunya.

"Bagusnya kepang atau jangan?" tanya Crista pada Prisil, dengan nada pelan sekali.

"Kepang aja. Dandanin biar kek siswi culun," balas Prisil, yang diangguki oleh Crista.

Prisil menarik nafas panjang, tinggal bibir Lauryn yang belum kena. Jantungnya berdebar kencang, takut kalau Lauryn akan terbangun.

Please jangan bangun dulu ya, batin Prisil berharap.

Sesaat kemudian, Prisil menghela nafas lega. Bibirnya tertarik keatas. Ia puas melihat wajah Lauryn yang cukup berbeda dari biasanya.

"Bram, kacamatanya siniin," titah Prisil, pelan.

Brama memberikan kacamata yang ada di meja Prisil pada gadis itu.

"Jangan bangun dulu. Please," bisik Prisil.

Setelah usaha Prisil dan Crista sukses. Mereka berdua bertos-ria. Senang dengan niat mereka yang berhasil mengerjai Lauryn.

"Foto buat aib," ucap Prisil, yang diangguki Crista.

Crista memotret Lauryn yang masih tertidur nyaman dengan bantal leher milik Lauryn. "Sil," panggil Crista pelan.

"Apaan?"

"Ko Lauryn malah kelihatan lucu ya kita dandanin?" tanya Crista mengamati foto Lauryn yang berhasil ia dapatkan.

Prisil mendekat, melihat hasil jepretan Crista. "Ck. Emang dasarnya aja tuh cewek cantik, mau didandanin orgil juga gak ngaruh," ucap Prisil sedikit kesal.

"Tapi Lauryn paling gak suka di dandanin cupu, gampang mewek katanya," kekeh Crista yang ingat ketidaksukaan Lauryn pada betina mata empat.

Prisil mengangguk mengiyakan. "Udah kita pergi aja. Jangan sampai ketahuan," ucap Prisil. Ia berlalu pergi dengan Crista ke arah kantin.

Setelah kepergian kedua gadis itu, Brama dan yang lain ikut melihat hasil kerjaan dua gadis itu.

Brama mengulum senyumnya. "Kalau ceweknya cupu modelan Lauryn mah gue mau," ucap Brama pelan.

"Haha," tawa Anwar pelan, "mirip bocah. Beda banget dari yang biasanya," ucap Anwar bercanda.

Radit mengangguk setuju. "Lebih keliatan ceweknya."

Oriel menutup buku yang ia baca. Ia sedikit tertarik dengan apa yang dikatakan oleh teman-temannya. Oriel menoleh pada Lauryn yang tidur menghadap ke arahnya.

Bibir yang kelihatan mungil dengan warna pink merah cerah. Hidung mancung dengan riasan yang membuat wajah Lauryn lebih seperti natural. Jangan lupakan kacamata bulat yang bertengger di pangkal hidungnya.

Lucu jadi gemas batin Oriel. 

Dimata Oriel, yang duduk disebelahnya seperti siswi kutu buku pada umumnya. Hanya saja nilai lebih karena wajah Lauryn yang sedikit mirip wajah orang Asia.

FATE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang