Oriel menghela nafas pelan. Ia kini sudah berada di depan rumah Lauryn. Karena kejadian semalam, Oriel memutuskan untuk menjemput perempuan itu. Tapi, sudah belasan kali Oriel menekan bel, tidak ada jawaban sama sekali dari dalam.
Dengan terpaksa, Oriel mengambil kunci ditempat yang sama seperti Prisil ambil semalam.
Cklek
Hening. Tidak ada suara gadis itu sama sekali.
Apa masih tidur? batin Oriel bertanya.
Oriel menghela napas panjang. Ia membulatkan tekad untuk pergi ke kamarnya Lauryn di lantai dua.
Saat sampai di depan pintu kamar, tiba-tiba saja tangan Oriel sedikit gemetar. Apa ia harus melakukan ini?
Tok tok tok
Oriel memilih untuk mengetuk pintunya dulu. Tapi, sama saja. Tidak ada sahutan apapun. Seperti tidak berpenghuni.
Tok tok tok
Ceklek
Pintu kamar terbuka. Memperlihatkan Lauryn yang sudah siap berangkat dengan sweater biru dongker bertudung di kepalanya.
"Oriel? Ngapain?" tanya Lauryn.
Oriel menatap penampilan Lauryn. Seperti ada yang berbeda dari gadis di depannya ini. Tapi apa?
"Hey, aku nanya loh sama pangeran." Tangan Lauryn melambai di depan wajah Oriel.
Oriel hanya diam. Laki-laki itu menatap mata Lauryn.
"Ada apa?" tanya Lauryn.
Beda. Tatapan matanya berbeda dari Lauryn yang biasanya. Jika Lauryn yang biasa terbilang cukup hangat, yang di depan Oriel justru lebih dingin.
"Sekolah."
"Kamu mau ngajak ke sekolah bareng?" tanya Lauryn lembut.
Oriel hanya mengangguk mengiyakan.
Lauryn tersenyum kecil. "Tunggu sebentar, aku ambil tas dulu." Lauryn kembali menutup pintu kamarnya.
Oriel menatap heran pintu di depannya. Ada apa dengan Lauryn?
Rasanya sangat berbeda. Bahkan gadis itu memakai panggilan aku-kamu?
Jika itu Lauryn yang biasanya. Gadis itu tidak akan mau melakukannya. Karena yang Oriel tahu, Lauryn itu selain gila juga songong. Belum lagi keberisikan yang selalu dibuat oleh gadis itu.
Oriel memejamkan matanya sejenak. Sejak kapan ia jadi seperhatian ini sama gadis itu?
***
"WAH! SEJAK KAPAN PAPI SAMA MOMMY BERANGKAT BARENG?!" ucap Anwar heboh dari koridor kelasnya.
"Wah patut diabadikan nih! Hp mana hp?" tanya Radit sedikit lebay.
Brama memukul ringan tangan Radit. "Tuh di saku baju lo apaan?" tanya Brama tidak santai, "pajangan."
Radit menyengir. "Oiya disini ternyata." Ia mengambil ponselnya lalu memotret Oriel yang jalan bersampingan dengan Lauryn.
"Eh ada yang beda dari Lauryn ya?" tanya Brama seakan baru sadar, jika penampilan Lauryn sedikit berbeda dari biasanya.
"Apaan yang beda? Orang cuma pake sweater doang," sahut Anwar.
"Pantes aja lo jomblo mulu. Kaga bisa peka lo sama cewek," ledek Brama.
Anwar terkekeh. "Itu doang kekurangan gue. Daripada lo, yang suka makan ati," ledek Anwar balik.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATE (END)
Teen FictionCerita On Going ⚠️Dilarang Copas, Plagiat dan melakukan hal-hal seperti plagiarisme ⚠️ Argani Putra Oriel, lelaki yang selalu berani menghadapi bahaya dengan wajah bak malaikat. Persis sekali dengan namanya. Oriel akan menjadi orang pertama yang tur...