Malam Minggu, Ay update, ramein komen kalian ya, ada hama lain nih😂😌
-Happy Reading-
Terhitung sudah dua hari Lauryn dan Oriel tidak masuk sekolah. Kini keduanya mulai kembali hadir karena persiapan ujian yang akan segera dilaksanakan.
Oriel sebenarnya terpaksa masuk karena persiapan untuk juniornya yang ikut lomba olimpiade. Sedangkan Lauryn yang seharusnya masih istirahat, memaksa ikut sekolah dengan tangan yang masih di perban.
Lauryn tinggal di dalam kelas sendirian, saat ini Oriel fokus pada urusannya. "Aaaa, bosen," keluh Lauryn. Ia menelungkupkan wajahnya pada lipatan tangannya.
Oriel mengajaknya pergi ke sekolah pagi sekali. Kelasnya sekarang sudah seperti kuburan kosong.
Suara pintu terbuka mengalihkan perhatian Lauryn pada sang pelaku. Agam. Laki-laki itu datang dengan membawa bingkisan.
Agam bergegas menghampiri Lauryn. Ia mengacak-acak puncak kepala Lauryn dengan gemas. "Kangen gue sama adik kesayangannya gue yang satu ini."
Lauryn bergidik ngeri. "Ih, gak salah lo?!"
Agam memajukan bibirnya hendak mencium puncak kepala Lauryn, tapi terhalang oleh tangan Lauryn yang diperban. Mendadak Agam menatap sendu luka di tangan Lauryn. "Lo kenapa udah masuk? Bukannya lo masih harus istirahat?" tanya Agam beruntun.
Lauryn tertawa garing. "Itu karena gue bosen kalau istirahat dirumah terus. Makanya gue masuk," jawab Lauryn seadanya.
Bibir Agam tertarik keatas membuat senyuman simpul. Ia kembali merapikan anak rambut Lauryn. "Bilang ke gue kalau lo butuh sesuatu, gue ada di pihak lo." Ia memberikan bingkisan yang sengaja ia bawa untuk Lauryn. "Dimakan," ucap Agam.
Lauryn menerima bingkisan dari Agam dan melihat apa isinya. Matanya berbinar. "Bubur sumsum, kan?" tanya Lauryn.
Agam mengangguk mengiyakan. "Dihabisin, nanti kalau lo mau lagi, kita pergi beli bareng," ucap Agam.
"Janji?"
"Iya, bawel!"
"Tumben lo baik sama gue," ucap Lauryn.
"Gue selalu baik sama lo, cuma lo aja yang ngeselin sampai gak sadar kebaikan gue selama ini," balas Agam dramatis.
"Ini nih contoh yang memuji untuk dihina," canda Lauryn.
"Kayak lo enggak aja," cibir Agam, "kalau gitu gue duluan ya. Kabarin kalau lo butuh sesuatu," pamit Agam.
Lauryn kembali merasakan sepi. Ia lantas membuka bingkisan dari Agam untuk ia makan. Mumpung masih hangat. Tapi, Lauryn sedikit kesulitan membuka simpul mati di plastiknya. Hingga sebuah tangan cantik terulur untuk membantunya mengambil alih.
Kepala Lauryn mendongak. Ia melihat Clara yang sepertinya baru saja datang. "Kapan lo datang? Kok gue gak sadar?" tanya Lauryn penasaran.
Clara memberikan kembali bungkusan makanan Lauryn yang sudah ia buka. "Lo terlalu fokus sama buburnya. Sampai gak sadar gue datang. Perlu gue bantu makan?" tawar Clara melihat tangan Lauryn yang masih diperban, sepertinya lukanya belum sembuh.
"Mau jadi babu gue?" tanya Lauryn tidak berperikemanusiaan.
Clara bukannya marah, malah tersenyum simpul lalu mengangguk mengiyakan. Ia senang melihat kembali sifat Lauryn yang ini. "Kali ini aja gratis, nanti perjamnya lo harus bayar," jawab Clara. Ia kembali mengambil stearofoam.
Dengan sendok yang sudah disediakan. Clara mulai menyuapi Lauryn bak anak kecil. Tentu saja Lauryn menurut. "Lo kalau mau nyobain silahkan," tawar Lauryn.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATE (END)
Teen FictionCerita On Going ⚠️Dilarang Copas, Plagiat dan melakukan hal-hal seperti plagiarisme ⚠️ Argani Putra Oriel, lelaki yang selalu berani menghadapi bahaya dengan wajah bak malaikat. Persis sekali dengan namanya. Oriel akan menjadi orang pertama yang tur...